Jual Pinisi Bambu Keliling, Abah Idris Pernah Ditipu Hingga Laris Diborong Orang Korea
Dengan peralatan sederhana berupa obeng, gergaji dan pisau, satu batang bambu berukuran empat meter disulapnya menjadi kapal pinisi yang megah
Penulis: Satrio Sarwo Trengginas | Editor: Muhammad Zulfikar
Menurut Jaya, ayahnya pernah ditipu orang tatkala berkeliling.
Suatu ketika, Abah Idris tengah beristirahat selepas berjualan, seorang pria datang meminta menukarkan uang kepadanya.
"Abah pernah ketipu sama orang enggak dikenal. Orang itu minta menukarkan uang Rp 50 ribu, saat dikasih orang itu pergi tanpa kasih uang ke Abah," cerita Jaya kepada TribunJakarta.com pada Senin (23/9/2019).
Selain itu, Abah Idris juga tak jarang tersasar acapkali berangkat dari rumah menuju kawasan pergudangan.
Teman Jaya terkadang suka mengantarkan Abah Idris untuk berjualan.
"Sama kawan saya biasanya Abah suka dianterin saat tersasar di jalan, "kok ke KBN lewat sini bah?" Ayo saya anterin, bah kata teman saya gitu," terangnya.
Dibeli Kalangan Pegawai dan Orang Korea
Kapal-kapal pinisi milik Abah Idris diminati banyak para karyawan di PT KBN.
Mulai dari petugas keamanan, karyawan, hingga tingkat pimpinan pun terpincut dengan kapal pinisi maupun musala yang kerap dibikinnya.
Bahkan, orang Korea yang bekerja di sana pun membeli kapalnya tanpa menawar.
"Yang beli kapal abah juga dari orang-orang Korea. Ketika dilihat, langsung dibeli tanpa menawar. Mereka bilang buat hiasan di kantor," ujar Idris.
Jaya mengatakan bahwa ayahnya membuat kerajinan itu dengan peralatan sederhana.
• Kawat Berduri Hingga Mobil Water Cannon Disiapkan di Depan Gedung DPR RI
• Pembangunan Gedung Pelatihan Las Bawah Air PPKKPL Condet Ditarget Rampung Akhir Tahun
Pasalnya, kerajinan serupa yang berada di Sidoarjo atau Solo telah menggunakan alat yang lebih baik dan canggih.
Abah Idris membutuhkan waktu membuat miniatur kapal pinisi maupun musala selama empat hari.
Tak hanya melulu soal kapal pinisi dan musala, ia pun bisa merakit berbagai model bila ada contoh gambarnya.
Idris tak mematok harga kala menjual kapal pinisi maupun musalanya itu.
Namun, banyak orang yang mau membeli dengan harga Rp 150 ribu hingga Rp 300 ribu.
"Biasanya kalau ada rezeki, kebanyakan orang ngasih Rp 300 ribu. Kalau lagi enggak ada, biasanya Rp 150 ribu. Abah mah terus terang enggak masang harga," tutur Abah Idris.