Kedai Kopi Es Tak Kie Berdiri Sejak 1930, Pemilik Ungkap Alasan Tutup Siang & Rahasia Tetap Eksis

Tak jauh dari bibir gang, terdapat Kedai Kopi Es Tak Kie, kedai yang telah berdiri lama sejak 1930 tahun di sana.

TribunJakarta.com/ Satrio Sarwo Trengginas
Sosok Koh Latief, pemilik Kedai Kopi Es Tak Kie di Gang Gloria pada Minggu (1/9/2019). 

Laporan Wartawan TribunJakarta.com, Satrio Sarwo Trengginas

TRIBUNJAKARTA.COM, TAMAN SARI - Di akhir pekan, ingar bingar pengunjung menjejali Gang Gloria di Jalan Pintu Besar Selatan III, Jakarta Barat.

Tak jauh dari bibir gang, terdapat Kedai Kopi Es Tak Kie, kedai yang telah berdiri lama sejak 1930 tahun di sana.

Siang itu, suasana kedai Kopi Es Tak Kie ramai disambangi banyak pengunjung.

Sebagian besar pengunjung memesan minuman andalan kedai itu, yaitu Kopi Es Susu seharga Rp 22 ribu.

Latief Yulus (70), pemilik generasi ketiga Kopi Es Tak Kie punya banyak cerita tentang sejarah berdirinya kopi yang kini dianggap lawas ini.

Kedai Kopi Es Tak Kie di Gang Gloria pada Minggu (1/9/2019).
Kedai Kopi Es Tak Kie di Gang Gloria pada Minggu (1/9/2019). (TribunJakarta.com/ Satrio Sarwo Trengginas)

Cikal bakal berdiri kedai kopi ini ternyata bermula pada tahun 1927.

Saat itu, kakek dan neneknya jualan makanan maupun minuman dalam gerobak di kawasan Petak Sembilan

"Mereka jualan kwetiau, bubur kacang hijau, dan bubur ayam. Minumnya liang teh," ujarnya kepada TribunJakarta.com pada Minggu (1/9/2019).

Mayoritas pembelinya, lanjut Latief, berasal dari para pedagang sekitar pecinan.

Pedagang Online Diminta Waspada Saat Kopi Darat, Bisa Jadi Pancingan Pelaku Kejahatan

Dulu Bukan Kopi

Keuntungan yang berangsur bertambah, membuat kakeknya, Liong Kwie Tjong, menyewa sebuah gedung berarsitektur Belanda di tahun 1930.

Pemilik gedung yang disewa Liong Kwie Tjong saat itu merupakan orang etnis Cina berbahasa Belanda.

"Keluarga saya dulu bisanya menyewa gedung. Belum bisa beli. Nyewa itu sama orang Cina yang Holland Spreken," kenangnya.

Dulu, kenangnya, lebih banyak pengunjung yang mampir ke kedainya untuk menyantap sepiring bubur ketimbang menikmati kopi yang kini populer.

Halaman
123
Sumber: Tribun Jakarta
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved