Kebakaran Hutan

Bayi Berusia 3 Hari Meninggal Karena Kabut Asap Kebakaran Hutan di Riau, Dokter Beberkan Penyakitnya

Bayi berusia tiga hari meninggal dunia akibat kabut asap kebakaran hutan di Pekanbaru. Hal yang sama terjadi di Palembang. Dokter beri penjelasan.

Penulis: Suharno | Editor: Muhammad Zulfikar
Istimewa
Sejumlah keluarga melayat ke rumah bayi yang meninggal dunia diduga akibat terpapar kabut asap karhutla di Kelurahan Kulim, Kecamatan Tenayan Raya, Pekanbaru, Riau, Kamis (19/9/2019). 

Kualitas udara sangat tidak sehat hingga berbahaya.

Dampak dari buruknya kualitas udara, sudah sangat banyak warga yang terpapar asap.

Mulai dari anak-anak, orang dewasa hingga lansia.

Bayi 4 Bulan Meninggal Dunia

Ngadirun (34) ayah dari Elsa Pitaloka bayi berumur 4 bulan yang meninggal akibat terkena radang paru-paru.
Ngadirun (34) ayah dari Elsa Pitaloka bayi berumur 4 bulan yang meninggal akibat terkena radang paru-paru. (KOMPAS.COM/AJI YK PUTRA)

Tidak hanya di Pekanbaru, kejadian serupa juga terjadi di Palembang.

Direktur Rumah Sakit Islam (RSI) Ar-Rasyid Palembang Toni Siguntang mengatakan, hasil diagnosis penyebab bayi berumur empat bulan bernama Elsa Pitaloka meninggal, karena mengalami radang paru-paru serta radang selaput otak.

“Kecurigaan kita meninggalnya pasien itu akibat peradangan selaput otak. Apakah penyebabnya karena kabut asap, kita tidak tahu,” kata Toni, Selasa (17/9/2019).

Diuraikan Toni, anak dari pasangan Ngadirun (34) dan Ita Septiana (27) yang merupakan warga Desa Talang Bulung, Kecamatan Talang Kelapa, Kabupaten Banyuasin, Sumatera Selatan, itu pertama kali datang ke RSI Ar-Rasyid Palembang pada Minggu (15/9/2019) sekitar pukul 11.50WIB.

Bayi itu langsung masuk ke ruang Instalasi Gawat Darurat (IGD). Ketika itu, kondisi kesadaran Elsa terus menurun.

Bayi itu pun diketahui mengalami demam dan batuk pilek sejak sepekan sebelumnya.

"Saat dilakukan pemeriksaan fisik dan penunjang di IGD, terdapat napas cuping hidung dan terdengar suara bronchi di daerah paru-parunya. Itu menunjukkan adanya infeksi saluran pernapasan bawah. Dari laboratorium menunjukkan tanda-tanda infeksi. Leukosit (sel darah putih)-nya tinggi,” jelas Toni.

Tim dokter sempat melakukan tindakan awal dengan memberikan oksigen serta antibiotik serta melaporkan kondisi Elsa ke dokter spesialis anak.

Elsa sempat disarankan oleh dokter anak untuk segera dirujuk ke RSUP dr Mohammad Hoesin (RSMH) Palembang.

Namun, sistem informasi rujukan terintegrasi (sisrute) online menujukkan kondisi ruang pediatric intensive care unit (PICU) penuh sehingga harus menunggu.

Elsa pun dirawat di bangsal anak sembari menunggu rujukan.

Halaman
123
Sumber: Kompas.com
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved