Kisah Edi, Penjual Senjata Angin Keliling Jual Khusus untuk Pemburu Tikus, Burung dan Maling
Dalam sehari, Edi bisa meraup Rp 50 ribu hingga Rp 100 ribu dari satu senjata yang laku terbeli.
Penulis: Satrio Sarwo Trengginas | Editor: Wahyu Aji
Laporan Wartawan TribunJakarta.com, Satrio Sarwo Trengginas
TRIBUNJAKARTA.COM, JAGAKARSA - Edi (63) melangkah cepat menyusuri tepi jalan raya sembari memanggul tumpukan senapan angin yang diikat erat di kedua ujungnya oleh tali karet hitam.
Ia berkeliling menjajakan senapan angin itu ke permukiman warga di sekitar wilayah Jagakarsa, Jakarta Selatan.
Biasanya, Edi mulai menjajakan senjata anginnya sejak pagi dari rumahnya di Bekasi menuju Ibu Kota untuk berjualan senjata angin.
Edi juga membawa peluru khusus senjata angin berwarna perak di dalam saku celananya.
Bila peluru habis, peluru itu bisa dibeli di toko olahraga.
Ketika menelusuri permukiman, potongan kardus sengaja diletakkan di pundak kirinya sebagai alas untuk memanggul senapan angin itu.
Sebab, senjata angin berbahan material besi dan kayu ini terbilang berat.
Berat satu buah senjata ini saja bisa berkisar antara 4 hingga 4,5 kilogram.
Saat itu, ia membawa empat buah senjata laras panjang.
Bisa dibayangkan beratnya mencapai hampir 15 kilogram itu.
Meski hari masih pagi, namun terik matahari mulai terasa menyengat kulit.
Ia pun telah menyediakan satu buah kain untuk membasuh peluh kala meniti jalan serta topi untuk meredam panas yang mendidihkan kepala.
Bernilai Jutaan Rupiah

Senjata angin ini, lanjut Edi, dikirim langsung dari Surabaya, Jawa Timur.