Tetapkan Status Siaga Kekeringan, BPBD Kabupaten Bandung Barat Distribusikan 27 Tangki Air Bersih

Kekeringan dan kesulitan mendapatkan air bersih, nampaknya terjadi di sejumlah wilayah selama musim kemarau.

Editor: Muji Lestari
Tangkapan Layar TribunJabar
Distribusi Air Bersih ke Kecamatan Cisarua Kabupaten Bandung Barat. 

TRIBUNJAKARTA.COM - Kekeringan dan kesulitan mendapatkan air bersih, nampaknya terjadi dibeberapa wilayah selama musim kemarau.

Salah satunya di Kabupaten Bandung Barat.

Sejumlah warga di empat kecamatan Kabupaten Bandung Barat (KBB) mengalami krisis air bersih.

Bahkan mereka sampai harus meminta pendistribusian air ke Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD).

Berdasarkan data BPBD KBB, empat kecamatan yang mengalami krisi air bersih yakni, yakni Kecamatan Batujajar, Kecamatan Cipatat, Kecamatan Cisarua dan Kecamatan Cihampelas.

Pelaku Rudapaksa Penumpang Angkot di Tangerang Menangis saat Digiring Polisi

Akhir Tahun 2019 Pemprov DKI Bangun Lagi Rumah Dp Rp 0 di Cilangkap dan Pulo Gebang

Kecamatan Batujajar sampai saat ini telah menerima 20 tangki air dengan kapasitas 5000 liter per mobil tangki.

Sementara itu Kecamatan Cipatat telah menerima 4 tangki air.

Kemudian Kecamatan Cisarua 2 tangki, dan Kecamatan Cihampelas 1 tangki.

Kepala Bidang Kedaruratan dan Logistik BPBD KBB, Dicky Maulana mengatakan, telah menetapkan status siaga kekeringan pada 1 Agustus lalu.

Sampai saat ini, pihaknya sudah melakukan pendistribusian air bersih ke empat kecamatan itu dengan total 27 tangki air bersih.

"Empat Kecamatan yang menerima pendistribusian air bersih itu merupakan daerah yang mengalami krisis air bersih selama musim kemarau ini," ujarnya saat ditemui di Kompleks Pemkab Bandung Barat, Senin (2/9/2019).

BPBD KBB tidak bekerja sendiri dalam menangani kasus kekeringan yang terjadi pada warga.

Dalam pendistribusian air bersih itu, pihaknya bekerjasama dengan Komunitas Aksi Cepat Tanggap (ACT) dan Perusahaan Daerah Air Minum (PDAM) Tirtaraharja selama musim kemarau tahun ini.

"Untuk pengirimannya bertahap, satu kecamatan itu ada yang dua hingga empat kali pengiriman air bersih karena memang sudah krisis," katanya.

Dicky mengatakan, dalam satu tanki air berisi 5000 liter itu bisa memenuhi sebanyak 300 KK jika digunakan hanya untuk kebutuhan sehari-hari seperti mencuci dan mandi.

Kotak Amal di Musala Ini Sudah Tiga Kali Dibobol Maling, Pelaku Masih Berkeliaran

Dilarang Bersihkan Sampah oleh IPC, Petugas Kebersihan Angkat Kaki dari Kampung Bengek

"Kalau digunakan hanya untuk mencuci dan mandi bisa digunakan satu atau dua hari, tapi kalau setiap hari melakukan pendistribusian kami belum bisa karena memang terbatas," ucapnya.

Menurutnya, empat wilayah itu mengalami krisis air bersih selama musim kemarau.

Sebab sumur yang biasa mereka gunakan, saat ini hampir semuanya sudah mulai kering.

Cipatat dan Batujajar Jadi Wilayah yang Paling Parah

Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Bandung Barat (KBB) menyebutkan, Kecamatan Cipatat dan Batujajar wilayah yang paling parah mengalami krisis air bersih saat musim kemarau tahun ini.

Hal tersebut dilihat dari banyaknya permintaan distribusi air bersih dari dua kecamatan tersebut.

Untuk Kecamatan Batujajar BPBD mendistribusikan 20 tanki air bersih dan Kecamatan Cipatat 4 tanki dengan isi satu tanki 5000 liter.

Menurut Dicky Maulana, krisis air bersih yang terjadi di dua wilayah tersebut karena wilayahnya sejak dulu memang sulit air, sehingga saat musim kemarau sangat terdampak.

"Cipatat itu daerahnya memang cukup kering, kalau di Batujajar banyak industri yang memang banyak memerlukan air bersih dari sumber air yang lain," ujarnya saat ditemui di Kompleks Perkantoran Pemkab Bandung Barat, Senin (2/9/2019).

"Pengiriman air itu sesuai permintaan saja, jadi warga lapor dulu ke aparat kewilayahan nanti dilaporkan ke kami. Kemudian kami akan kirim sesuai kebutuhannya," kata Dicky.

Sampaikan Terima Kasih ke Masyarakat Indonesia, Pencari Suaka Bagikan Mawar di Pengungsian

Beredar Bocoran Spesifikasi Samsung Galaxy A90 5G: Mendukung Koneksi Jaringan Generasi Kelima

Dicky mengatakan pendistribusian air bersih akan dilakukan sesuai dengan laporan yang masyarakat minta.

Ia juga mengatakan, pihaknya fokus untuk mengirimkan air pada daerah-daerah yang sudah parah mengalami krisis air bersih.

"Kami fokuskan pengirimannya memang ke daerah yang paling sudah parah mengalami krisis air bersih, sejauh ini baru empat kecamatan yang meminta pengiriman," ucapnya.

Artikel ini telah tayang di tribunjabar.id dengan judul Krisis Air Bersih di KBB, Cipatat dan Batujajar Disebut Jadi Wilayah yang Paling Parah

Sumber: Tribun Jabar
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved