Anak Jadi Korban Bully, Ibu Fatir Ahmad Bongkar Percakapan dengan Orangtua Terduga Pelaku: Ngelak
Fatir Ahmad (6) meninggal dunia setelah dibully teman sepermainannya yang berinisial I, di Bekasi, Jawa Barat.
Penulis: Rr Dewi Kartika H | Editor: Rr Dewi Kartika H
TRIBUNJAKARTA.COM - Fatir Ahmad (6) meninggal dunia setelah dibully teman sepermainannya yang berinisial I, di Bekasi, Jawa Barat.
Ibunda Fatir Ahmad, Sri Ani Lestari (38) mengatakan putranya ditendang dan dipukul I.
TONTON JUGA
• Sang Ibu Terus Menangis Arwah Fatir Bocah Meninggal Korban Bully Datangi Temannya, Titip Pesan Ini
Dikutip TribunJakarta.com dari TribunJabar.com Sri Ani Lestari mengaku sempat meminta pertanggungjawaban kepada keluarga terduga pelaku berinisial I.
Mulanya Sri Ani Lestari, membeberkan kronologi dari peristiwa yang merenggut nyawa sang putra yang berwajah tampan itu.
Sri Ani Lestari mengaku melihat Fatir Ahmad sedang bermain dengan beberapa temannya di kompleks rumahnya.
Kemudian, Sri Ani Lestari meminta Fatir Ahmad untuk masuk ke dalam rumah untuk mandi. Ketika itu sekitar pukul 15.00 WIB.
Namun, Fatir Ahmad menolak ajakan ibunya lantaran masih ingin bermain.
Belum juga Sri Ani Lestari masuk ke dalam rumah, ia mendengar anaknya menangis.
• Elza Syarief Ngadu ke Jokowi hingga PBB, Hotman Paris Terkekeh: Udah Gak Masuk Akal Omongan Si Nenek
TONTON JUGA
Ketika, Sri Ani Lestari berada di teras rumah.
Ia lantas menghampiri Fatir Ahmad yang menangis.
Anaknya memberi tahu ia dipukul oleh temannya yang berinisial I.
Sri Ani Lestari kaget, ia kemudian bertanya lebih lanjut mengenai dugaan pemukulan itu.

• Minum dengan Cara Tak Biasa di Tengah Kajian, Ustaz Abdul Somad dan Aa Gym Buat Peserta Heboh
Dia sempat bertanya, apakah anaknya merasa kesakitan.
Namun, Fatir Ahmad menjawab, ia tak mengalami sakit.
"Karena anak saya menjawab kayak gitu dan tidak kelihatan ada luka, saya tidak menegur anak itu (inisial I)," ujar Sri Ani Lestari dikutip TribunJakarta.com, pada Selasa (10/9/2019).
Ia juga tak memperpanjang masalah tersebut.
Pasalnya, Sri Ani Lestari tak ingin ribut dengan tetangga.
• Disebut Elza Syarief Diam Saat Dirinya Dimaki, Sikap Hotman Paris di Balik Layar Dibongkar Produser
Sepenglihatan Sri Ani Lestari, anaknya hanya bermain dengan teman berinisial I.
Sedangkan, teman-teman lainnya, posisinya berada jauh dari Fatir Ahmad dan I.
Setelah pemukulan tersebut, kondisi kesehatan Fatir Ahmad semakin memburuk.
Pada tanggal 30 Agustus 2019, Fatir Ahmad meninggal dunia, di Rumah Sakit Polri, Kramat Jati.
Sebelum tutup usia, Fatir Ahmad sempat mengadu kepada ibunya jika I memukul keras rahangnya.
Sri Ani Lestari langsung menelepon orangtua I menuntut pertanggung jawaban.

• Tewas Setelah Berkelahi dengan Polisi Karena Masalah Tilang, Kondisi Jasad Z Buat Ayahnya Kaget
"Ketika anak saya menceritakan di rumah sakit bahwa telah dipukul rahangnya oleh inisial I itu, saya langsung telepon orang tua I itu," ujar Ani saat ditemui Tribuncirebon.com, Senin (9/9/2019), di Kecamatan Leuwimunding, Kabupaten Majalengka.
Wanita yang sering disapa Ani itu menceritakan, saat ia menelepon orang tua I bahwa anaknya telah memukul korban, orang tua inisial I mengelak.
Diceritakan dia, alasan mengelak karena orang tua I merasa bahwa yang memukuli korban tidak hanya anaknya.
• Siap-siap Pembukaan CPNS 2019, Intip Panduan Menjawab Soal TKP, TIU dan TWK Demi Lolos Tes
"Ngelaknya ya gitu, merasa bahwa bukan cuma anaknya yang mukuli anak saya, harusnya kalau sudah sering melihat anak-anak berantem, ya, dipisahkan, jangan diam saja," ucap dia.
Ani juga menambahkan, saat kejadian pemukulan itu, sebenarnya ibu dari inisial I itu tahu bahwa anaknya sudah memukul korban.
• Sempat Dikira Hilang, TN Tewas Ditebas Istri Pakai Kapak & Jasad Dikubur ke-2 Putranya di Halaman
Namun, menurut Ani, tak ada niatan untuk bertanya atau menghampiri korban melihat kondisi setelah dipukul oleh I.
"Waktu sore itu pas kejadian, temannya kan ngomong ke ibunya (Ibu I) bahwa anaknya sudah memukul Fatir, tapi dia (ibunya) sama sekali tidak menghampiri untuk sekadar menanyakan kondisi, sama sekali tidak," kata Ani.
"Setelah ortunya ngelak terus, saya coba mengibaratkan kalau dibalik kayak gitu, anaknya yang jadi korban, dan anak saya jadi pelaku. Setelah itu mereka diam," ujarnya.
Fatir Ahmad Muntah-muntah hingga Rahangnya Tak Bisa Dibuka
Bocah yang meninggal setelah dibully, Fatir Ahmad mengalami sejumlah tanda-tanda pada tubuhnya.
Ia mengalami muntah-muntah.
Sri hanya mengira muntah tersebut akibat tonjokan.
Kemudian, ia memberikan tolak angin dan minyak kayu putih kepada anaknya.
Kondisi Fatir Ahmad tak kunjung tak membaik.
• Garang Laporkan Hotman Paris Show, Elza Syarief Disebut Produser Tetap Terima Honor: Tak Ada Pesan
Pada hari kedua setelah pemukulan, korban tak bisa menggerakkan ketiaknya.
Di ketiak Fatir Ahmad ada tiga benjolan.
Fatir Ahmad, kata Sri Ani Lestari, tidak bisa mengangkat ketiaknya.
"Saya langsung oleskan freshcare untuk menghilangkan benjolan tersebut," ucapnya.
Hari berikutnya, Fatir Ahmad tidak bisa membuka mulutnya.
Karena mulut korban tidak dapat dibuka, ia kesulitan mengonsumsi makanan.
• Elza Syarief Merasa Dijebak, Produser Hotman Paris Show Bongkar Fakta Dibalik Layar: Gak Bener, Bos!
Ada pembengkakan juga yang terjadi di rahang Fatir Ahmad.
"Saya kira itu amandel, soalnya ada bengkakkan juga di rahangnya, saya juga sempat manggil tukang urut. Namun di tengah malam pukul 02.00 WIB, anak saya makin parah dengan kondisi kejang-kejang," ujar Sri.
Setelah melihat kondisi anaknya kejang-kejang, Sri Ani Lestari berserta suami langsung membawa anaknya ke tukang spesialis syaraf.
Namun, ia ditolak oleh pihak tersebut.
Usaha Sri Ani Lestari tak berakhir, ia membawa putranya ke Rumah Sakit Bekasi.
Tapi ia bernasib sama seperti rumah sakit sebelumnya.
"Ya sudah karena ditolakin smeua, saya langsung bawa ke Rumah Sakit Polri di Kramat Jati, Jakarta Timur," katanya.
• Diajak Aa Gym Minum dengan Cara Tak Biasa di Tengah Kajian, Ustaz Abdul Somad: Baru Seumur Hidup Ini
Saat dirawat, nyawa Fatir Ahmad tidak tertolong.
Ia meninggal pada 30 Agustus 2019 sekitar pukul 12.00 WIB.
Ibunda korban, Sri Ani Lestari mengatakan, awalnya Rumah Sakit Polri tidak mengetahui gejala apa yang diderita oleh anaknya.
Ia menambahkan, sampai 3 dokter tidak tahu apa yang menyebabkan anaknya kejang-kejang seperti itu.
"Prediksi awal anak saya mengidap penyakit tetanus, tapi ketika diperiksa tidak ada luka atau goresan di tubuh anak saya. Maka langsung lakukanlah rontgen, tapi 3 dokter tidak mengetahui penyakit apa yang diderita anak saya, soalnya anak saya kejang kayak tetanus tapi tidak ada luka di tubuhnya," ujar Sri Ani Lestari, Senin (9/9/2019).
Ani menambahkan, setelah melakukan pemeriksaan lebih lanjut, akhirnya diketahui bahwa penyakit korban bullying tersebut berasal dari rahang.
Ia mengatakan, saat diketahui penyebabnya, ternyata lidah anaknya tersebut sudah tergigit dan dalam kondisi kritis.
"Setelah diketahui dan anak saya dalam kondisi kritis, saat mau pakai selang untuk paru-paru anak saya sudah tidak ada," ucap dia. (TRIBUNJABAR/ TRIBUNCIREBON)