Kakek Mayar Setubuhi 6 ABG Cowok Gunakan 'Pelet' Ini, Lokasinya Tak Jauh dari Polsek Boyolangu

Kakek Mu'anam warga Tulungagung setubuhi 6 ABG cowok, pakai 'pelet' ini di antaranya internet gratis via WIFI, ponsel hingga uang.

Editor: Y Gustaman
Surya/Fatkul Alamy
ILUSTRASI: FA dan konsumen seks sesama jenis yang diamankan personel Unit PPA Satreskrim Polrestabes Surabaya, Jumat (23/2/2018). SURYA/FATKUL ALAMY 

Kakek Mayar sudah merencanakan rapi niat jahatnya agar bisa berhubungan badan dengan para korbannya ABG cowok.

Di warung kopi di depan toko elektroniknya, Kakek Mayar menyediakan fasilitas WIFI gratis yang mengundang anak-anak itu datang untuk nongkrong.

Dari sanalah Kakek Mayar merayu sampai mereka takluk dan 6 ABG cowok jadi korban pelampiasan berahinya.

Kabar yang beredar, 6 ABG cowok ini telah mendapatkan penanganan mental dari lembaga perlindungan anak setempat.

Kanit PPA Satreskrim Polrestabes Surabaya, AKP Ruth Yeni (kiri) menunjukan barang bukti dari kasus TPPO layanan seks sejenis yang diungkapnya, Rabu (28/2/2018).
Kanit PPA Satreskrim Polrestabes Surabaya, AKP Ruth Yeni (kiri) menunjukan barang bukti dari kasus TPPO layanan seks sejenis yang diungkapnya, Rabu (28/2/2018). (Surabaya.tribunnews.com/fatkhul alami)

Kasus Cinta Sejenis

Komisi Penanggulangan Aids (KPA) Tulungagung beberapa waktu lalu merilis perilaku hubungan sesama jenis di kalangan pelajar pria.

Kasi P2M Dinas Kesehatan Tulungagung, Didik Eka, mengatakan ada ratusan perilaku laki-laki suka laki-laki lewat komunitas.

"Di antara mereka, ada yang pelajar dan mahasiswa,” kata Didik yang juga masuk dalam Kelompok Kerja KPA Tulungagung, Senin (22/7/2019).

Hasil penulusuran KPA Tulungagung, perilaku percintaan sesama jenis ini ikut menyumbang angka kasus HIV/AIDS di Tulungagung.

Bahkan, ada pelaku di kalangan pelajar dan mahasiswa yang positif HIV.

Didik memprediksi bercinta sesama jenis laki-laki sama laki-laki ini dilakukan saat kelas IX sekolah menengah pertama.

“Masa inkubasinya sekitar dua sampai tiga tahun, dan baru ketahuan saat kelas XI atau XII SMA,” sambung Didik.

Temuan ini menjadi perhatian serius para aktivis HIV/AIDS.

Menurut Didik, perilaku menyimpang ini marak karena kesalahan orangtua dalam pola mengasuh anak saat memasuki masa pubertas.

Mereka acap melarang anaknya bergaul dengan lawan jenis, lalu menakut-nakutinya dengan pergaulan bebas, memicu kehamilan dan sebagainya.

Halaman
1234
Sumber: Surya
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved