Driver Ojek Online Ini Nyambi Buka Usaha Warung Nasi Padang di Mobilnya: Gratis Es Teh Manis
"Khusus untuk driver online, mereka boleh minum es teh manis atau tawar gratis di sini. Buat masyarakat kecil," tambah Adi.
Penulis: Satrio Sarwo Trengginas | Editor: Erik Sinaga
Laporan Wartawan TribunJakarta.com, Satrio Sarwo Trengginas
TRIBUNJAKARTA.COM, CILANDAK - Di tepi jalan raya Andara, sebuah mobil Avanza hitam terparkir dengan pintu bagasi terbuka.
Dari pintu bagasi yang terbuka itu, tampak sebuah etalase berisi berbagai menu masakan Padang.

Aneka lauk-pauk disajikan di depan lemari kaca itu.
Di antaranya rendang, ayam goreng tepung, ayam gulai, hingga telor dadar.
Tak lupa, terlihat daun singkong rebus sebagai pelengkap yang selalu setia berdampingan dengan lauk-pauk itu kala disantap.
Tampak sebuah spanduk terpasang di kedua sisi mobil hitam itu.
"Ampera Godang, Masakan Padang Serba Rp 10.000," begitu tulisnya.
Di bawahnya tertulis khusus driver online gratis es teh manis.
Mobil itu disulap oleh Adi menjadi warung Masakan Padang Bernama Ampera Godang.
Pria yang bekerja sebagai driver dalam jaringan (daring) itu menyulap mobilnya menjadi warung Padang demi menyambung hidup.
Ia perlu terobosan baru lantaran penghasilannya sebagai driver daring tak cukup untuk membiayai istri dan keempat anaknya di rumah.
"Saya narik dari tahun 2015, tapi makin lama saya enggak puas dengan kebijakan perusahaan aplikasi. Jadi saya harus cari pekerjaan lain yang bisa hidupi keluarga," ungkapnya kepada TribunJakarta.com pada Kamis (5/9/2019).
Adi pun menggandeng rekannya bernama Saleh untuk membantu membangun usaha warung makan di dalam mobil itu.
Hari Perdana Buka Masakan Padang Bareng Saleh
Menyoal makanan Padang yang disajikan, Adi memercayai keahlian Saleh lantaran pintar memasak.
Saleh juga telah lama berkecimpung di warung makan Padang.
Saleh yang mencari rezeki di Sijunjung itu pun mengambil tawaran Adi.
"Karena dia tahu saya bisa masak, saya diajak ke Jakarta untuk membangun usaha ini," beber pria tiga anak itu.
Sejak pukul tiga pagi, mereka berdua telah sibuk di dapur memasak lauk yang bakal dijual begitu matahari menyapa.
Hari ini, merupakan hari pertama Adi dan Saleh membuka warung Masakan Padang di dalam mobilnya.
Adi tampak mondar-mandir membeli perlengkapan dagangan lantaran ia lupa untuk membelinya.
"Saya belum sempat beli nih es batu dan plastik. Belum beli pembersih cuci piring. Makanya masih baru dan mondar-mandir," katanya.
Kebetulan saat Adi dan Saleh membuka warung masakan Padang itu, hari telah beranjak siang.
Tak sedikit para pengendara yang mengenakan jaket hijau singgah untuk mengenyangkan isi perut.
Jika hendak minum, terdapat dispenser plastik berisi teh manis yang diletakkan di atas bangku plastik.
Bila kurang, mereka pun bisa mengisi ulang sesuka hati.
"Khusus untuk driver online, mereka boleh minum es teh manis atau tawar gratis di sini. Buat masyarakat kecil," tambah Adi.
Adi beralasan di Jalan Raya Andara, Pondok Labu, Jakarta Selatan sering dilintasi oleh para pengendara mobil maupun motor daring.
Tak jarang, mereka menepikan kendaraanya untuk sekadar beristirahat di Jalan Raya itu yang berada di bawah kolong tol Depok-Antasari.
"Saya kan anak jalanan, jadi survey tempat karena di sini banyak driver online," bebernya.
Jual Masakan Padang Serba Rp 10 ribu
Tak dimungkiri, harga masakan Padang terbilang mahal bagi masyarakat menengah ke bawah.
Agar bisa dijangkau oleh masyarakat itu, Adi pun mematok harga yang terbilang murah per porsi.
Sebab, target pelanggan yang ia sasar berasal dari pengemudi daring lantaran terbilang banyak berseliweran di Jalan Raya Andara.
"Kita enggak perlu untung gede yang penting ada ujungnya. Saya memasang target pelanggan kebanyakan dari driver online," tambahnya.
Rencananya tak hanya sampai di situ, Adi pun berniat untuk melebarkan usahanya.
"Ini belum full, rencananya mau ada meja dan juga jual minum," sambungnya.
Lebih Murah
Seiring bergeraknya zaman, banyak penjual yang memindahkan lapak jualannya ke dalam kendaraannya.
Selain lebih murah, lapaknya bisa berpindah-pindah tempat demi menjangkau para pembeli.
• Kecelakaan Tol Cipularang: Tersangka Sopir Meninggal, Warga Korsel Menolak Dirawat di Indonesia
• Idap Penyakit Langka, Kondisi 2 Gadis Ini Memilukan: Jari Tangannya Memendek & Kulitnya Penuh Luka
• Berkedok Petugas Lapangan, 10 Pemuda Curi Kabel Telkom Puluhan Meter
Adi pun salah satunya yang sepakat dengan anggapan itu.
Ia juga tak perlu membayar sewa tempat yang terlampau tinggi ketimbang mengontrak di sebuah kios.
"Kalau di kios kan kita harus mengontrak dulu. Terus banyak aturannya. Lebih baik naik mobil enggak ada yang melarang," terangnya.
Namun, Adi harus siap untuk "kucing-kucingan dengan Satpol PP apabila hendak menertibkannya.
"Ibaratnya kita lagi nyangkul kan sekarang. Kalau satpol pp datang yaudah kita kucing-kucingan. Kita mau ubah nasib yang penting halal," tandasnya.