Bosan Ditagih Utang Rp 300 Ribu Pria Ini Bunuh Teman Karibnya, Tertangkap Setelah Buron 18 Bulan

Pria bernama Yogi Saputra ditangkap Tim Tekab 134 Streskrim Polresta Palembang pada Senin (2/9/2019) lalu, setelah satu tahun buron.

Penulis: Muji Lestari | Editor: Y Gustaman
Tangkapan Layar TribunSumsel
Tersangka Yogi saat diinterogasi petugas. 

Laporan Wartawan TribunJakarta.com, Muji Lestari

TRIBUNJAKARTA.COM, PALEMBANG - Sepandai-pandainya tupai melompat, pasti akan jatuh juga.

Perumpamaan itu nampaknya sesuai dengan peristiwa yang dialami pria asal Palembang ini.

Yogi Saputra ditangkap Tim Tekab 134 Streskrim Polresta Palembang pada Senin (2/9/2019) lalu.

Ia disangka membunuh Jay, warga 7 Ulu yang dilakukannya pada 2 Mei tahun lalu.

Kasat Reskrim Polresta Palembang, Kompol Yon Edi Winara, melalui Kanit Tekab Iptu Tohirin mengatakan, tersangka ditangkap di tempat persembunyiannya di Jakarta.

Timnas Indonesia Lawan Malaysia di Kualifikasi Piala Dunia, PSSI Undang Presiden Jokowi ke SUGBK

Anies Sebut Lautan Sampah di Kampung Bengek Akibat Aturan yang Tidak Memberi Efek Jera

Setelah satu tahun buron, tersangka akhirnya ditemukan tim Tekab Polresta Palembang di tempat persembunyiannya di Jakarta.

Yogi kemudian dibawa ke Palembang untuk penyidikan lebih lanjut.

Dilanjutkan Kanit Tekab Iptu Tohirin, selain tersangka, polisi juga menyita barang bukti.

Di antaranya pisau yang tersangka pakai untuk menusuk korban.

Atas perbuatannya, tersangka Yogi diancam Pasal 338 KUHP.

Cerita Penghuni Indekos Sleep Box di Johar Baru, Tempatnya Nyaman dan Harga Terjangkau

Sparta Gigit ART Hingga Tewas, Anjing Milik Bima Aryo itu Rupanya Pernah Tampil di Program Acara TV

"Tersangka saat ini masih diamankan di Mapolresta Palembang guna penyidikan lebih lanjut," terang Tohirin.

Kronologi Pembunuhan

Diketahui pada Rabu (2/5/2018) sekitar pukul 18.00, tersangka bertemu korban di bawah jembatan Ampera.

Menurut pengakuan Yogi, sebelum pembunuhan tersebut, ia dan korban terlibat perbincangan ringan dan sempat minum tuak bersama.

Di tengah perbincangan, lanjut tersangka, korban meminta uang sebesar Rp 300 ribu karena tersangka menggelapkan motor korban.

PSSI Gandeng Mola TV, Laga Timnas Indonesia di Kualifikasi Piala Dunia Bisa Disaksikan di TVRI

Baru Dilantik, Sigit Ungkap Tantangan Terberat Jadi Wali Kota Jakarta Utara

Namun tersangka mengaku hanya menyanggupi membayar sebesar Rp 50 ribu.

Korban pun memaksa tersangka untuk segera melunasi utang.

Tersangka Yogi mengakui perbuatannya telah membunuh Jay yang tak lain teman akrabnya.

"Saya kesal, Pak. Dia (korban) nagih (utang) terus," kata Yogi saat diamankan di Mapolresta Palembang, Selasa (3/9/2019).

Diduga merasa tersinggung oleh kata-kata korban, tersangka langsung memukul korban dengan gelas bekas minum tuak.

Kerja Sama 3 Tahun dengan PSSI, Mola TV Akan Siarkan Semua Pertandingan Timnas Indonesia

Reaksi Bima Aryo Soal Anjing Peliharaanya Diprotes Warga

Setelah itu tersangka menusuk paha kanan korban dengan pisau, yang dibawa tersangka dari rumah.

Korban pun meregang nyawa di tangan tersangka.

Pembunuhan Satu Anggota Keluarga

Ditemukan empat kerangka manusia di halaman sebuah rumah di Desa Pasinggangan, Banyumas, Jawa Tengah.

Tiga dari empat kerangka tersebut merupakan anak Misem yang telah lama dikabarkan merantau, yakni Supratno alias Ratno (51), Sugiono alias Yono (46) dan Heri Sutiawan (41).

Sementara satu kerangka lain adalah cucunya, Vivin Dwi Loveana (22), anak dari Ratno.

Diketahui kerangka itu adalah korban pembunuhan antarsesama anggota keluarga di Banyumas.

Keempat korban dibunuh oleh anak kedua Misem, Saminah (53) berserta tiga anak Saminah, Irvan Firmansyah (32), Achmad Saputra (27), dan Sania Roulita (37).

Selama ini Misem tidak tahu Saminah telah melakukan perbuatan keji terhadap saudaranyas sendiri.

Misem kerap menanyakan kemana perginya anak-anak dan cucunya selama ini.

Tiga Tahun Setelah Disahkan, Perda Kawasan Tanpa Rokok Tak Kunjung Diterapkan

Jasa Raharja Beri Santunan Rp 50 Juta kepada Korban Meninggal Kecelakaan Maut Tol Cipularang

Namun Saminah hanya menjawab bahwa mereka pergi merantau.

Misem selama ini sama sekali tidak mengetahui peristiwa pembunuhan terjadi di rumahnya, Pembunuhan dilakukan pada 9 Oktober 2014.

"Ibu dibawa ke rumah atas keinginan saya. Mending saya ambil soalnya tidak ada sangkut pautnya, malah sering nengahin (konflik)," kata Saminah saat ungkap kasus di Mapolres Banyumas, Jawa Tengah, Selasa (27/8/2019).

Seperti diketahui, saat hari pembunuhan tersebut, Misem terlebih dahulu diungsikan ke rumah Saminah yang berada di sebelah rumah Misem.

Alasannya Misem sedang sakit dan memerlukan perawatan.

Kapolres Banyumas AKBP Bambang Yudhantara Salamun mengatakan, setelah peristiwa berdarah tersebut, Misem tidak langsung kembali ke rumah.

Misem tetap tinggal di rumah Saminah kurang lebih selama satu bulan.

"Hampir satu bulan (setelah peristiwa pembunuhan) Misem tinggal di rumah Saminah yang hanya berjarak lima meter dari rumahnya. Hampir dua minggu tersangka Irvan dan Putra membersihkan rumah tersebut," ujar Bambang.

Selama itu pula, Saminah bersama anak-anaknya berupaya menutupi pembunuhan tersebut. Misem dijaga terus menerus agar tidak sampai masuk ke rumahnya yang menjadi lokasi pembunuhan.

"Mau ke mana dijaga, ke manapun didampingi. Jangan sampai tahu ada darah atau bau apa, jadi dijaga betul agar jangan masuk ke TKP," kata Bambang.

Palang Truk di Exit Tol JORR Arah Kalimalang Kembali Dipasang

Sindir Hotman Paris Sudah Ganti Profesi Karena 2 Hal Ini, Elza Syarief Ngakak: Kebanyakan di Warkop

Para tersangka juga berusaha meyakinkan Misem bahwa ketiga anak dan cucunya pergi meninggalkan rumah.

"Pernah ada tetangga yang menanyakan keberadaan korban, tapi disampaikan mereka semua pergi merantau. Alasan itu pun disampaikan, diyakinkan oleh ibu Saminah kepada ibunya, Misem," ujar Bambang.

Namun setelah hampir lima tahun, peristiwa itu akhirnya terkuak. Berawal ketika Misem meminta Sarman (63), tetangganya, untuk membersihkan kebun belakang rumah, Kamis (22/8/2019) pekan lalu.

Saat itu Sarman mendapati kain dan kerangka manusia yang terpendam di bekas kubangan lumpur. Temuan tersebut akhirnya dilaporkan ke polisi Sabtu (24/8/2019) petang.

"Setelah kejadian itu mereka membuat segala macam aktivitas, kegiatan semua dilakukan di dalam rumah. Mereka termasuk keluarga yang tidak pernah bersosialisasi dengan lingkungan," kata Bambang.

(Sumber: TribunJakarta/TribunSumsel)

Sumber: Tribun Jakarta
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved