Hamdani Nafsu Ingin Lihat Bu Guru SD Kumpul Kebo, Kepala Dusun Geleng Kepala
Muhammad Hamdani begitu bernafsu ingin melihat Nur Ainun atau akrab disapa Bu Guru Ainun kumpul kebo.
TRIBUNJAKARTA.COM, BINJAI - Pada suatu malam Muhammad Hamdani begitu bernafsu ingin melihat Nur Ainun atau akrab disapa Bu Guru Ainun kumpul kebo.
Dengan begitu yakinnya, ditemani sejumlah rekan-rekannya, Hamdani bakal mempermalukan Bu Guru Ainun di depan warga dusun.
Belakangan, gara-gara berbuat onar malam itu Hamdani malah membuka aib sendiri sampai masuk bui.
Bahkan, semua orang jadi tahu kondisi sebenarnya Hamdani.
TONTON JUGA:
Malam itu ia mengaku anggota TNI, sehingga mudah memperdaya Jefri, Kepala Dusun IV Desa Sambirejo.
Kepada Jefri, Hamdani mengatakan jika Bu Ainun, guru sekolah dasar di Kabupaten Binjai, kerap kumpul kebo dengan pria bukan muhrim di rumahnya.
• Berharap Ibu Sembuh Jika Dirawat Malah Disuruh Petugas Medis Balik ke Rumah, Sabtu Dini Hari Wafat
• Molek Tubuhnya Ditonton Tamu Ayah, Gadis Ini Bereaksi Sampai Istri Pelaku Pingsan
Jefri percaya saja karena Hamdani mengaku berpangkat Sersan Kepala dan bertugas di Korem 022/PT.
Agar lebih meyakinkan Jefri, Hamdani mengaku sudah berkoordinasi dengan personel Unit PPA Polres Binjai untuk menggerebek Bu Ainun.
Tibalah waktunya Hamdani dan Jefri di depan rumah Bu Ainun.
Tapi, malam itu lampu rumah Bu Ainun sudah padam.
Kendati demikian, Hamdani tetap memaksa untuk mendobrak pintu rumah Bu Ainun agar dapat masuk.
Jefri sempat menolak niatan Hamdani karena merasa ada yang janggal.
Sebagai kepala dusun, Jefri meminta Hamdani didampingi Bhabinkamtibmas untuk menghindari keributan.
"Saya kan jaga warga lainnya juga. Jadi, saya bilang sama Hamdani agar didampingi Babinkamtibmas," ujar Jefri.
Usulan Jefri dimentahkan oleh Hamdani.
Malahan, Hamdani menyuruh Jefri untuk memanggil warga lain agar dapat menyaksikan penggerebekan.
Kata Jefri, saat tiba ke rumah Bu Ainun sudah larut malam.
Sepertinya Bu Ainun sudah tertidur pulas sehingga tidak membukakan pintunya.
"Akhirnya saya memanggil kakaknya (Bu Ainun, red). Barulah pintu itu dibuka," terang Jefri.
Setelah pintu dibuka, Bu Ainun keluar dan adu mulut dengan Hamdani.
Suara mereka membangunkan warga dusun sampai berkerumun.
Malam itu juga Hamdani bersikeras agar Bu Ainun ikut ke kantor polisi.
"Hamdani mau membuktikan perselingkuhan Bu Ainun," sambung Jefri.
Ternyata sangkaan Hamdani tak terbukti dan hanya bohong belaka.
Berdasarkan pengakuan Bu Ainun, Hamdani menggerebeknya karena tak senang dengan pesan pendeknya.
Bu Ainun tetap menolak dan membela diri bahwa dirinya tidak seperti yang Hamdani sangka.
Hamdani tak bisa meyakinkan orang-orang di sekitarnya yang ikut berkerumun di depan rumah Bu Ainun.
Lantaran pria yang dianggap Hamdani kerap kumpul kebo hanya isu saja.
Tapi Hamdani cukup panjang akal, lalu meminta rekan-rekannya saja yang memeriksa seluruh ruangan hingga kamar Bu Ainun.
Anehnya, Jefri dilarang ikut mendampingi penggeledahan sehingga ia merasa janggal.
"Dia melarang yang lain melakukan penggeledahan. Hanya rekan-rekannya saja yang menggeledah," ucap Jefri.
Sebelum itu, Hamdani meminta Jefri dan dua kepala dusun lainnya untuk memeriksa rekan-rekan yang akan menggeledah apakah membawa barang berbahaya atau narkotika.
Jefri dan kepala dusun yang lain tak menemukan barang-barang mencurigakan dari rekan-rekan Hamdani.
Setelah itu Hamdani langsung menyuruh rekan-rekannya masuk ke dalam rumah Bu Ainun.
Hasilnya, dari penggeledahan di dalam rumah tidak dijumpai narkotika.
"Tapi sewaktu memeriksa kedua kalinya tiba-tiba ada barang yang diduga narkoba dan peralatannya," kata dia.
Menyikapi kasus ini, Kasubbag Humas Polres Binjai Iptu Siswanto Ginting membenarkan rumah Bu Ainun digerebek.
Menurut dia, penggerebekan malam itu memang ada namun melibatkan oknum prajurit TNI.
"Proses penggerebekan diduga rekayasa dan untuk jelasnya coba klarifikasi ke Subdenpom Binjai," begitu kata Siswanto.
Siswanto membenarkan jika Hamdani mulanya mau menggerebek Bu Ainun karena ditengarai kumpul kebo.
"Tapi saat digerebek, enggak ada lelaki. Kemudian masuk planning kedua menjebak narkoba," terang dia.
Jebakan yang dipasang Hamdani ketahuan.
Oleh Polres Binjai, Hamdani kemudian diserahkan ke Subdenpom guna penyidikan lebih lanjut.
"Si penggerebek jadi tersangka, diproses di Subdenpom," sambung Siswanto melalui pesan singkat di WhatsApp.
Menanggapi ulah Hamdani, Komandan Subdenpom 1/5-2, Kapten Agus Setiawan, memberikan menjelaskan.
Ia menegaskan Hamdani bukan lagi prajurit TNI karena sudah dipecat.

"Sudah dipecat anak itu, tapi belum menjalani hukuman. DPO namanya, kasus penipuan," kata Agus.
Mantan Komandan Satuan Penyelidikan POM Sena Medan ini menambahkan aksi Hamdani ilegal.
Agus menjelaskan Hamdani menggerebek Bu Ainun motifnya diduga masalah keluarga kedua belah pihak.
Penggerebekan Hamdani pun tak dibenarkan karena statusnya bukan lagi prajurit TNI.
Sejak September 2018 lalu Hamdani sudah jadi pecatan TNI.
Lalu status Hamdani sebagai DPO ditetapkan sejak Januari 2019.
"Tanpa hak dia melakukan penggerebekan. Penggeledahan itu harus ada surat perintah."
"Dia bukan aparat, enggak ada hak. Jadinya ilegal itu," Agus menegaskan.
Agus membenarkan Bu Ainun tak senang atas perbuatan Hamdani sehingga melapor ke Subdenpom Binjai.
Dalam laporan, Hamdani disebut dalang yang merekayasa penggerebekan dirinya malam itu.
"Kurang lebih dia yang merencanakan penggeledahan dan penggerebekan itu sudah dikondisikan," kata Agus.
Agus mengetahu hal tersebut berdasar WhatsApp.
"Dia (Hamdani, red) mengondisikan. Hamdani sudah diserahkan ke Oditur Militer dan ditahan di lapas karena sudah sipil," kata Agus.
Artikel ini telah tayang di tribun-medan.com dengan judul Pecatan TNI Bikin Keributan dan Fitnah di Rumah Guru SD Nur Ainun