Polres Tangsel Ungkap Ciri-ciri Materai Daur Ulang, 90 Persen Mirip Asli

Aparat Polres Tangerang Selatan (Tangsel) meringkus dua orang sindikat pembuat dan pengecer materai daur ulang.

TribunJakarta.com/Jaisy Rahman Tohir
Wakapolres Tangsel, Kompol Didik Putro Kuncoro saat ungkap kasus daur ulang materai didampingi Kasat Reskrim Polres Tangsel, AKP Muharram Wibisono Adipradono, di Mapolres Tangsel, Seepong, Rabu (16/10/2019). 

Karena materai daur ulang sudah tidak bisa digunakan lagi sebagai jaminan pada suatu perjanjian.

Agam memaparkan, materai daur ulang dijual murah sehingga cocok dengan mahasiswa sebagai pasarnya.

"Kalau kita beli di kantor pos seharga Rp 6.000 dia menjual seharga Rp 3.000 lebih murah," ujarnya.

Agam menambahkan, "Karena memang banyak yang butuh materai tersebut, jadi memang dia tahu pasar materai yang laku ia jual."

Saat diringkus, dua orang yang sudah tertangkap itu mengaku baru beroperasi selama lebih dari lima bulan.

Sindikat besar daur ulang materai itu juga masih terus dikembangkan dengan mengejar DR (29) dan OP (27) yang bertugas sebagai penjual.

Belajar lewat Google

Penyitaan barang bukti cuka dan kaporit yang digunakan untuk mendaur ulang materai di Setu, Tangsel, Selasa (15/10/2019).
Penyitaan barang bukti cuka dan kaporit yang digunakan untuk mendaur ulang materai di Setu, Tangsel, Selasa (15/10/2019). (TRIBUNJAKARTA.COM/JAISY RAHMAN TOHIR)

Google sebagai mesin pencari tidak hanya bisa dimanfaatkan untuk mencari ilmu untuk pengetahuan, melainkan bisa juga dimanfaatkan untuk berbuat kejahatan.

Satu kasus di antaranya adalah Doni Hadidas (39) yang belajar mendaur ulang materai lewat Google.

Doni bisa menyulap materai bekas, menjadi baru kembali dengan membersihkan sisa tanda tangan yang tertera di atasnya.

Tim Resmob Satreskrim Polres Tangsel berhasil meringkus Doni atas perbuatannya yang melanggar hukum itu.

Kepada Ipda Agam Tsaani Rachmat yang memimpin operasi penangkapan, Doni menunjukkan bagaimana cara mendaur ulang materai.

Materai bekas yang diambil dari kertas-kertas, dicuci menggunkan cuka dan kaporit, lalu dikeringkan.

"Dia belajar dari Google," ungkap Agam di Setu, Tangsel, Selasa (15/10/2019).

Pengeringan materai yang sudah dibersihkan itu bisa mencapai seharian penuh.

Halaman
1234
Sumber: Tribun Jakarta
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved