Tabrakan Beruntun di Tol Cipularang

Kesaksian Orang Dekat Tentang Subana, Sopir Dump Truck Tersangka Tabrakan Beruntun di Tol Cipularang

Siapa Subana sopir dump truck tersangka dalam kasus kecelakaan beruntun di Tol Cipularang Km 31? Ini kata keluarga dan orang dekatnya.

Penulis: Y Gustaman | Editor: Y Gustaman
Tribun Jabar/Mega Nugraha
Kondisi truk pengangkut pasir merah yang dikendarai Subhan (43) dan ditumpangi istrinya Mani (39) nyaris terjun ke jurang sedalam 20 meter di KM 91+200 Tol Cipularang, Senin (2/9/2019). (Inset) Subana dirawat di Rumah Sakit MH Thamrin Purwakarta. 

TRIBUNJAKARTA.COM, JAKARTA - Polisi menetapkan 2 sopir dump truck sebagai tersangka kecelakaan beruntun di Tol Cipularang Km 91 yang melibatkan 21 kendaraan.

Dua sopir dump truck yang ditetapkan sebagai tersangka adalah Dedi Hidayat dan Subana.

Dedi meninggal setelah dump truck B 9763 UIT yang dikendarainya mengalami kecelakaan tunggal.

Truknya terbalik, dan pasir angkutannya ambyar ke dua ros Tol Cipularang. 

Lalu siapa Subana? TribunJakarta.com mengupas sosoknya dari sejumlah orang dekatnya.

 Ustaz Kampung Tewas Disiram Air Keras Istrinya Diganggu Pelaku, Ini Sederet Faktanya

 Nenek Popon Tewas di Tangan Pemetik Teh, Sakit Hati Namanya Dicatut untuk Ngutang

 Detik-detik Rampok Lucuti Pakaian Karyawati Minimarket, 4 Bulan Kemudian Tewas Ditembak

"Dua tersangka ini membawa material tanah melebihi batas muatan yang seharusnya," ungkap Kapolres Purwakarta AKBP Matrius dalam konferensi pers seperti dilansir Kompas TV, Rabu (4/9/2019).

Menurut Matrius, tersangka S dikenakan 310 ayat 4 dan 310 ayat 3, ayat 2, dan ayat 1 UU No 22 Tahun 2009 Tentang lalu Lintas Angkatan Jalan juncto Pasal 359 dan Pasal 360 KUHP.

"Ancamannya yang tertinggi dari pasal-pasal tersebut adalah enam tahun," sambung Matrius.

Disampaikan Matrius, tersangka S mengakui membawa muatan pasir berlebih dari yang ditetapkan dalam peraturan.

Menurut dia, kapasitas angkut yang diperbolehkan bisa dilihat di buku uji atau buku KIR, yakni untuk truk B 9410 UIU itu adalah 12 ton.

"Dari hasil keterangan saksi-saksi dan tersangka sendiri mengakui bahwa membawa muatan tanah seberat 37 ton. Jadi ada kelebihan 25 ton," ucap dia.

Ia menegaskan tak menutup kemungkinan bakal ada tersangka lain dalam kasus ini. Namun penyidik masih mendalami dan menyidik lebih lanjut.

"Jadi dimungkinkan manajemen dan perusahaan dari angkutan tanah ini kita akan perdalam sebagai saksi dan bisa berkembang sebagai tersangka," beber dia.

Mengingat ancaman pidana di atas 6 tahun penjara, polisi bisa langsung menahan kedua sopir truk.

Dalam kasus tabrakan beruntun pada Senin (2/9/2019), polisi memastikan 8 tewas, 3 luka berat, dan 25 lainnya luka ringan.

Kediaman Subana di RT 02/04 Blok Cidadap, Kecamatan Cikedung, Kabupaten Indramayu, Selasa (3/9/2019).
Kediaman Subana di RT 02/04 Blok Cidadap, Kecamatan Cikedung, Kabupaten Indramayu, Selasa (3/9/2019). (Tribun Cirebon/Handhika Rahman)

Detik-detik Subana Tabrak Mobil di Depannya

Di ruang kemudi, Subana pengemudi dump truck B 9410 UIU ditemani istrinya Mani.

Bersaama Dedi, warga Kabupaten Indramayu ini mengangkut pasir merah dari Gunung Pengantin melebihi kapasitas yang ditentukan. 

Dump truck yang ia kemudikan sesuai ketentuan mengangkut kapasitas 12 ton, namun di hari kecelakaan sampai 37 ton.

Tribun Jabar sempat menemui Subana dan Mani di UGD Rumah Sakit MH Thamrin, Purwakarta.

"Mobil teman ini nyalip saya dengan kecepatan tinggi ke jalur kanan, enggak ada remnya. Setelah itu saya ikuti dia," ujar Subhana.

Subhana tahu truk milik temannya rem blong karena sempat menghubunginya via ponsel.

"Dia telepon saya gimana ini rem enggak ada anginnya," ucap Dedi ditirukan Subana.

Tiba-tiba semua kendaraan di depannya berhenti.

Ia bisa melihat truk yang dikemudikan Dedi terguling.

Truk pasir nomor polisi B 9763 UIT yang dikemudikan Dedi terbalik di Tol Cipularang Km 31, Purwakarta, Senin (2/9/2019) sekitar pukul 12.30 WIB. Kecelakaan tunggal ini menimbulkan tabrakan beruntun yang melibatkan 21 mobil, empat di antaranya terbakar dengan korban 8 meninggal 8, luka berat 3, dan luka ringan 25.
Truk pasir nomor polisi B 9763 UIT yang dikemudikan Dedi terbalik di Tol Cipularang Km 31, Purwakarta, Senin (2/9/2019) sekitar pukul 12.30 WIB. Kecelakaan tunggal ini menimbulkan tabrakan beruntun yang melibatkan 21 mobil, empat di antaranya terbakar dengan korban 8 meninggal 8, luka berat 3, dan luka ringan 25. (Tribun Jabar/Erry Chandra)

"Seingat saya, kecepatan saya 63 km/jam. Di depan saya mobil pada berhenti," ujar Subhana.

Subana berusaha mengerem mobilnya, tapi truknya berat karena memuat kapasitas berlebih.

"Enggak ke rem, jebred jebred jebred, saya nabrak truk boks dan saya banting ke kiri dan nyaris ke jurang," cerita Subana.

Berjuang Keluar Dari Truk di Bibir Jurang

Mani Harus Gendong Subana

Dump truck yang Suban kemudikan berhenti di pinggir jurang, tertahan besi pembatas.

Suban dan Mani harus berjuang keluar dari kabin truk yang berada di tubir jurang sedalam 20 meter.

"Kaca pecah, saya lihat jurang. Sedikit lagi saja, truk saya terjun ke jurang," ujar Suban di ranjang UGD Rumah Sakit MH Thamrin sambil ditemani istrinya, Mani.

Luka di dahi, pelipis, leher dan tangan Suban sudah tertutup perban. Tapi tidak dengan Mani yang hanya lecet.

Setelah tabrakan, Mani keluar lebih dulu lewat pintu kiri meski di bawah moncong truk jurang.

Cerita detik-detik kecelakaan beruntun di Tol Cipularang
Cerita detik-detik kecelakaan beruntun di Tol Cipularang (ISTIMEWA/Tangkap layar Kompas TV)

"Saya paksain ke luar. Saya manjat ke atap mobil, menggelantung. Lalu saya ajak suami saya dan akhirnya bisa nyampai ke atap mobil," kata Mani.

Dari atap mobil, ia baru sadar posisi truk nyaris terjun ke jurang. Ia mengedarkan pandang, empat mobil terbakar.

Mani bingun bagaimana turun dari atap truk. Tak ada orang yang mendengar teriakannya.

"Loncat bakal sulit. Akhirnya saya turun perlahan menuruni atas kepala mobil. Suami saya yang berdarah saya tuntun, saya gendong," ujar Mani.

Keduanya selamat. Ia dibantu sejumlah pekerja proyek PT Jasa Marga dan segera dievakuasi ke RS MH Thamrin.

Dirgakkum Korlantas Mabes Polri Brigjen Pujiyono Dulrachman menjelaskan, kecelakaan beruntun bermula dari kecelakaan tunggal dump truck yang terbalik di kilometer 92.

Saat ada 4 kendaraan mengantre menunggu evakuasi dump truck terbalik, ada dump truck lain bermuatan pasir yang hilang kendali karena rem blong.

"Dump truck bermuatan tanah itu menabrak empat kendaraan yang tengah mengantre," kata Pujiyono.

Di belakang dump truck bermuatan tanah ada 15 kendaraan yang mengalami kecelakaan beruntun.

Jasad korban kecelakaan di Tol Cipularang saat tiba di RS Polri Kramat Jati, Jakarta Timur, Selasa (3/9/2019)
Jasad korban kecelakaan di Tol Cipularang saat tiba di RS Polri Kramat Jati, Jakarta Timur, Selasa (3/9/2019) (TRIBUNJAKARTA.COM/BIMA PUTRA)

Dikenal Pribadi Suka Menolong

Keluarga pasrah jika dalam kasus tabrakan beruntun di Tol Cipularang Km 31, polisi menetapkan Subana sebagai tersangka.

Raminah (50) mengaku terkejut dengan kabar yang menimpa adik kandungnya tersebut.

Ia mengetahui kecelakaan beruntun yang melibatkan Subana dari pemberitaan.

Pada Senin malam ia berangkat menemui Subana yang dirawat di IGD Rumah Sakit MH Thamrin, Purwakarta.

Hanya 1 jam ia menemui sekaligus mendengarkan detik-detik kecelakan langsung dari Subana. 

"Cuma satu jam kemudian pulang lagi," ungkap Raminah saat ditemui Tribuncirebon.com di rumahnya,  Desa Cikedung Blok Cidadap RT 02 RW 04, Kecamatan Cikedung, Kabupaten Indramayu, Selasa (3/9/2019).

Raminah hanya bisa berdoa yang terbaik untuk Subana dan menyerahkan semuanya ke pihak berwajib.

"Namanya juga musibah mas, siapa yang tahu. Kami dari keluarga pastinya ya syok," ujar Raminah.

Subada, Ketua RT 02/04, terkejut dengan yang menimpa warganya itu.

Subana selama ini dikenal sebagai pribadi yang baik dan setia kawan.

Ia juga sering ikut gotong royong dan berbaur dengan warga setempat.

"Subana ini kakak kelas saya dulu waktu sekolah. Beliau kalau pulang ke rumah ya orangnya terbuka, baik, suka menolong kalau temannya sedang kesulitan," ucap Subada.

Setahu Subada, sejak remaja Subana sudah mahir menyetir kendaraan, baik kecil maupun besar. 

Subana sempat menjadi sopir bajaj, taksi, bus, hingga dump truck. 

"Memang kalau menyetir Subana sudah tidak diragukan lagi," ujar dia. (Tribun Jabar/Tribun Cirebon/TribunJakarta.com)

Sumber: Tribun Jakarta
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved