Sederet Alasan Ayah Aniaya Anak Tiri Hingga Tewas, Ngaku Cuma Bercanda Hingga Pura-pura Sakit Perut

Sejumlah alasan diutarakan Roni ketika polisi menetapkan dia sebagai tersangka

Penulis: Yusuf Bachtiar | Editor: Muhammad Zulfikar
ISTIMEWA
Roni Andriawan pelaku pembunuhan bayi di bekasi 

Laporan Wartawan TribunJakarta.com, Yusuf Bachtiar

TRIBUNJAKARTA.COM, SERANG BARU - Roni Andriawan (39), tersangka kasus penganiayaan terhadap bayi berusia 15 bulan bernama Dianwardah, mengumbar sejumlah alasan ketika diringkus polisi perihal kematian anak tirinya tersebut.

Dianwardah dari hasil pemeriksaan polisi tewas akibat luka benturan benda keras pada bagian kepala. Bayi perempuan itu menghembuskan nafas terkahir mengalami pendarahan pada organ otak sehingga mati lemas pada, Senin (26/8/2019).

Polsek Serang Baru Polres Metro Bekasi setelah kejadian itu langsung menahan Roni, hasil penyelidikan terus mengarah ke pria berusia 36 tahun, hingga akhirnya polisi menetapkan dia sebagai tersangka kasus penganiayaan anak.

Sejumlah alasan diutarakan Roni ketika polisi menetapkan dia sebagai tersangka, adapun menurut polisi, Roni menganiaya korban dengan cara dilempar sebanyak tiga kali, dua diantaranya membentur tembok.

Hal ini dilakukan, masih dalam keterangan polisi, lantaran tersangka kesal dengan sikap bayi yang rewel karena sedang menderita demam.

"Korban sedang sakit, diberikan obat dan diminuni kelapa muda tapi tetap rewel jadi tersangka kesal, lalu dilempar sekali dan dua kali membentur tembok dinding, mengenai kepala dan berkesesuaian dengan hasil otopsi," kata Kapolsek Serang Baru, AKP Wito.

Sementara itu, menurut versi tersangka, semua yang dia lakukan awalnya hanya bercanda. Maksud dilempar-lempar itu kata Roni bukan dalam artian seperti orang yang tengah kesal, melainkan sedang mengajak main agar sang bayi tidak menangis.

"Saya ngajaknya bercanda enggak kepikiran kalo sampe kejedot itu, saya lempar dia-nya (bayi) ketawa-ketawa, saya lempar pertama enggak kena tembok, saya tangkep," kata Roni.

Posisi dia saat itu memang sedang berdua dengan korban, istrinya ketika itu tengah mandi dan dilanjut aktivitas memasak nasi untuk keperluan dagang. Roni membantah jika saat itu dia sedang tidur, justru dia ketika menjaga bayi tersebut sambil menjaga warung makan bebek rica-rica.

"Dia di kamar, saya ngebalik gorengankan, saya ke dalam lagi sambil saya kasi air kelapa paki dot, tapi tetep nangis, saya gendong saya tidurin lagi," ungkapnya.

Sementara itu, menurut keterangan istrinya Danis Aprilia (36), ketika kejadian dia mengaku tidak mengetahui sama sekali, kala itu ia tengah sibuk solat dan memasak nasi di dapur, sedangkan suaminya dan anak kandungnya berada di kamar.

"Posisi terakhir yang saya tahu anak saya lagi tidur cuma emang dia lagi sakit demam, agak rewel, enggak tahu apa-apa di dalam kamar diapain sama suami," kata Danis.

Namun, suaminya bertingkah aneh, dia tiba-tiba merasakan sakit perut dan minta diantar ke dokter. Sementara anaknya sudah terdiam tanpa begerak sedikitpun.

"Dia suruh saya siap-siap minta antar berobat, pas saya gendong anak saya udah lemes tangannya, jidat (dahi) sudah biru, waktu itu saya enggak sempet nanya apa-apa soalnya suami udah nyuruh buru-buru," ungkap dia.

Halaman
12
Sumber: Tribun Jakarta
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved