Cerita Supriyadi Terpaksa Jalan Kaki Bopong Jenazah Keponakannya, Sempat Ingin Gunakan Motor

Mirisnya lagi, usai ditemukan, jenazah Husein diantar oleh warga sekitar menggunakan kendaraan roda dua menuju Puskesmas Cikokol.

Penulis: MuhammadZulfikar | Editor: Ferdinand Waskita Suryacahya
TribunJakarta.com/Ega Alfreda
Supriyadi, saat memegang foto almarhum keponakannya, Husein yang tenggelam di Sungai Cisadane, Senin (26/8/2019). 

TRIBUNJAKARTA.COM, JAKARTA - Viral video seorang pria membopong jenazah keponakannya yang meninggal setelah tenggelam di Sungai Cisadane beberapa waktu lalu.

Kejadian tersebut terjadi di Puskesmas Cikokol, Kota Tangerang hari Jumat (23/8/2019).

Sebelumnya diberitakan TribunJakarta.com, Husein (8) dan Fitrah (12) menjadi korban jiwa keganasan Sungai Cisadane saat hendak bermain air sekira pukul 14.30 WIB hari Jumat (23/8/2019).

Jenazah Husein ditemukan lebih dulu oleh warga sekitar yang langsung dibawa ke Puskesmas Cikokol baru setelahnya Fitrah ditemukan meninggal dunia sekira pukul 21.52 WIB oleh Basarnas.

Saat dibawa ke Puskesmas Cikokol, nyawa Husein sudah tidak terselamatkan lagi.

Di sini terjadi drama penolakan jasa ambulans untuk mengantar jenazah Husein ke rumah duka yang hanya berjarak 600 meter dari Puskesmas Cikokol.

"Saya datang ke Sungai Cisadane, keponakan saya sudah tidak bernyawa muka sudah biru semua. Sorenya langsung dibawa ke puskesmas sekitar jam 4 sore ke Puskesmas, tapi ditolak sama pihak sana untuk mengantar jenazah ke sini karena alasan SOP," ungkap Supriyadi paman korban kepada TribunJakarta.com, Senin (26/8/2019).

Mirisnya lagi, usai ditemukan, jenazah Husein diantar oleh warga sekitar menggunakan kendaraan roda dua menuju Puskesmas Cikokol.

Sesampainya di sana, lanjut Supriyadi, enam orang tenaga medis yang menangani Husein pun tak berkutit menanganinya.

"Saya pun enggak bisa memaksakan untuk minta tetap diantarkan," sambung Supriyadi lemas.

Tanpa pikir panjang, Supriyadi yang berpostur tubuh besar langsung membopong jenazah keponakannya yang berselimutkan kain berwarna cokelat.

Secara sigap ia berjalan menuju jembatan penyeberangan dengan niatan untuk membawah jenazah Husein ke rumah duka yang berjarak kurang dari satu kilometer.

"Alasannya simpel karena mau bagaimanapun juga jenazah harus disemayamkan," kata Supriyadi.

Ia bercerita sesaat ingin menaiki jembatan penyeberangan, tiba-tiba ada dermawan yang langsung menawarkan kendaraannya untuk membawa jenazah Husein ke rumah duka.

"Jadi itu keluarga teman ponakan saya yang kebetulan memang ingin menengok," kata Supriyadi.

Sumber: Tribun Jakarta
Halaman 1 dari 3
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved