Tren Penularan HIV di Jakarta Disebabkan Hubungan Sejenis Antar Lelaki Sangat Melonjak
Kepala Dinas Kesehatan DKI Jakarta Widyastuti mengungkapkan tren penularan HIV terbesar terjadi pada hubungan lelaki seks dengan lelaki (LSL).
Dari angka itu, penderita HIV/AIDS didominasi penyuka sesama jenis.
Kepala Bidang Pengendalian dan Pencegahan Penyakit, Dinas Kesehatan Kabupaten Bekasi, Irfan Maulana mengatakan, jumlah penderita HIV/AIDS tahun ini sebanyak 105 orang.
Dengan rincian, laki-laki 74 orang dan perempuan 31 orang.
Untuk penyebab penularan HIV di wilayah Kabupaten Bekasi didominasi kepada perilaku homoseksual.
"Ada 105 orang, dan paling banyak penderitanya karena penyuka sesama jenis khususnya homoseksual," ujar Irfan, Selasa (3/12/2019).
Irfan menerangkan, dari 105 jumlah penderita, ada 46 penderita dari prilaku homoseksual, 14 penderita dari wanita pekerja seks, 6 penderita dari waria.
Ada 4 orang dari kelompok berisko tinggi (RISTI), pria pelanggan wanita pekerja seks 2 penderita dan lain-lain 33 kasus.
Selain penyebabnya homoseksual, penyebab lain seperti bergonta -ganti pasangan maupun penggunaan jarum suntik bersama bagi pengguna narkoba.
"Intinya semua harus aware dan ikuti norma-norma yang berlaku. Semua pemicunya karena melanggar norma," kata Irfan.
Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Bekasi, Sri Enny menambahkan 105 kasus baru di tahun 2019 ini membuat akumulasi penderita HIV dan AIDS di Kabupaten Bekasi bertambah menjadi 1.670 orang sejak tahun 2008.
"Kondisnya sangat mengkhawatirkan, ini yang perlu kita pikirkan semua. Kami terus lakukan upaya pencegahan penyebaran hingga pengobatan," paparnya.
Virus HIV/AIDS di Kota Bekasi Mulai Menular ke Usia Remaja
Penularan virus HIV/Aids di Kota Bekasi mulai menyebar ke usia remaja antara 16 hingga 24 tahun.
Dinas Kesehatan Kota Bekasi mencatat ada 145 orang postif HIV sedangkan untuk penyandang Aids tidak ada atau 0. Itu berdasarkan data dari Januari hingga Juli 2019.
Kepala Bidang Pencegahan dan Pengendalian Penyakit pada Dinas Kesehatan (Dinkes) Kota Bekasi Dezi Syukrawati mengatakan bahwa data sebelumnya tahun 2018 ada sebanyak 360 orang dan 2017 ada 544 orang positif HIV.