Menikmati Gultik, Gulai Tikungan Paling Terkenal di Blok M, Tertarik?
Ciri khas dari kawasan Blok M, yang sangat terkenal hingga saat ini, yaitu Gultik atau Gulai Tikungan.
Penulis: Pebby Ade Liana | Editor: Ferdinand Waskita Suryacahya
Laporan wartawan TribunJakarta.com, Pebby Adhe Liana
TRIBUNJAKARTA.COM, KEBAYORAN BARU - Kawasan Blok M, identik dengan pusat perbelanjaan yang cukup legendaris di Ibu Kota Jakarta.
Ketika mendengar kata Blok M, biasanya yang terbayang dalam benak kita pasti merupakan sebuah pasar atau tempat berbelanja.
Namun ada lagi nih ciri khas dari kawasan Blok M, yang sangat terkenal hingga saat ini, yaitu Gultik atau Gulai Tikungan.
Bagi warga Jakarta, rasanya tak afdol jika belum pernah mencicipi rasanya Gultik Blok M.
Pasalnya, Gulai Tikungan yang dijual disini, sudah menjadi jajanan legendaris yang terus laris manis.
"Jadi jajanan yang khas di Blok M itu, ya Gultik. Kalau ke Blok M, orang pasti makannya Gultik. Saya sudah 25 tahun berjualan di sini," kata Prayid, salah satu pedagang Gultik di depan SMA 6 Jakarta, Minggu (25/8/2019).
Gulai Tikungan sendiri, disajikan bersama nasi hangat dan kerupuk untuk tiap porsinya.
Rasanya, mirip seperti tongseng. Hanya saja, Gulai tidak disertai dengan aneka sayuran seperti kol, ataupun tomat bak seporsi tongseng.
"Bumbunya hanya beda sedikit, tapi hampir mirip dengan tongseng. Bedanya kita gak pakai sayuran. Kurang lebih mirip," kata Prayid.
Untuk satu porsi Gultik sendiri, dijual dengan harga Rp 10 ribu per piringnya.
Namun dengan takaran yang tidak terlalu banyak disertai rasanya yang menggugah selera, rata-rata pembeli Gultik makan lebih dari satu porsi.
Didut, salah satu mahasiswa bahkan mengaku biasa menghabiskan empat piring Gultik saat berkunjung ke Blok M saat dirinya merasa lapar.

Menurut Didut, selain porsinya yang tidak terlalu banyak rasa dari Gultik sendiri memang pas untuk lidah orang Indonesia.
"Hari ini hanya makan 2 (piring) karena udah makan. Tapi biasanya tiga atau empat (piring). Enak tau, rasanya sebenernya gurih, manis. Terus dimakan pakai sambel, beh pas banget. Orang Indonesia sukanya gitu kan, pedes tapi ada manis-manisnya," kata Didut.
Untuk bisa menikmati Gulai Tikungan ini, Anda bisa mengunjungi kawasan sekitar Blok M Plaza.
Tepatnya sepanjang jalan di depan SMA 6 Jakarta atau belakang GOR Bulungan, Jakarta Selatan.
Disana, ada banyak sekali penjual gultik.
Namun tak perlu khawatir, rasa dan harga yang ditawarkan masing-masing pedagang tak jauh berbeda.
Gulai Tikungan sendiri buka setiap hari di trotoar sekitar lokasi, mulai pukul 17.00 WIB hingga 1.00 WIB dini hari.
Kisah Supardi, Jualan Gultik Bulungan Sejak 1991, Dulu Seporsi Rp 500

Sehari-hari Supardi berjualan di pinggiran trotoar Jalan Bulungan kawasan Blok M Jakarta Selatan.
Setiap hari, tepatnya pukul 17.00 WIB ia sudah datang untuk mulai berjualan nasi gulai atau gulai tikungan (gultik) hingga dini hari sekira pukul 02.00 WIB.
Diketahui, kawasan Jalan Bulungan memang sudah terkenal dengan kuliner gulai yang sejak lama dan masih menjadi favorit hingga saat ini.
Bersama dengan puluhan penjual lainnya, ternyata Supardi sudah berjualan gultik di lokasi tersebut sejak tahun 1991.
Kepada TribunJakarta.com, Supardi mengatakan kenaikan harga jual pun ia alami berkali-kali dari mulai harga Rp 500 hingga kini menjadi Rp 10 ribu per porsinya.
Ia bahkan kerap menjadi saksi hidup pelanggannya yang bertahun - tahun menyantap gultik buatannya.
"Pelanggan saya ya ada yang dari dulu jaman SMA makan disini sampai dia kuliah kerja bahkan sekarang ada yang jadi pejabat daerah juga tetap makan kesini," ujar Supardi.
Supardi juga menceritakan suka dirasakan selama berjualan di kawasan tersebut.
Dimana dulu bisa berjualan sejak siang hingga dini hari.
Namun, saat ini hanya boleh saat malam hari saja.
"Dulu belum terlalu rapi seperti sekarang, saya juga masih pakai bangku papan kayu untuk pelanggan yang mau duduk, gerobaknya pun ala kadarnya karena masih pakai pikulan, kalau sekarang bawanya sudah pakai gerobak dari rumah," kata dia.
Bahkan, adanya penertiban PKL disekitaran trotoar juga sempat ia alami bersama pedagang lainnya.
Kini, dalam sehari setidaknya ia mampu menjual 100 porsi nasi gulai per hari.
Bahkan saat akhir pekan bisa mencapai 300 porsi.
"Kalau malam Sabtu sampai malam Senin itu disini jangan ditanya lagi ramainya kayak apa, pasti penuh kalau malam, semua pedagang gultik ramai , bahkan saya saja harus dibantu dengan orang lain untuk melayani pembeli," ujar Supardi.
Sensasi Makan "Gultik" Bulungan di Kawasan Blok M, Seporsi Masih Rp 10 Ribu

Di sekitar Jalan Bulungan, Blok M, Jakarta Selatan, menjelang malam menjadi lokasi kuliner "Gultik".
Gultik atau gulai tikungan merupakan istilah beken di mana terdapat sekira kurang lebih 20 penjual gulai yang berderet mangkal di tikungan Jalan Bulungan.
Para penjual sudah mulai berdatangan sejak pukul 17.00 WIB dan berjualan hingga dini hari sekira pukul 03.00 WIB.
Hal tersebut disampaikan langsung penjual gulai bernama Supardi kepada TribunJakarta.com, Minggu (30/9/2018).
Ia menerangkan, gultik merupakan kuliner yang sudah menjadi ikon di Jalan Bulungan karena sudah hadir sejak puluhan tahun silam.
"Dulu kami dagangnya nonstop di sini dari pagi sampai ke pagi lagi. Namun, sekarang cuma mulai dari sore sampai dini hari saja. Mereka datang dari mana-mana, enggak cuma dari Jakarta Selatan saja," ujar Supardi.
TribunJakarta.com tak mau ketinggalan untuk mencicipi nikmatnya hidangan daging sapi berkuah santan tersebut.
Cukup Rp 10 ribu per porsi, kamu sudah bisa menikmati nasi yang disiram dengan panasnya kuah gulai disertai daging kambing dan tambahan kerupuk.
• Pemkot Jakarta Timur Lepas 1.000 Ketua RT, RW dan Jumantik untuk Berwisata di Ancol
• 25 Tahun Jadi Polri, Ipda Erwin Polisi Cianjur Terbakar Sempat Sadar Ketika Dirujuk ke RS
• Paman Bopong Jenazah Ponakan Karena Ditolak Ambulans Sempat Berniat Menggunakan Motor
• Anggota DPRD DKI Jakarta dari PSI Bakal Temui Warga Usai Dilantik dan Mengucap Sumpah Jabatan
Tampak pula ada tambahan bawang goreng sebagai pelengkap.
Tersedia juga tambahan lauk seperti sate telur puyuh, sate ampela dan sate usus dengan harga Rp 5 ribu per tusuknya.
Bagi kamu yang suka pedas, bisa menambahkan sambal sesuai selera dan tak lupa tambahan kecap agar rasanya bervariasi.
Mengusung konsep makanan pinggir jalan, penjual menyediakan bangku plastik disertai meja kecil untuk menyantap gultik.
Terkadang, ada beberapa pengamen yang hadir menghibur pengunjung dengan suara emasnya.
Kuliner gultik di sekitar Jalan Bulungan lebih ramai setiap malam menjelang akhir pekan.
"Pada malam Sabtu, malam Minggu sampai malam Senin tuh ramai banget hingga tempat duduk penuh dan harus antre. Saya pun jual bisa sampai Rp 300 porsi," tutup Supardi.