Warga Tanjung Duren Tak Punya Sanitas Layak, PDIP: Sudah Dianggarkan, Tunggu Realisasi Pemprov
"Memang ada rencana penataan kampung kumuh, kita tinggal menunggu direalisasikan saja," ucapnya, Senin (7/10/2019).
Penulis: Dionisius Arya Bima Suci | Editor: Wahyu Aji
Laporan Wartawan TribunJakarta.com, Dionisius Arya Bima Suci
TRIBUNJAKARTA.COM, GAMBIR - Ketua Fraksi PDIP DPRD DKI Gembong Warsono mengatakan, pembangunan sanitasi layak di kawasan Kali Sekretaris, Tanjung Duren Utara, Grogol Petamburan, Jakarta Barat sudah masuk dalam rencana penataan kawasan kumuh.
Ia pun menyebut, program itu telah masuk dalam Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD).
• Masih Ada Warga Jakarta Buang Besar di Kali, Fraksi PDI Perjuangan Tagih Janji Kampanye Anies
"Memang ada rencana penataan kampung kumuh, kami tinggal menunggu direalisasikan saja," ucapnya, Senin (7/10/2019).
Bahkan, dana sebesar Rp 24 miliar telah disiapkan Pemprov DKI untuk sistem Community Action Plan (CAP) 2019. Anggaran serupa, menurut rencana akan disiapkan di seluruh kawasan kumuh di Jakarta.
"Itu sudah dimasukan dalam RPJMD dan dalam alokasi anggarannya sudah ada. Sudah masuk dalam alokasi anggaran tahun 2019 ini," ujarnya saat dikonfirmasi.
Terkait dengan janji Anies semasa kampanye yang akan membangun sanitasi yang sehat di kawasan itu, Gembong pun menyebut, kini masyarakat tinggal menunggu realisasi dari program yang telah dianggarkan itu.
"Jadi janji pak Anies audah tertunaikan masuk dalam RPJMD, tinggal sekarang implementasi dari janji itu," kata Gembong.
Dengan adanya keluhan warga yang kembali menagih janji kampanye Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan, Gembong pun berharap, Pemprov DKI dapat segera membangun mandi, cuki, kakus (MCK) yang layak bagi warganya.
"Saya berterimakasih kepada warga Jakarta Barat yang menagih janji itu. Mudah-mudahan kemudian bisa didengar pak Anies dan segera terwujud apa yang jadi keluhan warga," tuturnya.
Seperti diketahui, belum adanya ketersediaan jamban sehat masih menjadi permasalahan yang ditemui di Jakarta Barat.
Salah satu permukiman padat penduduk yang belum memiliki jamban sehat terdapat di RT 15 RW 7 Kelurahan Tanjung Duren Utara, Grogol Petamburan, Jakarta Barat.
Mereka adalah warga Gang Sekretaris I yang berbatasan langsung dengan Kali Sekretaris.
Lokasi itu merupakan permukiman padat penduduk, dimana rumah-rumah warga memenuhi sepanjang gang di bantaran kali sekitar 100 meter dengan lebar gang hanya satu meter.
Di tiap permukiman ini, satu toilet yang kondisinya sangat sempit dan kumuh digunakan oleh beberapa kepala keluarga.
Ironisnya, lantaran tak memiliki septic tank, kotoran dari toilet tersebut langsung masuk ke dalam paralon dan jatuh di aliran kali yang hanya berjarak satu meter dari toilet tersebut.
Karenanya, tak heran ketika warga sedang berkumpul di teras rumah, mereka melihat kotoran mengambang di bibir kali.
Ketua RT 15 RW 07 Tanjung Duren Utara, Sitanggang membenarkan masih banyak warganya yang belum memiliki jamban sehat.
"Mereka memiliki jamban, cuma sistemnya sistem helikopter dalam arti mereka punya kamar mandi tapi pembuangannya langsung ke kali," kata Sitanggang di permukiman warga, Jumat (4/10/2019).
Warga cari swasta bantu bangun septic tank

Kecamatan Grogol Petamburan, Jakarta Barat tengah mencari pihak swasta untuk membantu membangun septic tank komunal di RW 07 Tanjung Duren Utara.
"Intinya kami lagi mengajak para pihak yang peduli, termasuk mencari CSR karena tak gunakan anggaran," kata Camat Grogol Petamburan, Didit Sumaryanta saat dikonfirmasi TribunJakarta.com, Jumat (4/10/2019).
Didit menargetkan akhir tahun ini pembangunan septic tank di Gang Sekretaris, Tanjung Duren Utara sudah bisa dilakukan.
"Untuk pastinya saya belum bisa memastikan karen kami lagi koordinasi, tapi ditargetkan tahun ini," katanya.
Didit menyebut bahwa permasalahan ketiadaan septic tank di wilayahnya, bukan hanya ada wilayah Tanjung Duren Utara.
Masih ada kasus serupa di beberapa titik lain, salah satunya di wilayah Kecamatan Grogol.
"Ada juga di titik lain. Namun, untuk saat ini yang menjadi fokus penanganan memang yang di Tanjung Duren Utara," ujarnya.
Didit mengatakan, rencananya di kawasan tersebut pihaknya akan membangun dua septic tank komunal.
Hal itu lantaran terbatasnya lahan di permukiman yang berada di bantaran Kali Sekretaris itu.
"Satu septic tank komunal itu kan bisa buat 10-15 rumah. Jadi untuk di Tanjung Duren Utara itu rencananya akan dibangun dua titik septic tank komunal disana," ujarnya.
Diberitakan sebelumnya, ratusan warga di Gang Sekretaris I, Tanjung Duren Utara selama belasan tahun terpaksa membuang tinja mereka ke aliran kali.
Hal itu lantaran toilet milik warga belum ada yang memiliki septic tank.
Lokasi toilet warga itu memang berada tepat di depan Kali Sekretaris atau hanya dipisahkan gang selebar satu meter saja.
Mereka menyambungkan closet dengan pipa paralon ke bibir kali sehingga tinja mereka langsung jatuh ke kali selebar dua meter tersebut.
Karenanya tak jarang warga melihat ada kotoran mengambang di kali saat tengah berada di depan rumahnya.
Belum Miliki Septic Tank, Warga di Tanjung Duren Jakarta Barat Terpaksa Buang Kotoran di Kali

Belum adanya ketersediaan jamban sehat masih menjadi permasalahan yang ditemui di Jakarta Barat.
Salah satu permukiman padat penduduk yang belum memiliki jamban sehat terdapat di RT 15 RW 7 Kelurahan Tanjung Duren Utara, Grogol Petamburan Jakarta Barat.
Mereka adalah warga Gang Sekretaris I yang berbatasan langsung dengan Kali Sekretaris, tak jauh dari Jalan Tol Jakarta-Tangerang.
Pantauan TribunJakarta.com di lokasi, permukiman padat penduduk ini memenuhi sepanjang gang di bantaran kali sekitar 100 meter dengan lebar gang hanya satu meter.
Di tiap permukiman ini, satu toilet yang kondisinya sangat sempit dan kumuh digunakan oleh beberapa kepala keluarga.
Ironisnya, lantaran tak memiliki septic tank, kotoran dari toilet dialirkan langsung ke aliran kali yang berjarak hanya dua meter menggunakan pipa paralon.
Karenanya, tak heran ketika warga sedang berkumpul di teras rumah, mereka melihat kotoran mengambang di bibir kali.
Ketua RT 15 RW 07 Tanjung Duren Utara, Sitanggang membenarkan masih banyak warganya yang belum memiliki jamban sehat.
"Mereka memiliki jamban, cuma sistemnya sistem helikopter dalam arti mereka punya kamar mandi tapi pembuangannya langsung ke kali," kata Sitanggang di permukiman warga, Jumat (4/10/2019).
Sitanggang tak merinci berapa jumlah Kartu Keluarga (KK) di wilayahnya yang tak memiliki jamban sehat.
Sebab, layaknya permukiman padat penduduk pada umumnya, satu rumah selalu dihuni atas beberapa KK. Belum lagi banyak dari penyewa rumah yang tak pernah melapor ke pihak RT.
"Di sini warganya ada sekitar 150 KK, jadi yang enggak punya jamban sehat itu ada 20 sampai 30 KK, itu yang terdaftar, yang lainnya saya kurang tahu," katanya.
Ketua RT Tanjung Duren Utara Pertanyakan Wacana Pembangunan Septic Tank Komunal
Ketua RT 15 RW 7 Kelurahan Tanjung Duren Utara, Grogol Petamburan, Jakarta Barat, Sitanggang, mengaku sudah ada pembahasan dengan pihak Kelurahan untuk pembangunan septic tank komunal di wilayahnya.
Hal tersebut terkait banyaknya warga di wilayahnya yang membuang tinja mereka ke aliran Kali Sekretaris.
"Memang sudah ada pembicaraan soal itu. Karena disini warganya punya jamban yang kita sebut jamban helikopter karena kotorannya itu dibuang ke kali," kata Sitanggang ditemui di rumahnya, Jumat (4/10/2019).
"Kalau saya dengar nanti akan ada septic tank komunal, jadinya bisa disaring jadi bersih yang bisa digunakan kembali semisal untuk menyiram bunga," ujarnya.
Namun, ia menyebut belum ada kepastian kapan pembanguan septic tank di wilayah itu akan mulai dikerjakan.
• Kenangan Warga di Sekitar Jembatan Zaman Belanda: Pernah Lihat Anak Gajah Lari
• BERLANGSUNG Link Live Streaming Persik Kediri Vs Madura FC: Laga Krusial Kedua Tim
• Nuansa Serba Pink, Ruang Kerja Bendahara Kelurahan Rawa Bunga Jadi Tempat Swafoto Karyawan dan PPSU
• DLH Pasang Pagar Besi di Bunga Bangkai yang Tumbuh di Halaman SD Negeri Kayuringin 2 Bekasi
Termasuk soal lokasi yang dipilih untuk dibangunnya septic tank mengingat terbatasnya lahan di lokasi tersebut.
"Tahu sendiri ini kan tidak ada tempatnya mau taru dimana, itu yang kita rapatkan kemarin. Jadi segala sesuatu saya minta jelas," ujarnya.
Selain soal lahan, ia juga menanyakan terkait perawatan septic tank untuk jangka panjangnya.
"Perawatannya gimana itu, apakah warga yang patungan atau tetap dibantu pemerintah," kata Sitanggang.
Sementara itu, Hartini salah satu warga di RT 15 RW 7 mengaku tak masalah bila warga diharuskan patungan tiap bulannya untuk perawatan septic tank.
"Kalau pun nanti harus patungan untuk biaya perawatan dan penyedotan tinjanya warga setuju, karena disini kan satu toilet juga dipakai ramai-ramai. Yang penting dibuatin dulu karena itu yang mahalnya," ucapnya.