Kisah Ahmad Pemijat Bekam Keliling, Adu Nasib di Ibu Kota Demi Bantu Ayah Terkena Stroke di Kampung
Seraya membawa tas kecil, Ahmad Ali (30) berjalan kaki di atas trotoar jalan Perwira, Gambir, Jakarta Pusat.
Penulis: Satrio Sarwo Trengginas | Editor: Ferdinand Waskita Suryacahya
Pasalnya, ia pernah pulang dengan tangan hampa dalam sehari.
Namun, paling banyak ia pernah meladeni empat orang seharian.
"Penghasilannya per hari enggak tentu. Sekitar Rp 50 ribuan lah," tambahnya.
Ali hidup sebatang kara di Jakarta. Ia tinggal di mana saja, mengembara ke sejumlah tempat yang bisa ditinggali.
"Tinggalnya di masjid atau di mana aja kayak musafir," ujarnya yang biasa tinggal sementara di daerah Petojo Utara, Kecamatan Gambir.

Setiap hari, Ali berjalan kaki sambil mengalungkan papan kayu itu ke daerah Grogol, Petojo Utara dan sekitarnya.
Dari guru SD, para sopir hingga ojek daring sering menjadi langganannya.
"Di SD banyak guru-guru yang mau dipijat. Kalau lagi jalan kaki, suka juga orang lain manggil buat dipijat," lanjutnya.
Bantu Biaya Stroke Ayahnya

Ayah Ali yang tinggal di Palembang, mengidap stroke.
Ia dan ketiga saudaranya membantu untuk membiayai kehidupan dan pengobatannya.
"Kadang penghasilan saya dari sini dikumpulin buat kebutuhan bapak yang terkena stroke di kampung," katanya.
Lewat pijat bekam, Ali pernah menyembuhkan pasien yang mengalami cedera di bagian kedua kakinya.
• Kisah Roy Pekerja Lepas Sudin Kehutanan Jaksel Pantang Menyerah Lawan Stroke, Ini Pemicunya
• Timnas Indonesia Tidak Gentar Hadapi Tekanan Suporter Malaysia
• Suami yang Bakar Diri di Cipayung Merasa Gaya Hidup Istrinya Terlalu Tinggi
Pasien itu mengaku tak bisa jongkok.
"Saya pernah nyembuhin pasien kedua kakinya mengalami cedera. Setelah dipijat, bisa sembuh," tambahnya.
Pijat bekam, lanjut Ali, banyak kegunaannya. Di antaranya, menyembuhkan masuk angin, pegal-pegal, hingga syaraf kejepit.