Mahasiswa ITB Gantung Diri, Ketua RT Teringat Perilaku yang Buat Heran: Saya Jadi Bertanya-tanya

Ketua RT teringat perilaku Muhtar Amin yang sempat buatnya heran sebelum bunuh diri.

Penulis: Siti Nawiroh | Editor: Siti Nawiroh
Tribunnews
Ilustrasi Bunuh Diri 

Apalagi ketika depresinya kembali melanda. Ia takut sendirian

"Dalam hidupku aku bukanlah orang yang punya banyak teman. Aku tidak pandai bergaul. Keberadaan sesorang dan ketiadaan sesorang sangat berarti bagiku. Maka dari itu aku takut.

Aku takut kalau selama ini aku terlalu clingy kepada orang-orang yang mengenalku. Aku takut sendirian. Ketika aku Depresi aku merasa sangat sendirian. Tidak ada yang dapat aku ajak curhat. Tidak ada yang dapat aku peluk. Tidak ada yang bilang kepadaku kalau dia mengerti dan mau menenangkanku,""Saat aku Depresi aku merasakan ketiadaan itu jauh lebih baik dari pada keberadaan. Setiap waktu yang berlalu terasa menusuk. Pekerjaan semuanya tertunda. Apapun tidak ingin dilakukan. Yang diinginkan adalah ketiadaan.

Aku masih merasa aku tidak benar-benar sembuh dari Depresi. Kalau Depresi itu dianalogikan sebagai ruangan aku sekarang hanya berhasil keluar dari ruangan itu. Sangat mungkin aku untuk kembali ke ruangan itu bahkan terjerumus ke dalam sumurnya yang dalam,"Setelah itu, Muhtar Amin sempat mengungkapkan bahwa ia akan berjuang untuk melawan depresinya.

Hal itu akan ia lakukan untuk keluarga dan teman-teman yang selama ini sudah mendukungnya.

"Maka ketika ada temanku yang Depresi aku ingin berusaha membantunya. Apalagi kalau teman itu adalah orang yang paling aku sayangi. Temanku, kamu tidak perlu khawatir. Kita akan lalui ini bersama-sama. Bukankah ini menakjubkan? Aku dan kau adalah makhluk yang sangat kompleks. Namun kita dapat bertemu dalam waktu dan tempat yang dekat seperti ini! Apabila keajaiban itu ada bukankah inilah keajaiban. ;),"Setelah tulisan ini dibuat, beberapa bulan kemudian, Muhtar Amin nekat melakukannya, yakni gantung diri.

Bahkan berdasar rekam jejak pendidikannya, Muhtar Amin telah berprestasi sejak kecil.

Pembantu Rektor Bidang Administrasi Umum, Alumni dan Komunikasi Institut Teknologi Bandung (ITB), Miming Miharja, menyebut bahwa indeks prestasi kumulatif (IPK) pada studi S2-nya, Muhtar Amin mendapat angka hampir sempurna.

"IPK S2 (Pascasarjana) almarhum juga mencapai 3.88 skala 4.0, anaknya pandai dan sangat rajin ya. Jadi dalam konteks kinerja belajar mestinya tidak ada masalah, karena baik-baik saja ya," ujar Miming menjelaskan.

Bahkan sejak SD, Muhtar Amin sudah mengikuti Olimpiade Sains Nasional di bidang IPA.

Karena prestasi itu aku mendapatkan beasiswa di SMP di Semarang.

Setelah lulus SMP, Muhtar Amin melanjutkan sekolah SMA di Turki.

(TribunJabar.id/TribunnewsBogor.com)

Sumber: Tribun Jabar
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved