Kakak Adik Diduga Keracunan Nasi Goreng dari Sekolah, Sang Adik Akhirnya Tewas
Seorang bocah berusia 3 tahun diduga tewas usai mengonsumsi nasi goreng yang dibawa kakaknya, seorang siswa SDN 19 Tugu Utara, Koja, Jakarta Utara.
Penulis: Gerald Leonardo Agustino | Editor: Suharno
Laporan Wartawan TribunJakarta.com, Gerald Leonardo Agustino
TRIBUNJAKARTA.COM, KOJA - Seorang bocah berusia 3 tahun diduga tewas usai mengonsumsi nasi goreng yang dibawa kakaknya, seorang siswa SDN 19 Tugu Utara, Koja, Jakarta Utara.
Nasi goreng itu didapatkan kakak korban dari Pemberian Makanan Tambahan Anak Sekolah (PMT-AS).
"Jadi anak itu dapet jatah nasi goreng di sekolah. Nasi goreng itu udah diinfokan, harus makan di sekolah jangan dibawa pulang," kata Kasudin Pendidikan Wilayah II Jakarta Utara, Momon Sulaeman, Jumat (13/9/2019).
• VIDEO VIRAL Siswa SMP Bawa Parang Gara-gara HP-nya Disita Guru, Begini Nasib Sang Siswa Sekarang
• VIDEO VIRAL Pengendara Keluarkan Jurus Kanuragan saat Kena Tilang, Begini Nasibnya
Momon menuturkan, saat diberikan kepada kakak korban, guru SDN 19 Tugu Utara mengimbau bahwa nasi goreng itu tak bisa dimakan di atas jam 12 siang.
Akan tetapi, menurut Momon, nasi goreng itu dibawa pulang oleh kakak korban ke rumahnya.
Nasi goreng itu pun dimakan oleh korban dan kakaknya ketika sampai di rumah.
"Itu dimakan jam 3-an (sore), nasi goreng itu udah basi. Guru juga udah ngasih tau, itu nasi goreng jangan dimakan di atas jam 12," jelas Momon.
Setelah memakan nasi goreng tersebut, korban dan kakaknya mengalami masalah kesehatan.
"Dimakan juga sama adiknya. Adiknya punya riwayat sakit juga, saya wawlahualamam ya, ada paru-paru, jantung gitu kan. Itu menurut neneknya. Lantas masuk rumah sakit," kata Momon.
• Kebakaran Capai Puncak Gunung Merbabu, Lima Jalur Pendakian Masih Ditutup Sementara
• Masa Depan Pelatih Timnas Indonesia Simon McMenemy Ditentukan dalam Seminggu Ini
Korban pun meninggal dunia setelah sempat dilarikan ke rumah sakit, sementara kakak korban sempat mengalami muntah-muntah usai mengonsumsi nasi goreng itu.
"Yang korban bukan anak sekolah tapi adiknya. Dia belum sekolah usia 3 tahun. Kakaknya sempet mual-mual juga," kata Momon.
Adapun menurut Momon, nasi goreng PM-TAS tersebut juga diberikan kepada murid SDN 19 Tugu Utara lainnya, namun tak ada yang mengalami masalah kesehatan seperti korban.
"Tapi yang dapet nasi goreng itu semua murid kan. Karena kondisinya kedua anak itu kurang sehat makanya begitu," ucap Momon.
"Tapi siswa lainnya nggak ada masalah. Karena anak itu kondisi lagi sakit aja makanya gitu," tutup Momon. (*)