Cerita Pembunuh Tukang Antar Ayam: Kaus Berlumur Darah Ngaku Dibegal, Diobati Hingga Diongkosi
Pria malang ini mengaku korban begal ke penjual warung kopi. Rupanya, darah di kausnya adalah darah Asbulloh, tukang antar ayam yang baru dihabisinya.
Penulis: Y Gustaman | Editor: Y Gustaman
TRIBUNJAKARTA.COM, DEPOK - Bisa dibilang jarang Asbulloh melintasi Jalan Pulo Mangga yang membelah kebon pisang yang cukup rimbun lagi sepi.
Di kiri dan kanan jalan pepohonan cukup lebat, berjalan di antaranya seperti masuk dalam labirin.
Warga Kampung Pulo Mangga, Kelurahan Grogol, Kecamatan Limo, Kota Depok, pikir-pikir melintasi jalan tersebut malam hari kecuali cukup nyali.
• Tinggal Seatap, Pengantin Baru Ini Tega Perkosa Adik Ipar yang Masih SMP: Khilaf Saya, Sudah 7 Kali
• Sempat Akui KV Ponakan, Istri Muda Pupung Sadili Bocorkan Hubungan Sebenarnya & Singgung Soal Mualaf
• Tukang Antar Ayam Tewas di Kebon Pisang, Istri Ucapkan Ini Lihat Jenazahnya: Saya Kuat, Saya Kuat
Lokasinya Angker
Sejak penemuan mayat beberapa waktu lalu, warga geger lagi setelah menemukan pria berkaus hitam, bercelana jin, terbaring telentang sudah menjadi mayat.
"Namanya Asbulloh, dia adik ibu saya," ujar Syafruddin, keponakan korban di lokasi pada Rabu (28/9/2019).
Warga sekitar menemukan jasad Asbulloh sekitar pukul 09.00 WIB di dekat jembatan Kali Pak Bango, Jalan Pulo Mangga RT 003/RW 003, Grogol, Limo, Depok.
Ada luka lebam, tapi paling jelas luka sayatan di leher, wajah, perut dan kepala korban.
"Dia jarang lewat sini, pasti lewat jalan raya. Ini kan jalur motong ibaratnya," Suharyadi menimpali.
Keponakan korban ini mengakui Jalan Pulo Mangga dikenal angker karena dulu pernah ada begal.
"Memang seram disini" ungkap dia.
Suasana mistis kental terasa apabila melintas di lokasi tersebut pada malam.
"Orang sini juga takut lewat sini malam-malam, seram."
"Habis Maghrib juga sudah sepi gak ada yang berani lewat, paling satu atau dua motor yang lewat," dia menambahkan.
Sehari-hari Asbulloh mengantar ayam hidup ke pedagang eceran di sejumlah pasar di Depok, Bekasi hingga Bogor.
