Sempat Menentang Kampungnya Jadi Kawasan Tanpa Rokok, Kini Surya Benci Lihat Para Perokok
Sempat menentang kampungnya jadi kawasan tanpa rokok, Surya Sujono (66) kini justru benci jika melihat orang merokok.
Penulis: Nur Indah Farrah Audina | Editor: Suharno
Benci Melihat Perokok
Usai sakit, dirinya mulai sadar dampak merokok dan hadirnya kawasan tanpa rokok.
Penyakit jantung dan paru-paru yang dialaminya menjadi teguran nyata untuk menyadarkan dia untuk berhenti merokok usai 42 tahun menjadi perokok aktif.
Berbanding terbalik dengan dulu, kini dirinya menjadi orang yang paling mendukung Penas Tanggul menjadi kawasan tanpa asap rokok.
"Saya sekarang semakin benci orang ngerokok. Asal ada puntung rokok saya buang ke kali. Org belum tahu dampaknya tapi kalau sudah kena kayak saya baru rasakan sendiri," ungkapnya.
Tau rasanya merokok dan sulitnya melepas ketergantungan rokok, ia hanya menunjukan sikapnya pada lingkung dan enggan menegur sejumlah warga yang ketahuan masih merokok.
Menurutnya, hal ini sudah berurusan dengan kesadaran diri sendiri. Sehingga balik lagi ke masing-masing individu.
"Kalau buat negur sih engga. Ini kan lebih ke kesadaran ya. Jadi palingan saya pungut puntunh rokok terus saya buang," katanya.
• Ekploitasi Gadis-gadis Perawan Dijual Rp 20 Juta di Bogor, Polisi Ungkap Modus Pelaku Rekrut Korban
Permen Pengganti Rokok
Selama 42 tahun menjadi perokok aktif dan harus berhenti akibat anjuran dokter, tentu bukanlah perkara mudah.
Meskipun Surya mengetahui jelas penyakitnya, ia harus bersusah payah menahan diri untuk tidak merokok.
Untuk itu, ia memilih menyimpan bahkan menyetok permen mint sebagai pengganti rokok.
"Rasanya beda dari ngerokok terus enggak. Mulut rasanya asem gitu kan kalau engga ngerokok. Makanya saya siapkan permen. Paling sering saya makannya kalau kelar makan nasi sebagai pengganti rokok," ucapnya.
Ia pun berpesan agar para perokok mulai bertahap untuk mengjilangkan kebiasaan buruk tersebut sebelum seperti dirinya.
Ia juga berharap apa yang disampaikannya ini menjadi contoh bagi masyarakat terutama perokok aktif untuk menjauhi hal buruk itu.
"Sebanarnya balik lagi ke kesadaran. Kalau semakin banyak yang sadar sebelum terserang penyakit akibat rokok ya akan lebih baik. Dan, saya masih alhamdulillah masih diberikan panjang umur dan disadarkan untuk berhenti merokok," tandasnya. (*)