Ogah Terima Uang Receh hingga Gedor Bodi Mobil, Preman Tukang Palak Tanah Abang Terancam 9 Tahun Bui
Keempat tersangka ini berhasil dibekuk oleh pihak Polsek Metro Tanah Abang, Jakarta Pusat, pada kemarin atau Kamis (5/9/2019) sore.
Penulis: Wahyu Aji Tribun Jakarta | Editor: Ferdinand Waskita Suryacahya
TRIBUNJAKARTA.COM, TANAH ABANG - Sekelompok pemuda tanggung bertindak preman dengan memalak pengguna kendaraan yang terjebak kemacetan di Pasar Tanah Abang menghebohkan jagat media sosial, Kamis (5/9/2019).
Aksi preman jalanan yang terang-terangan memalak pengendara di tikungan jalan itu tertangkap kamera seseorang yang sedang melintas dan mengunggahnya lewat akun Twitter @giewahyudi.
Dalam tayangan video terlihat 4-5 orang pemuda tanggung menghadang sebuah mobil minibus yang berbelok perlahan di pertigaan jalan, di tengah kemacetan lalu lintas.
Tiga pemuda mengerubuti sopir mobil seperti meminta sesuatu, sementara seorang pemuda berdiri di tengah jalan menghalangi mobil berjalan.
Aksi serupa mereka lakukan terhadap mobil boks yang berjalan di belakang mobil tersebut.
Aksi premanisme terang-terangan itu menuai beragam tanggapan dari warga net.
Sebagian besar warga menyayangkan Pasar Tanah Abang yang diklaim pusat tekstil terbesar di Asia Tenggara namun kini kondisinya dinilai semrawut, kumuh, dan tidak aman.
Ada pula warga yang mengeluhkan harus membayar parkir lebih besar dari ketentuan karena dipalak preman.
Diringkus polisi di hari yang sama

Sejumlah orang tersebut berhasil diamankan pihak aparat kepolisian Polsek Metro Tanah Abang, Jakarta Pusat.
"Empat orang itu preman dan telah kami tetapkan sebagai tersangka," kata Kapolsek Metro Tanah Abang, AKBP Lukman, saat konferensi pers di kantor Polsek Metro Tanah Abang, Jakarta Pusat, Jumat (6/9/2019).
Lukman menjelaskan, para tersangka ini melakukan pemalakan terhadap sopir-sopir mobil yang berasal dari Tasik, Jawa Barat.
"Jadi modusnya mereka ini menunggu para pedagang Tasik yang keluar dari Blok F Tanah Abang. Terutama mereka yang sering nongkrong dan sering melakukan pemalakan di sekitar situ," jelasnya.
Aksi pemalakan tersebut, lanjutnya, dilakukan setiap Senin sampai Kamis.
Sebabnya, hari tersebut merupakan momentum yang terkenal sebagai (hari pasaran).