Empat Bulan Kekeringan, Warga Tangsel Mandi dan Cuci Pakaian Pakai Air Kali
Kekeringan melanda Tangerang Selatan (Tangsel) sudah lebih dari empat bulan. Selama itu juga mandi dan cuci pakaian menggunakan air kali.
Penulis: Jaisy Rahman Tohir | Editor: Suharno
Laporan Wartawan TribunJakarta.com, Jaisy Rahman Tohir
TRIBUNJAKARTA.COM, SETU - Kekeringan melanda Tangerang Selatan (Tangsel) sudah lebih dari empat bulan.
Warga Kampung Koceak, Kranggan, Setu, selama itu juga mandi dan cuci pakaian menggunakan air kali.
Warga RT 6 RW 2, membuat kolam di samping kali Cisalak sedalam tiga meter untuk mendapatkan rembesan air kali itu.
Selain kolam tersebut, ada dua dua kolam lain yang langsung teralirkan air kali tanpa dirembes.
Pantauan TribunJakarta.com pada pada sekira pukul 17.00 WIB, Selasa (8/10/2019), air hasil rembesan kali tersebut keruh.
• Lowongan Kerja BUMN: PT Pos Indonesia Membuka Kesempatan Karier di Sejumlah Posisi, Simak di Sini
Warnanya cenderung hijau, hanya berbeda sedikit dengan air kali yang mengalir sekira dua meter di sebelah kolam.
Di kolam persegi 1x1 meter itu warga memasang tiang untuk menyangkutkan katrol agar bisa menyiduk air dari kolam.
"Sudah empat bulan lebih seperti ini, mandi pakai air kali," ujar Suparman, warga Koceak yang sedang mengambil air di kolam tersebut.
• Ngaku Lihat Genderuwo, Pria Ini Lempar Tabung Gas 12 Kg ke Mobil Tetangga: Ternyata Ini Pemicunya
Kolam itu merupakan harapan satu-satunya warga untuk mendapatkan air.
Sedangkan untuk minum mereka membeli air isi ulang.
Warga bergantian mengambil air menggunakan jeriken untuk keperluan di rumah.
Namun tidak sedikit warga yang memilih mandi dan mencuci langsung di kolam tersebut.
"Setiap pagi sama sore pada ramai mandi di sini," ujarnya.
• Pejudi Nekad Lompat dari Lantai 29 Apartemen Robinson Saat Coba Kabur Ketika Polisi Menggerebek
Selain Suparman, ada juga Imik yang sedang mencuci pakaian di kolam yang lain.
Baju-baju yang dibawanya langsung diceburkan ke air kali tersebut untuk selanjutnya dikucek dan menggunakan sabun.
Air kali itu pula yang digunakan untuk membilasnya.
"Iya nyuci di sini, kan enggak ada air, sudah empat bulan lebih," ujar Imik. (*)