Genjot Ketahanan Pangan Nasional, Warga Binaan Lapas Klas II Ciangir Dikaryakan Garap Kebun Jagung
para warga binaan juga sudah mendapat pembinaan dari Kementerian Pertanian untuk bisa mengolah hasil kebun
Penulis: Jaisy Rahman Tohir | Editor: Muhammad Zulfikar
Laporan Wartawan TribunJakarta.com, Jaisy Rahman Tohir
TRIBUNJAKARTA.COM, LEGOK - Demi menggenjot ketahanan pangan nasional, warga binaan Lapas Klas II Ciangir, Legok. Kabupaten Tangerang dikaryakan untuk menggarap 15 hektare kebun jagung.
Direktur Jenderal Pemasyarakatan Kemenkumham, Sri Puguh Budi Utami, mengatakan, program tersebut hasil kerja sama antara Kementerian Pertanian, Bappenas, Pemkab Tangerang serta Kemenkumham.
Sri Puguh mengatakan, sebanyak 28 warga binaan yang sekarang menghuni Lapas Ciangir sudah dibina secara kepribadiannya.
Mereka harus berkontribusi terhadap negara, salah satunya melalui program berkebun itu.
"Teman-teman di dalam memang harus dipraktikan. Mereka sudah dibina kepribadiannya, kemudian harus menghasilkan produk, barang maupun jada. Dengan bertani paling tidak teman-teman warga binaan berkontribusi untuk pembangunan nasional secara nyata," ujar Sri Puguh.
Selain secara kepribadian, para warga binaan juga sudah mendapat pembinaan dari Kementerian Pertanian untuk bisa mengolah hasil kebun.
• Wali Kota Bekasi Beberkan Alasan Gandeng Ormas untuk Pengelolaan Parkir di Minimarket
• Politikus PDIP Singgung Anies Baswedan Soal Transparansi, Ima Mahdiah: Kayak Insecure
Harapannya, jagung yang dihasilkan bisa diolah kembali menjadi barang yang memiliki nilai lebih sebelum dipasarkan.
"Jadi ada nilai tambahnya. Tidak hanya menghasilkan jagung, tapi kita timgkatkan lagi nikai ekonominya," ujarnya.
Sri Puguh berharap per satu hektare kebun, bisa memproduksi tujuh ton jagung.
"Ke depan untuk membeli kebutuhan lapas bisa dari sini," ujarnya.
Sementara, Kepala Lapas (Kalapas) Klas II Ciangir, mengatakan, Sugeng Indrawan, selain perkebunan, warga binaan juga menggarap peternakan dari mulai sapi hingga lele.
"Bagiannya kan pertanian, perikanan, dan peternakan. Untuk saat ini 28 warga binaan, kami mulai aktif dari dua bulan lalu," ujar Sugeng.