Bom di Mapolrestabes Medan
Atribut Ojol Disorot Setelah Bom Bunuh Diri di Medan, Penjual di Cilincing Selalu Seleksi Pembeli
Atribut ojek online menjadi sorotan pascaperistiwa bom di Mapolrestabes Medan, Rabu (13/11/2019) kemarin.
Penulis: Gerald Leonardo Agustino | Editor: Ferdinand Waskita Suryacahya
Laporan Wartawan TribunJakarta.com, Gerald Leonardo Agustino
TRIBUNJAKARTA.COM, CILINCING - Atribut ojek online menjadi sorotan pascaperistiwa bom di Mapolrestabes Medan, Rabu (13/11/2019) kemarin.
RMN (24), pelaku bom bunuh diri di Medan itu terekam CCTV mengenakan jaket ojol saat menjalankan aksinya.
Dengan adanya peristiwa itu, atribut ojol yang dijual bebas dikhawatirkan dapat menimbulkan masalah.

Siapapun bisa saja dengan mudah membeli atribut ojol yang dijual bebas.
Mereka yang tidak bertanggungjawab, bisa saja melakukan aksi kejahatan dengan berpura-pura menjadi ojol dengan atribut yang dibelinya.
Meski begitu, antisipasi ternyata sudah dilakukan penjual atribut ojol, salah satunya Nana (31).
Nana yang merupakan seorang penjahit pakaian mempunyai kios di Jalan Rorotan II, Cilincing, Jakarta Utara, yang juga menjual atribut Gojek maupun Grab.
Nana sudah menjual atribut ojol sejak dua bulan belakangan. Selama menjajakan barang dagangannya ini, Nana mengaku selalu menyeleksi pembelinya.
Pembeli atribut ojol diseleksi Nana secara sederhana. Nana akan meminta calon pembelinya menunjukkan akun mereka di aplikasi ojol.
Apabila calon pembeli sesuai dengan identitasnya di aplikasi, maka Nana akan menyetujui pembelian.
"Jadi kan kelihatan dia di aplikasinya itu. Terus biasanya kan dia bawa helmnya juga, jadi nggak sembarangan," ucap Nana ucap Nana saat ditemui Kamis (14/11/2019).
Satu buah jaket, baik yang berlogo Gojek maupun Grab, dihargai Rp 165 ribu. Sementara rompi ojol ia jual Rp 130 ribu. Nana juga menjual tas selempang berlogo Grab seharga Rp 65 ribu.
Malas Antre
Nana mengungkapkan, dalam sehari, ia bisa didatangi dua sampai tiga orang pengendara ojol.