Semalam, 2 Kelompok Warga yang Terlibat Tawuran di Manggarai Tandatangani Nota Perdamaian
"Akan ada potong tumpeng, doa, makan bersama, dan lalu bikin pernyataan damai," kata Bastoni, Selasa (29/10/2019).
Penulis: Annas Furqon Hakim | Editor: Wahyu Aji
"Kalau dulu, ada tembok itu (di sepanjang rel). Kan kalau mau ketemu enggak bisa karena ada penghalangnya. Makanya tadi sudah kita sampaikan ke PT KAI agar segera membangun tembok pembatas," lanjutnya.
Camat Tebet, Dyan Airlangga mengamini pernyataan dari Kapolres tersebut.
Menurutnya semenjak pembangunan DDT, tembok di sepanjang rel yang berdekatan dengan wilayah perbatasan antara Menteng Tenggulun dan Manggarai, dibongkar.
Tembok di sepanjang rel dekat permukiman Menteng Tenggulun dibongkar sepanjang 20 meter.
Begitu juga dengan tembok yang berada di wilayah Manggarai.
Tujuannya, menjadi akses alat berat untuk masuk ke area Stasiun.
"Nah jadinya, kalau dari kampung Menteng Tenggulun, mereka dengan mudah tawuran melawan warga Manggarai. Itu jalur yang enak," tambahnya.
"Kalau sudah ditembok permanen, mengurangi pergerakan mereka. Makanya kita dorong (PT KAI) untuk bisa segera (direalisasi). Adanya kan di tanah dia," ujarnya.
Pemicu diduga saling ejek

Tawuran antar warga kembali pecah di wilayah Manggarai, Tebet, Jakarta Selatan.
Para pelaku tawuran itu berasal dari wilayah perbatasan antara Menteng Tenggulun di Wilayah Menteng, Jakarta Pusat dengan Manggarai di wilayah Tebet, Jakarta Selatan.
Aksi tersebut disulut oleh saling ejek antar remaja di media sosial.
Hal itu diungkapkan oleh Kapolres Jakarta Selatan, Kombes Bastoni Purnama saat meninjau lokasi pasca-tawuran di wilayah Manggarai.
"Dipicu hal-hal sepele karena ini memang sudah tradisi lama. Lewat medsos saling menghina, mem-bully," ujarnya kepada wartawan pada Selasa (29/11/2019).
Namun, pihak kepolisian tak bisa memberikan keterangan pasti apakah adanya indikasi masuknya narkoba ke permukiman terkait terjadinya tawuran di wilayah Manggarai.