Sempat Putus Asa hingga Titik Perubahan Darus, Dulu Sering Mabuk Hingga Punya Kios Lukis Sendiri
Darus, sapaannya merupakan anak bungsu dari 2 besaudara. Kehidupannya sejak kecil bisa dikatakan sangat susah.
Penulis: Nur Indah Farrah Audina | Editor: Wahyu Aji
Laporan Wartawan TribunJakarta.com, Nur Indah Farrah Audina
TRIBUNJAKARTA.COM, CIPAYUNG - Belasan tahun terjerumus ke dunia kelam, Muhammad Darus (32) akhirnya bangkit dari keterpurukan dan gantungkan hidup dari hasil melukis.
Darus, sapaannya merupakan anak bungsu dari 2 besaudara. Kehidupannya sejak kecil bisa dikatakan sangat susah.
Terlebih selepas ayahnya mengalami PHK.
Ia yang saat itu baru lulus Sekolah Menengah Pertama (SMP) harus menunda pendidikan selama satu tahun akibat bekerja dan menjadi tulang punggung keluarganya.
Menjadi tulang punggung keluarga juga membuat Darus harus mengubur dalam-dalam impiannya untuk menjadi seorang rocker.
"Kalau mau diturutin aja, jadi pemusik uangnya lumayan. Uang saya enggak cukup di situ. Ibu sama Bapak enggak kerja dan kondisi fisik abang saya lemah. Makanya saya harus kerja," ucapnya di Jakarta Timur, Selasa (22/10/2019).
Selain itu, ia juga memiliki hal lain yang lagi-lagi terhalang akibat faktor ekonomi, yakni belajar melukis.
Sewaktu duduk dikelas 1 SMP, dirinya mulai tertarik pada dunia seni gambar. Hal ini bermula ketika ia melihat seorang seniman yang sedang melukis.
"Di situ masih ngeliat doang. Jadi kesan pertamanya itu wah gondrong nih rambutnya kayak rocker. Makanya mulai tertarik buat melukis," sambungnya.
Menurutnya untuk belajar melukis memerlukan biaya dan privat. Sehingga dirinya urung untuk menyapa seniman tersebut dan memilih untuk menjadi sekedar fansnya saja.
Putus Asa
Menjadi tulang punggung keluarga, membuatnya tak memiliki waktu untuk menyalurkan hobi dan cita-citanya.
Mulai dari berdagang, jadi juru parkir, cleaning service hingga pekerjaan serabutan selalu mau ia kerjakan demi keluarganya.
Hingga akhirnya ia masuk dalam pergaulan yang salah untuk melepaskan beban hidupnya.
