Spanduk Peringatan dari Pemprov DKI Jakarta Terpasang di JPO Tanpa Atap Sudirman, Ini Isinya

Terdapat dua spanduk yang tersemat tulisan sebagai tanda peringatan, di JPO Jalan Jenderal Sudirman, Jakarta Pusat, Jumat (8/11/2019).

TribunJakarta.com/Muhammad Rizki Hidayat
Spanduk atau kain rentang yang tersemat tulisan sebagai tanda peringatan, di jembatan penyeberangan orang (JPO) kawasan Jalan Jenderal Sudirman, Jakarta Pusat, Jumat (8/11/2019). 

Laporan Wartawan TribunJakarta.com, Muhammad Rizki Hidayat

TRIBUNJAKARTA.COM, TANAH ABANG - Terdapat dua spanduk atau kain rentang yang tersemat tulisan sebagai tanda peringatan, di jembatan penyeberangan orang (JPO) Jalan Jenderal Sudirman, Jakarta Pusat, Jumat (8/11/2019).

Di dalam spanduk ini tertulis:

Peringatan...!!! Dilarang memanjat, bersandar, dan duduk di pagar JPO.

Dinas Bina Marga Prov DKI Jakarta

Artinya, para pejalan kaki diingatkan bahwa tidak boleh melakukan hal tersebut.

Menurut pejalan kaki, Herman, mengatakan pesan tersebut jelas terlihat.

Namun, lanjutnya, kurang ampuh dalam memantau keselamatan pejalan kaki.

"Sebaiknya dipasang CCTV juga sih. Khawatirnya ada orang yang nekat naik, jadi bisa terpantau sama pemerintah," ujar Herman, di atas JPO Tanpa Atap Sudirman, Jumat (8/11/2019).

Sementara, pengamatan TribunJakarta.com di lokasi, pagar JPO Tanpa Atap Sudirman ini memiliki tinggi kira-kira 130 sentimeter.

Tinggi pagarnya setara dengan dada orang dewasa.

Warna pagar JPO Tanpa Atap Sudirman tersebut yakni merah dan silver.

Koalisi Pejalan Kaki Kritik Langkah Pemprov DKI Jakarta yang Mencopot Atap JPO Sudirman

Jembatan penyeberangan orang (JPO) di kawasan Jalan Jenderal Sudirman, Jakarta Pusat, atapnya dicopot, Jumat (8/11/2019).
Jembatan penyeberangan orang (JPO) di kawasan Jalan Jenderal Sudirman, Jakarta Pusat, atapnya dicopot, Jumat (8/11/2019). (TribunJakarta.com/Muhammad Rizki Hidayat)

Beberapa hari lalu atap jembatan penyeberangan orang atau JPO di Jalan Jenderal Sudirman, Jakarta Pusat, dicopot.

Hal itu dilakukan oleh Pemerintah Provinsi DKI Jakarta agar masyarakat dapat melakukan swafoto di sana.

Ketua Koalisi Pejalan Kaki, Alfred Sitorus, menilai langkah Pemprov DKI Jakarta mencopot atap JPO tidak tepat.

"Kalau memandang kota Jakarta, ya dari atas gedung, bukan di JPO," kata Alfred saat dikonfirmasi, Jumat (8/11/2019).

Dia melanjutkan, sebenarnya Koalisi Pejalan Kaki merekomendasikan kepada Pemprov DKI agar JPO tersebut dirobohkan.

Alasannya, kata dia, JPO tersebut tidak layak lagi digunakan.

"Karena JPO-nya sudah tidak layak untuk accesbility-nya," ujar Alfred.

"Kalau mempertahankan atau hanya untuk melihat view (pemandangan), itu sebenarnya menambah siksaan baru bagi pejalan kaki," dia menambahkan.

Sebaiknya, lanjut dia, solusi mengganti JPO tersebut dengan cara membuat pelican crossing.

Sebab, menurutnya, pejalan kaki bukan sekadar yang memiliki fisik yang baik.

"Tapi yang berkebutuhan, lansia (lanjut usia), disabilitas, dan anak anak kecil yang ototnya baru tumbuh. Nah, itu yang harus dipikirkan," ujar Alfred.

"Jadi bukan masalah atapnya dibuka untuk bisa orang hanya memandang, bukan gitu," dia menambahkan.

Keram Saat Berenang di Aliran Sungai Cisadane, Seorang Pria Tenggelam dan Menghilang Hingga Saat Ini

Delapan Jam Diperika Polisi, Kepala Bapenda Kota Bekasi Aan Suhanda Dicecar 59 Pertanyaan

Kepala Dinas Bina Marga DKI Jakarta, Hari Nugroho, menyebut alasan pencopotan atap JPO ini sebagai wadah bagi masyarakat yang ingin berswafoto.

"Pengalaman lain lagi nih, selain untuk pejalan kaki, juga untuk (swafoto), ber-selfie ria, instagrammable-lah," kata Hari, sapaannya, saat dihubungi Wartawan, Rabu (6/11/2019).

Menurutnya, masyarakat yang menggunakan JPO ini juga dapat melihat pemandangan di sekitar Jalan Jenderal Sudirman.

Misalnya, kata dia, masyarakat dapat melihat trotoar jalan yang telah diperlebar.

Bahkan, sambungnya, masyarakat dapat melihat pemandangan gedung-gedung pencakar langit di sekitar sana.

Hari berkata, hal tersebut merupakan pengalaman baru bagi pejalan kaki yang melintas di JPO tersebut.

"Selain jadi tempat menyeberang pejalan kaki, juga sebagai pengalaman baru. Bisa melihat view dari Thamrin-Sudirman, trotoar yang sudah lebar dan bagus," ucap Hari.

"Kemudian view ke gedung-gedung tinggi, menambahkan suasana dan pengalaman lain," dia menambahkan.

Sumber: Tribun Jakarta
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved