Mahasiswa di Palembang Meninggal saat Ikut Pra Diksar, Orangtua Tak Ada Firasat: Pamit Sambil Sujud
Saat sedang ikut pendidikan dasar, Akbar tiba-tiba keram dan langsung dibawa ke rumah sakit.
Penulis: Siti Nawiroh | Editor: Kurniawati Hasjanah
Kejadian ini juga dibenarkan Kapolres Ogan Ilir AKBP Imam Tarmudi dan pihak keluarga telah melakukan pelaporan.
"Kami sudah memeriksa beberapa saksi dan mendatangi lokasi kejadian. Untuk sementara, kasus ini masih dalam penyelidikan," katanya.
Komandan satuan 604 Unitas Palembang minta maaf ke ibu korban sampai sujud di kakinya
Sebelum jenazah Akbar masuk mobil, Komandan satuan 604 Unitas Palembang Agus Giyawa tiba-tiba masuk ke dalam mobil ambulans.
Agus langsung sujud di kaki ibu Muhammad Akbar dan meminta maaf.
Suasana yang telah haru, bertambah pecah di dalam mobil ambulans ketika Agus sujud di kaki ibu korban.
Ibu korban, tidak bisa menahan tangis atas kepergian anak pertamanya tersebut.
Menurut Agus, kejadian setelah istirahat makan siang.
Tiba-tiba korban mengaku bila kakinya keram.
Dilakukan tindakan dengan membawa korban ke rumah sakit terdekat untuk mendapatkan perawatan.
"Sebelum berangkat, juga sudah di cek kesehatan dan kami meminta persetujuan langsung. Kami tidak bisa bilang ada kekerasan atau tidak, biar polisi yang menentukan," ujarnya.
Sedangkan Komandan Resimen Mahasiswa Sumsel Rano Karno mengungkapkan bila pra diksar ini diikuti dari UMP dan Unitas Palembang.
"Pelaksana pra diksar ini dari UM, karena dari Unitas hanya 4 orang jadi ikut gabung dengan UMP. Ini hanya sifat sosial dan pengenalan menwa berlokasi di Desa Tanjung Senai Ogan Ilir," ujarnya.
Pra diksar ini, dilaksanakan selama satu Minggu. Para peserta ini dilaksanakan di Ogan Ilir untuk pengenalan mengenai Menwa.
"Hanya sosialisasi, tidak ada kekerasan," katanya.