Polisi Duga Pembobol ATM Berjumlah 41 Orang, Kasatpol PP DKI: Hanya 12 Anak yang Terlibat

Polisi menyebut sebanyak 41 orang diduga terlibat kasus pembobolan ATM yang disebut merugikan Bank DKI hingga puluhan miliar ini.

Penulis: Dionisius Arya Bima Suci | Editor: Erik Sinaga
TRIBUNJAKARTA.COM/NAWIR ARSYAD AKBAR
Ilustrasi pembobolan ATM 

Laporan Wartawan TribunJakarta.com, Dionisius Arya Bima Suci

TRIBUNJAKARTA.COM, GAMBIR - Kepala Satuan Polisi Pamong Praja (Satpol PP) DKI Jakarta Arifin memastikan, anak buahnya yang terlibat kasus dugaan pembobolan ATM masih berjumlah 12 orang.

"Yang saya tahu ya itu (12 orang Satpol PP, untuk sementara itu yang diperiksa," ucapnya, Minggu (24/11/2019).

Hal ini tentunya bertolak belakang dengan perkembangan kasus yang dilakukan pihak Polda Metro Jaya.

Dimana dari hasil pengembangan, polisi menyebut sebanyak 41 orang diduga terlibat kasus pembobolan ATM yang disebut merugikan Bank DKI hingga puluhan miliar ini.

Meski demikian, Arifin mengaku tidak ambil pusing dengan perkembangan kasus yang dikemukakan oleh pihak kepolisian itu.

"Saya tidak tahu (kalau ada perkembangan terbaru kasus Satpol PP bobol ATM). Silahkan itu tanya ke Polda langsung," ujarnya saat dikonfirmasi.

"Prinsipnya kalau ada anggota saya yang melanggar disiplin ya kita tindak sesuai hukum," tambahnya menjelaskan.

Ia pun menyebut, pihaknya sendiri telah menindak tegas 12 orang petugas Satpol PP yang terlibat kasus pembobolan ATM dengan membebastugaskan mereka.

"Kemarin kan oknum yang terlibat sudah diberhentikan. Jadi ya tunggu saja hasilnya pemeriksaan polisi," kata Arifin.

Seperti diberitakan sebelumnya, sejumlah anggota Satpol PP diduga melakukan tindak kriminal dengan melakukan pembobolan ATM.

Kepala Satpol PP DKI Jakarta Arifin menyebut, kasus ini bermula saat beberapa orang petugas Satpol PP melakukan penarikan tunai di ATM, namun saldo tabungan mereka tidak berkurang.

"Informasi yang saya dapat, mereka mengambil uang di ATM Bersama, bukan ATM Bank DKI (tempat mereka mendapat gaji). Pertama dia salah pin, yang kedua baru benar dan uangnya keluar, namun soldonya tidak berkurang," kata Arifin.

Hal ini pun dilalukan oleh sejumlah anggota Satpol PP beberapa kali sejak bulan Mei lalu, sehingga kerugian yang diderita Bank DKI mencapai puluhan miliar.

"Pertama ambil uang tapi saldo tidak berkuramg, lalu coba lagi. Dia orang pasti punya keingintahuan, ada semacam penasaran maka dia coba lagi," tuturnya.

Halaman
12
Sumber: Tribun Jakarta
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved