Berharap Ibu Sembuh Jika Dirawat Malah Disuruh Petugas Medis Balik ke Rumah, Sabtu Dini Hari Wafat
Tangis Titik pecah mengingat detik-detik ia dan adiknya Beni Andani (20) berjuang untuk kesembuhan ibu. Berharap dirawat malah disuruh balik.
TRIBUNJAKARTA.COM, KAJEN - Tangis Titik (27) tumpah mengingat detik-detik ia dan adiknya Beni Andani (20) berjuang untuk kesembuhan ibunya, Badriyah (57).
Tapi, takdir berkata lain. Tuhan Yang Maha Kuasa lebih sayang kepada ibunya itu meski sudah dibawa ke rumah sakit.
Titik masih ingat pada Jumat (4/10/2019) siang itu melihat ibunya memegang perut karena menahan sakit.
TONTON JUGA:
Bersama Beni, Titik terpaksa bonceng tiga dengan ibunya agar lekas sampai ke RSUD Kajen Kabupaten Pekalongan.
Setelah diperiksa Badriyah malah diminta dokter untuk kembali pulang.
Pada Sabtu (5/10/2019) dini hari WIB, warga Dukuh Sontel, RT 02/RW 08, Desa Legokkalong, Kecamatan Karanganyar, ini meninggal.
• Malam-malam Satroni Kamar Bu Guru Ainun, Bukannya Untung Hamdani Malah Buntung
• Tusuk Perutnya Sendiri Pakai Pisau, SW Masih Sempat Berjalan ke Kamar Mandi
Pihak keluarga saat pertama membawa Badriyah sudah meminta pihak RSUD Kajen untuk merawatnya.
Informasi yang dihimpun Tribunjateng.com pada Senin (7/10/2019), mulanya Badriyah menahan sakit perut akut di rumahnya.
Sebagai anak Titik dan Beni tidak tega melihat ibunya kesakitan.
Bakda Jumat sekitar pukul 13.00 WIB, kakak beradik ini memutuskan membawa sang ibu berobat.
Tiba di RSUD Kajen Kabupaten Pekalongan, keduanya berharap agar Badriyah dirawat.
"Ibu saya yang mengalami kesakitan sembil memegangi perutnya," cerita Titik dilansir Tribun Jateng, Senin (7/10/2019), dalam artikel: Petugas Medis RSUD Kajen Tolak Pasien BPJS Dirawat Inap, Akhirnya Badriyah Meninggal.
Mereka tak lama berpikir bagaimana sang ibu segera mendapat perawatan.
Akhirnya, Titik, Beni dan ibunya boncengan tiga menggunakan sepeda motor menuju rumah sakit.