Bom di Mapolrestabes Medan
Mahfud MD Ogah Disebut Kecolongan Karena Bom di Medan, Achmad Baidowi Lantang: Ini Bukan Main-main!
Sekretaris Fraksi PPP DPR RI, Achmad Baidowi angkat bicara terkait sikap Menko Polhukam Mahfud MD yang enggan pihaknya disebut kecolongan.
Penulis: Kurniawati Hasjanah | Editor: Siti Nawiroh
TRIBUNJAKARTA.COM - Sekretaris Fraksi PPP DPR RI, Achmad Baidowi angkat bicara terkait sikap Menko Polhukam Mahfud MD yang enggan pihaknya disebut kecolongan karena aksi bom di Medan.
Mahfud MD menyatakan, tindakan terorisme pasti akan selalu ada dan pihak kepolisian akan terus melakukan penyelidikan terkait kasus bom bunuh diri di Polrestabes Medan tersebut.
Terkait pernyataan Mahfud MD itu, lantas Najwa Shihab mempertanyakan pendapat Achmad Baidowi saat menjadi narasumber di program acara Mata Najwa yang tayang pada Rabu malam (14/11/2019).
TONTON JUGA:
"Pemerintah enggan disebut kecolongan dan masyarakat jangan selalu nyinyir pemerintah bertindak dibilang melanggar HAM, tetapi pemerintah enggan bertindak disebut kecolongan. Bagaimana pendapatnya?" tanya Najwa Shihab.
Achmad Baidowi menuturkan, jika memang enggan disebut kecolongan justru membuat masyarakat bertanya-tanya karena lokasi penyerangan merupakan institusi negara.
• Sederet Masalah Teknis yang Kerap Terjadi di Pendaftaran CPNS 2019, Intip Solusinya
"Tak perlu butuh waktu lama, pertama dari kejadian Wiranto simbol ketiga dari negeri ini, terus sekarang pihak kepolisian."
"Terlebih disebutkan bahwa pelaku sebelumnya telah diperiksa dua kali, tetapi kok bisa lolos? apa tak ada alat pendeteksi?" jelas Achmad Baidowi.
Lebih lanjut, Achmad Baidowi menilai aksi bom di Polrestabes Medan membuat kekhawatiran dengan keamanan di tempat lainnya.

"Maka jangan salah fenomena ini jadi sorotan dunia. Ini bukan main-main. Berbeda jika bom meledak di pasar, kita tak bisa mendeteksinya," ucap Achmad Baidowi.
Menurut Achmad Baidowi, Pemerintah Indonesia memang kecolongan dengan aksi bom di Medan.
• M Qodari Bandingkan Sistem Anggaran Ahok & Anies, Karni Ilyas Semprot: Jangan Salah-salah!
"Kenapa? Pemerintah ini bukan enggak punya alat yang canggih, apalagi dikaitkan dengan seruan di Timur Tengah sebenarnya bisa dideteksi. Wong sadap menyadap itu bisa," tegas Achmad Baidowi.
Politisi PPP itu menegaskan, perlu keberanian sikap Pemerintah untuk melakukan tindakan pencegahan.

"Sekiranya itu potensinya kuat apalagi meledakkan bom seperti kasus di Medan, maka seharusnya dilakukan pencegahan. Kemarin kan UU Terorisme kita sudah direvisi maka ke depan hal ini tak boleh menjadi keraguan Pemerintah," beber Achmad Baidowi.
Achmad Baidowi mempercayai, ledakkan bom bunuh diri di Medan itu tak ada momentum yang dibidik pelaku.
"Yang dibidik adalah kelengahan dari aparat kita. Momentum apa hari ini? Natal dan Tahun Baru juga masih lama," aku Achmad Baidowi.
• Pengamat Roy Salam Bocorkan Kejanggalan E-Budgeting DKI: Seharusnya Lebih Baik dari 2 Tahun Lalu!
TONTON VIDEONYA:
Bom Bunuh Diri di Polrestabes Medan
Ledakan bom bunuh diri di Polrestabes Medan, pihak kepolisian pun terlihat telah mengamankan sekitar lokasi kejadian dengan memasang garis polisi.
Warga di lokasi kejadian pun tak diperbolehkan mendekati jasad terduga pelaku.
Sebuah ledakan bom terjadi di Polrestabes Medan, Rabu (13/11/2019) pagi.
Akibat ledakan bom itu, satu orang terduga pelaku dilaporkan tewas di lokasi kejadian.
Dilansir TribunWow.com dari tayangan live KOMPASTV, jurnalis Ferry Irawan melaporkan bahwa terduga pelaku sengaja menyasar ke aparat kepolisian.
Terduga pelaku disebutnya tak mendekati kerumunan massa yang kala itu memenuhi ruang pembuatan SKCK (Surat Keterangan Catatan Kepolisian).
Meskipun begitu, Ferry menyebut selama ini keamanan di Polrestabes Medan sudah berjalan ketat.
Untuk itu, banyak pihak yang bertanya-tanya bagaimana bisa orang yang diduga membawa alat peledak bisa lolos dari pemeriksaan aparat kepolisian.
"Pemeriksaan di setiap pengunjung di Polrestabes Medan sangat ketat, setiap warga yang datang ini barang bawaannya diperiksa," ucap Ferry.
"Bahkan kemarin pada minggu lalu salah satu pengunjung kedapatan membawa narkoba, itu artinya mengindikasikan bahwa pemeriksaan pengunjung di Polrestabes Medan terbilang cukup ketat," sambungnya.
Kini, Ferry tengah menunggu keterangan kepolisian terkait ledakan yang terjadi di Polrestabes Medan itu.
"Namun, kami masih menunggu keterangan pihak kepolisian mengapa tadi terdapat bahan berbahaya yang kemudian menimbulkan korban berhasil lolos dari pemeriksaan di Polrestabes Medan," ucapnya.
Ia juga menyebutkan, selain terduga pelaku tewas di lokasi kejadian, seorang aparat kepolisian juga terluka akibat ledakan bom tersebut.
"Memang sejauh ini korban hanya satu orang, itu berasal dari pihak kepolisian dan telah dibawa ke rumah sakit untuk mendapatkan penanganan dari tim media," kata Ferry.
"Sedangkan untuk warga belum diketahui apakah ada yang menjadi korban atau tidak."
Sementara itu, Ferry menyebut bahwa terduga pelaku memang sengaja mengarahkan bom ke aparat kepolisian.
"Karena memang seperti tadi yang saya sebutkan, terduga pelaku membawa barang yang diduga sebagai bahan peledak mengarah ke pihak kepolisian."
"Bukan ke arah kerumunan warga yang berkerumun di gedung SKCK untuk mengurus SKCK," terang Ferry.
Terduga pelaku disebutnya sama sekali tak mendekati kerumunan warga yang kala itu sedang ramai membuat SKCK.
"Jadi pelaku ini tidak datang ke kerumunan warga dan menyasar pihak kepolisian," ucap Ferry.
Hingga kini, belum diketahui jumlah pasti korban akibat ledakan bom tersebut.
"Namun, kami masih menunggu berapa banyak jumlah korban dalam kejadian ini," ucap Ferry.
Simak video berikut ini: