Kisah Edi, Penjual Senjata Angin Keliling Jual Khusus untuk Pemburu Tikus, Burung dan Maling
Dalam sehari, Edi bisa meraup Rp 50 ribu hingga Rp 100 ribu dari satu senjata yang laku terbeli.
Penulis: Satrio Sarwo Trengginas | Editor: Wahyu Aji
Ia dan beberapa pedagang lainnya kemudian yang menjajakan senjata angin ini keliling.
Sedangkan, hasilnya ia setorkan kepada pengusaha senjata angin itu.
Edi mengaku telah bertahun-tahun jualan senjata angin itu.
"Sudah hampir 30 tahun jualan senjata angin itu. Modelnya berubah-ubah. Bukan sekarang aja saya jualan," ungkapnya kepada TribunJakarta.com pada Selasa (10/9/2019).
Harga senjata angin yang dijualnya bervariasi tergantung ukuran dan daya tembak.
Ia menjual mulai dari harga Rp 800 ribu hingga Rp 2,5 juta.
"Masih bisa nego, kalau yang ukurannya lebih panjang dan lebih kencang harganya lebih mahal," terangnya.
Dalam sehari, Edi bisa meraup Rp 50 ribu hingga Rp 100 ribu dari satu senjata yang laku terbeli.
Namun, seringnya ia pulang tanpa membawa uang sepeser pun.
Kendati demikian, ia lebih memilih menjemput bola kepada warga menawarkan dagangannya ketimbang membuka lapak.
Senjata angin itu banyak dijual di Pasar Jatinegara, Pasar Tanah Abang hingga daerah Senen.
Khusus untuk Usir Binatang hingga Maling
Edi tak jarang dijauhi warga yang takut lantaran ia membawa senjata angin itu berkeliling permukiman.
Pasalnya, mereka mengira senjata angin itu merupakan senjata api. Padahal, bukan.
"Ada aja orang yang ngomong takut. Bilangnya serem," bebernya.
Namun, tak sedikit masyarakat yang menyukai jualan Edi itu.
Banyak masyarakat yang membutuhkan senjata angin itu untuk mengusir binatang pengganggu.
"Biasanya untuk nembak tikus dan burung. Tapi mereka juga suka beli senjata api saya alasannya buat nakut-nakutin maling," ujarnya.