Kisah Zaenal, Kerap Tak Balik Modal Saat Berdagang Hingga Memilih Berjualan Jepitan di Jaksel
Zaenal Arifin (57) gantungkan hidupnya selama 19 tahun menjadi tukang jualan jepitan
Penulis: Nur Indah Farrah Audina | Editor: Erik Sinaga
"Namanya boleh minjam kita kepikiran kan. Akhirnya berapapun yang saya dapat, saya setor Rp 5 ribu ke teman saya ini. Sampai akhirnya kata dia sudah lunas. Alhamdulillah jadi terus jualan sampai sekarang," katanya.
Demi menghidupi istri dan anaknya, Zaenal tak ingin lagi menyerah pada satu pekerjaan.
Untuk itu, dia mulai menekuni berjualan jepitan keliling wilayah Jakarta Selatan setiap harinya tanpa libur.
Mulai dari pukul 09.00 WIB, Zaenal sudah membawa berbagai jenis jepitan, kunciran dan aksesoris lainnya.
Jika pagi hingga siang hari tak kunjung laku, akhirnya Zaenal tak lagi ingin menyerah dan terus melangkahkan kaki dari satu kampung ke kampung lainnya.
"Alhamdulilah setelah ditekuni justru saya nyamannya malah kerja begini. Kalau dulu modal habis terus, jualan jepitan seenggak lakunya, modal saya enggak pernah sampai habis kayak dulu," jelasnya.
Untuk satu harinya, penghasilan Zaenal tak pernah menentu.
Biasanya kisaran omset yang diperolehnya kisaran Rp 70-100 ribu perhari.
Suka dan Duka

Memilih bertahan menjadi penjual jepitan bukanlah perkara mudah.
Meskipun modalnya tak pernah sampai habis, Zaenal mengatakan banyak sekali suka dan duka yang dialaminya.
Ketika berkeliling, Zaenal mengatakan jadi mengetahui situasi maupun kondisi jalanan di wilayah Ibu Kota.
Selain itu, kerasnya hidup di Jakarta juga sangat ia rasakan dan membuatnya menjadi lebih bersyukur.
Namun, duka yang ia rasakan selama di Jakarta ialah ucapan pedas dari segelintir orang.
Dijelaskannya, Zaenal pernah adu argumen dengan emak-emak yang menghina apa yang dijualannya.