Dapat Hibah Rp 719 Miliar dari Pemprov DKI Tahun 2020, Pemkot Bekasi Bangun Sejumlah Infrastruktur
"Untuk yang dana kemitraan itu 21 kegiatan, proposalnya sudah kita ajukan dan sudah diverifikasi ke DKI," jelas dia.
Penulis: Yusuf Bachtiar | Editor: Wahyu Aji
Laporan Wartawan TribunJakarta.com, Yusuf Bachtiar
TRIBUNJAKARTA.COM, BEKASI TIMUR - Pemerintah Kota (Pemkot) Bekasi telah mengajukan dana hibah ke DKI Jakarta untuk tahun 2020 sebesar Rp 719 miliar. '
Dana itu nantinya akan digunakan untuk sejumlah kegiatan pembangunan infrastruktur.
Sekertaris Badan Perencanaan dan Pembangunan Daerah (Bappeda) Kota Bekasi, Eka Hidayat Taufik mengatakan, dana hibah itu terbagi menjadi dua kategori, pertama dana hibah kompensasi TPST Bantargebang, kedua dana hibah kemitraan.
"Kalau dana kompensasi itu dihitung dari pemrisesan volume sampah di TPST Bantargebang, tapi kalau dana kemitraan itu tidak ada batasan tergantung proposal yang dinilai DKI," kata Eka.
Khusus dana kemitaraan, pihaknya mengajukan 21 kegiatan yang hampir sebagian besar untuk pembangunan infrastruktur.
Nilai dana kemitraan yang diajukan ke DKI untuk dihibahkan ke Kota Bekasi mencapai Rp 351.7 miliar.
Sementara dana hibah kompensasi, diperuntukkan sebagai pemeliharaan lingkungan, bantuan langsung tunai, pelayanan kesehatan dan pendidikan warga terdampak langsung TPST Bantargebang yang nilainya mencapai Rp 367.2 miliar.
"Untuk yang dana kemitraan itu 21 kegiatan, proposalnya sudah kita ajukan dan sudah diverifikasi ke DKI," jelas dia.
Beberapa proyek infrastruktur yang akan dibangun menggunakan dana kemitraan yang telah diajukan ini meliputi, perbaikan dan pelebaran jalan di perbatasan antara DKI Jakarta dan Kota Bekasi, seperti di Simpang dan Simpang Pondok Kopi.
Selanjutnya kata dia, pembangunan sekertariat RW di Kelurahan Ciketingudik Kecamatan Bantargebang, pembangunan polder air kempo, pembangunan fasilitas parkir park and ride, pembangunan lanjutan dua jalan layang di Cipendawa dan Rawalumbu.
"Serta, pembangunan rehabilitasi LP (Lembaga Permasyarakat), pembangunan Puskesmas di Kelurahan Jaticempaka, Cimuning, dan Jatimurini," paparnya.
Eka menambahkan, pihaknya berharap pengajuan dana hibah ini dapat dicairkan sesuai dengan apa yang dibutuhkan Pemkot Bekasi.
Meski begitu, tahapan verifikasi akan menentukan seberapa besar dana yang akan cair di tahun 2020 mendatang.
"Kita mengusulkan sesuai kebutuhan kita, tapi ya DKI juga melihat, memverifikasi, kalau mengenai pagu (batas maksimal pengajuan anggaran hibah) berapa, ya yang paling tahu DKI-lah," jelas dia.
Awalnya ajukan Rp 900 miliar

Pemerintah Kota (Pemkot) Bekasi telah mengajukan dana hibah untuk tahun 2020 ke DKI Jakarta sebesar Rp 719 miliar.
Dana itu terdiri dari dua jenis, pertama dana kemitraan dan dana kompensasi Tempat Pemrosesan Sampah Terpadu (TPST) Bantargebang.
Sekertaris Badan Perencanaan dan Pembanguban Daerah (Bappeda) Kota Bekasi, Eka Hidayat Taufik mengatakan, untuk dana kemitraan yang diajukan Pemkot Bekasi ke DKI tahum 2020 mendatang sebesar Rp 351.7 miliar sedangkan untuk dana kompemsasi sebesar Rp 367.2 miliar.
"Ada dua jenis program dana bantuan yang bisa kita ajukan ke DKI, besarannya beda. Kompensasi kan terkait volume sampah. Kalau kemitraan tidak ada batasannya berapa, tergantung proposal kita nanti dinilai DKI mana yang bisa disetujui atau tidak," kata Eka saat dijumpai di Gedung DPRD, Jumat (20/9/2019).
Eke menjelaskan, dana kemitraan sebesar Rp 351.7 miliar terdiri dari 21 kegiatan.
Kegiatan ini meliputi pembamgunan sarana dan prasana, pengembangan jalan dan kegiatan lainnya.
Sementara untuk dana kompensasi sebesar Rp 367.2 miliar meliputi kegiatan, pemulihan lingkungan, bantuan langsung tunai untuk warga terdampak bau TPST Bantargebang, pelayanan kesehatan dan pendidikan masyarakat Bantargebang.
"Awalnya kita mengajukan cukup banyak, sekitar Rp 900 miliar, tapi yang sudah diverifikasi ke DKI sebesar itu," jelas dia.
Dibanding tahun lalu, kata Eka, jumlah ini jauh lebih besar.
DKI Jakarta pada 2019 mencairkan dana hibah ke Pemkot Bekasi sekitar Rp 300 miliar.
"Harapannya selalu bisa meningkat dari tahun sebelumnya. Tahun lalu itu 2019, Rp 300 Miliar-an juga, tapi di bawah Rp 351 miliar," paparnya.
Bangun 2 flyover
Kepala Bidang Bina Marga pada Dinas Bina Marga dan Sumber Daya Air (BMSDA) Kota Bekasi Widayat Subroto mengatakan, dana hibah dari DKI Jakarta untuk pembangunan dua proyek jalan layang flyover Cipendawa dan Rawapanjang belum cukup.
Untuk itu, pihaknya akan mengupayakan menggunakan dana Anggaran Pendapatan Belanja Daerah (APBD) agar proyek jalan layang yang merupakan akses menuju Bantar Gebang itu bisa rampung tepat waktu.
"Ya dana dari DKI tidak cukup, cuman nanti didanai dari APBD kekurangannya untuk tahap berikutnya nanti,"
Pembangunan dua flyover diperlukan dana sekitar Rp 1 triliun dengan rincian sekitar Rp 600 miliar untuk konstruksi dan Rp 400 miliar untuk pembebasan lahan.
Pada 2018, Pemprov DKI telah menggelontorkan dana hibah sebesar Rp 200 miliar untuk pengerjaan fase 1 pembangunan flyover Cipendawa dan Rawapanjang. Untuk 2019, renacanya pemprov DKI bakal mencairkan dana hibah sebesar Rp403 miliar.

Namun Widayat menjelaskan, untuk penggunaan APBD Kota Bekasi, pihaknya akan melihat terlebih dahulu kemampuan daerah. Meski demikian, pihaknya mengupayakan pembangunan flyover rampung tepat waktu pada akhir 2019 mendatang.
"Nanti kita lakukan penyesuaian terhadap kondisi-kondisi seperti konstruksi, hal-hal pendukung yang lain yang bukan utama bisa kita tunda dulu, misalnya pintu gitu yah kan lihat dari APBD dulu, mudah-mudahan bisa rampung tepat waktu," ujar widayat.
Sejauh ini, progres pembangunan dua flyaover sudah mencapai 40 persen. Selanjutnya, BMSDA akan melanjutkan pembangunan fase 2 pada april 2019 mendatang setelah proses lelang dilakukan.
Adapun dengan dibangunya dua flayover itu diaharapkan dapat menjadi solusi kemacetan yang kerap terjadi di akses jalan menuju Bantar Gebang. Secara tidak langsung, proyek tersebut juga dapat menggantungkan truk sampah DKI Jakarta yang hendak ke TPST.
Flyover Rawapanjang membentang dari Jalan Jenderal Ahmad Yani hingga ke Jalan Siliwangi ke arah Bantar Gebang. Sedangkan flyover Cipendawa membentang dari Jalan Siliwangi hingga ke Jalan Narogong ke arah Bantar Gebang.