Kisah Cinta Pengantin Baru Nikah 4 Bulan Tewas Berpelukan, Dikubur Berdampingan
Pasanagn suami istri Siti dan Hendri yang juga pengantin baru ini menolak permintaan sang ayah untuk meneduh di rumahnya. Sejam kemudian mereka tewas.
TRIBUNJAKARTA.COM, CIANJUR - Masih teringat jelas oleh Misbah (41), putrinya Siti Masropah (22) ingin merintis peternakan ayam dengan suaminya Muhammad Hendri (21).
Hari itu Siti dan Hendri sedang makan bersama Misbah di rumahnya.
Itulah kenangan Misbah sehari sebelum menyaksikan langsung jasad Siti dan Hendri berpelukan.
Keduanya berhasil dievakuasi warga dari longsor tanah yang menimbun keduanya.
"Kami sempat kumpul makan bersama. Ia lalu berujar ingin punya modal untuk membuat peternakan ayam dan tak bekerja ke orang lain," cerita Misbah sambil terisak, Rabu (9/10/2019).
• Abu Rara Dianggap Cerdas Pelajari Ini Sebelum Tusuk Wiranto, Ini Penjelasan Pakar
• Kisah Gelap Abu Rara: Pernah Gunakan Pil Kurtak, Ditahan Larikan Anak Gadis
• Orang Dekat Ungkap Kebiasaan Abu Rara Penusuk Wiranto: Ogah Diminta Ini Hingga Catatan Hitamnya
Beberapa menit sebelum longsor menerjang rumah suami istri yang baru menikah empat bulan ini, Siti dan Hendri mampir ke rumah Misbah.
Pada Selasa (8/10/2019) pukul 17.00 WIB itu hujan mengguyur Kampung Kanoman, Desa Kanoman, Kecamatan Cibeber, Kabupaten Cianjur, Jawa Barat.
Misbah iba melihat pakaian keduanya kuyup oleh hujan.
Ia sempat meminta Siti dan Hendri mampir untuk sementara meneduh di rumahnya.
Namun, keduanya memutuskan untuk pulang ke rumah mereka di Kampung Cirawa.
Jarak rumah Misbah dan rumah anaknya di Kampung Cirawa sekitar 3 kilometer.
"Saya bilang mampir dulu berteduh ke rumah. Ia bilang tanggung, baju sudah basah," ungkap Misbah menirukan ucapan anaknya.
Sejak dinikahi Hendri, Siti memilih menempati rumah di Kampung Cirawa karena sudah lumayan lama kosong tak dihuni.
Siti sebagai sulung dari empat bersaudara itu memutuskan tinggal bersama Hendri di Kampung Cirawa, terpisah dari rumah ayahnya di Kampung Kanoman.
Satu jam setelah Siti dan Hendri pamit pada Selasa sore itu, seorang staf desa berlari ke rumah Misbah.

Ia mengabarkan rumah putri Misbah dan suaminya diterjang longsor sebagian.
"Saya langsung menuju rumah anak saya, saat itu tubuh langsung lemas."
"Mau menolong juga bagaimana tanah sudah mengubur sebagian rumah anak saya," kata Misbah.
Warga lain sempat mengingatkan dan meminta Misbah menjauh karena rumah anaknya makin miring.
Sementara tanah masih bergerak.
Misbah dan warga lain yang mulai berdatangan hanya bisa melihat dari jauh rumah Siti dan Hendri.
Itu jauh sebelum aparat datang untuk ikut mengevakuasi.
Dikubur Berdampingan
Pengantin baru Hendrik dan Siti dikubur berdampingan di tempat pemakaman umum Kampung Kanoman, Rabu (9/10/2019) pagi.
Semua kerabat dan warga kampung yang turut mengantar kedua korban ke tempat peristirahatan terakhir.

Mereka sedih melihat penguburan pasangan muda yang tewas tertimbun longsor itu.
Camat Cibeber, Ali Akbar, membenarkan pasangan suami istri ini ditemukan sedang berpelukan.
Posisinya setengah berjongkok.
Ia menduga keduanya menghindar dan ingin berlindung dari tumpukan tanah.
Keduanya berhasil dievakuasi setelah tim gabungan tiga jam menggali tanah longsor.
"Hari ini kami datang ke lokasi bersama dengan Kepala Dinas Sosial untuk memberikan bantuan," kata Ali.
Cahaya Hijau Ikuti Tanah Longsor
Ada pemandangan tak biasa disaksikan warga di lokasi saat longsor menimbun beberapa rumah.
Lokasi longsor gelap gulita.
Lampu padam sejak Selasa sore hari di sekitar kampung karena hujan deras disertai angin kencang.
Di tengah gulita, seorang saksi mata melihat cahaya hijau ikut bergerak saat rumah tertimbun.
"Cahaya itu berwarna hijau, bergerak bersama tanah," ujar Iwan Setiawan (39).
Rumah kerabat Iwan ikut tertimbun longsor.
Iwan beserta istri dan anaknya selamat dari timbunan tanah.
Saat itu ia baru selesai memberi makan dombanya di belakang rumah.
"Saya sedang berada di luar rumah dan bisa melihat cahaya itu karena sekeliling gelap gulita," kata Iwan.
Spontan Iwan berteriak memanggil anak istrinya untuk keluar rumah ketika tanah terasa bergerak disertai suara gemuruh.
Setelah anak dan istrinya keluar, Iwan lalu memanggil Hendrik bersama Siti untuk keluar rumah.
"Kondisi setelah itu gelap, saya memanggil Hendrik dan istrinya untuk keluar rumah."
"Tak ada jawaban dari dalam rumah, ternyata tanah sudah masuk ke kamar," kata Iwan terisak di pemakaman.
Selain cahaya, warga banyak melihat ular belang di lokasi.
Tanah tiba-tiba meninggi dari bawah halaman rumah korban. (Ferri Amiril Mukminin)
Artikel ini telah tayang di tribunjabar.id dengan judul Permohonan Terakhir Siti Masropah Sebelum Ditemukan Tewas Berpelukan dengan Suami