Mulai Ada Titik Terang, Gadis Remaja Asal Depok yang Hilang Mengaku Sedang di Kota Ini

Laporan Wartawan TribunJakarta.com, Dwi Putra Kesuma

TRIBUNJAKARTA.COM, PANCORAN MAS – Alangkah senangnya Taufik, dirinya dapat berkomunikasi kembali dengan putri tercintanya Novia Nabila pada Sabtu (2/11/2019) malam.

Untuk diketahui, sudah enam hari putri Taufiq hilang dan tak bisa dihubungi setelah pamit liburan ke Kota Tua, Jakarta dari kediamannya yang beralamat di kawasan Cilodong, Kota Depok.

Sebelumnya diberitakan, segala upaya telah dilakukan oleh Taufiq hingga melaporkan peristiwa hilangnya Novia ke pihak Kepolisian.

“Tadi malam bisa dihubungi setelah dicoba telpon sama teman-temannya,” ujar Taufiq dikonfirmasi TribunJakarta.com, Minggu (3/11/2019).

Meski bisa dihubungi, namun Taufiq masih harus menahan rindu untuk bertemu lantaran putrinya mengatakan sedang berada di Yogjakarta.

“Dia bilang lagi di Yogjakarta, saya gak percaya juga dia ada di Yogjakarta,” bebernya.

Tak seorang diri, Taufiq mengatakan putrinya mengaku berada di Yogjakarta bersama seorang pria yang dikenalnya melalui sosial media facebook.

“Sama cowok kenalannya di facebook,” kata Taufiq singkat.

Saat ini, Taufiq dan keluarganya masih terus berupaya menghubungi kembali putrinya untuk dirayu agar mau pulang ke rumah dan berkumpul kembali bersama keluarga tercinta.

Warga Depok Ini Tak Bisa Bekerja dan Kepikiran Anak Perempuannya Hilang Sejak Lima Hari Lalu

Sudah lima hari, Novia Nabila (13) tak pulang ke rumah sejak pergi menuju Kota Tua, Jakarta Barat pada hari Minggu (27/10/2019) pagi.

Ibu dari Novia Nabila, Siti Nuryati (45) gelisah tidak keruan lantaran anak keduanya itu menghilang.

Semenjak Novia pergi, Siti yang merupakan warga Kota Depok tak berangkat ke tempat Konveksi, di mana ia bekerja sebagai tukang jahit.

Di rumah kontrakan mungilnya itu, Siti selalu membayangkan wajah anak keduanya.

Hatinya gundah lantaran ia takut Nabila terancam keselamatannya.

Siti terngiang-ngiang rutinitasnya setiap pagi membangunkan anaknya sekolah dan menyiapkannya sarapan.

Belakangan ini, kegiatan itu tak lagi dilakukannya.

Siti berada di rumah seorang diri sejak pagi, menunggu kabar dari suaminya, Taufik yang tengah berada di Polres Kota Depok, menindaklanjuti aduan mereka.

"Saya selalu memikirkan anak saya lagi ngapain? Saya suka bertanya-tanya sendiri," ujarnya kepada TribunJakarta.com di kediamannya pada Kamis (31/101/2019).

"Enggak mau pulang, dek? Gimana tidurnya kalau malam? Seperti orang stres," sambungnya.

Kejadian itu, cerita Siti, bermula kala anaknya yang masih duduk di bangku SMP kelas satu tersebut memutuskan pergi ke Kota Tua bertemu dengan seseorang pada Minggu pagi.

Novia membohongi kedua orangtuanya dengan alasan pergi bersama teman-teman dekatnya.

Jam tujuh pagi lewat lima pagi, anaknya pergi menggunakan kereta menuju Kota Tua, Taman Sari, Jakarta Barat.

Taufik dan Siti sempat mendapatkan kabar Novia di Kota Tua pada siang hari sekira pukul 14.00 WIB.

Saat itu, Novia mengabarkan mereka berdua bahwa ia akan pulang.

Namun, itu menjadi komunikasi terakhir Novia dengan Siti dan Taufik.

Sejak itu, Novia tak lagi bisa dihubungi oleh orangtuanya dan tidak pulang ke rumah.

"Suami saya mencari sewaktu sore hari bertanya ke rumah teman-teman dekat SMP-nya. Tapi jawaban mereka enggak tahu," lanjut Siti.

• Simak Bocoran Soal Tes Wawasan Kebangsaan dan Tes Karakteristik Pribadi Untuk CPNS 2019 dari BKD

Dugaan Diculik oleh Seorang Kenalan di Medsos

Novia sempat mengatakan kepada teman-teman dekatnya bahwa ia akan menemui seorang laki-laki bernama Firman yang dikenalnya dari media sosial.

Ia sudah janjian dengan Firman dan akan menemuinya di Kota Tua.

"Novia bilang ke temannya, katanya mau ketemu pacar. Awas loh nanti diculik, kata temannya gitu," ungkap Siti.

Namun, ternyata Novia tak bertemu dengan Firman melainkan dengan orang yang memakai foto Firman di akun pribadinya.

Hal itu diketahui oleh kakak Novia yang mencari informasi keberadaan Firman di media sosial.

Saat akunnya berhasil dihubungi dan ditemui, Firman pun memberi tahu bahwa ada orang yang mengatasnamakan dirinya untuk berkenalan dengan remaja perempuan.

Firman mengenal sosok orang tersebut bernama Gemblong.

Gemblong, lanjut Firman, kerapkali menggunakan akun palsu dengan memasang foto Firman untuk mengelabui kenalannya.

"Firman memberitahukan alamat Gemblong ke suami saya. Saat rumahnya didatangi di daerah Kranggan, orangtua angkatnya sudah enggak tahu keberadaan dia di mana," tambahnya.

Siti menduga kuat bahwa anak keduanya itu diculik oleh laki-laki tersebut.

Dugaannya didukung dari kasus hilangnya remaja putri bernama Riska lantaran pernah beberapa hari diajak pergi oleh Gemblong.

Rumah Riska tak jauh dari rumah Novia di Cilodong, Depok, Jawa Barat.

• Ini Sejumlah Anggaran KUA PPAS DKI Jakarta Dianggap Tak Wajar, Buzzer Rp 5 M & Antivirus Rp 12 M

Mencari ke Kota Tua

Kabar hilangnya Novia Nabila telah tersebar ke beberapa akun media sosial di jagat maya.

Taufik mendapatkan kabar dari orang yang melihat keberadaan Novia di Kota Tua.

Taufik, Siti dan paman Novia pun pergi ke Kota Tua begitu mendapatkan info tersebut pada Rabu (30/10/2019) kemarin.

"Kita udah keliling Kota Tua semalaman tapi ternyata Novia tak ada," kata Siti.

Taufik telah melaporkan hilangnya Novia ke Polsek Sukmajaya sehari setelah anaknya hilang.

Ia juga telah melaporkan kejadian itu ke Polres Depok. Berharap anaknya lekas ditemukan.

• Djarot Persilahkan Anies Ubah Sistem e-Budgeting Warisan Ahok yang Sempat Dipuji KPK

Kecanduan Medsos

Siti mengakui anak keduanya itu sangat kecanduan dengan media sosial.

Setiap pulang sekolah, kehidupan Novia tak terlepas dari ponselnya.

"Pulang sekolah, setengah 4 sore main terus (ponsel) sampai malam. Enggak berhenti-berhenti. Mau tidur aja dibawa-bawa," keluhnya.

Novia juga kerapkali melakukan swafoto dirinya melalui ponsel pintarnya.

Maka tak ayal, lanjut Siti, hilangnya Novia berawal dari media sosial.

"Karena Novia juga kenalan sama orang kan dari media sosial. Lagian kan sekarang juga bisa ya dihipnotis melalui ponsel," pungkasnya.

Siti dan Taufik berharap, anak keduannya dapat kembali ke pangkuannya. (*)