Di-PHK, Pramugari Garuda Diminta Tulis Surat ke Ari Askhara: Jika Mood Bapak Bagus Bisa Kerja Lagi

Selama sembilan tahun bekerja itu, ia menuturkan tak pernah melakukan kesalahan apapun hingga akhirnya tiba-tiba terkena PHK secara sepihak.

Penulis: Kurniawati Hasjanah | Editor: Siti Nawiroh
YouTube/Indonesia Lawyers Club
Di-PHK, Pramugari Garuda Diminta Tulis Surat ke Ari Askhara: Jika Mood Bapak Bagus Bisa Kerja Lagi 

TRIBUNJAKARTA.COM - Pramugari Garuda Indonesia Anggi Ardana Neswari menceritakan pengalamannya yang kena di-PHK (pemutusan hubungan kerja) di era kepemimpian mantan direktur utama I Gusti Ngurah Askhara Danadiputra alias Ari Askhara.

Anggi Ardana Neswari mengaku telah bekerja selama sembilan tahun di Garuda Indonesia.

Selama sembilan tahun bekerja itu, ia menuturkan tak pernah melakukan kesalahan apapun hingga akhirnya tiba-tiba terkena PHK secara sepihak.

TONTON JUGA:

Padahal, Anggi Ardana Neswari menilai seharusnya manajemen memberikan surat peringatan terlebih dahulu jika ada kesalahan yang diperbuatnya.

"Ada PHK sepihak pada 2 Agustus 2019, saya sebagai crew haji di base medan," tegas Anggi Ardana Neswari dilansir dari  Indonesia Lawyers Club TV One edisi Selasa (10/12/2019).

Sang Ayah Diduga Dibunuh Orang Dekat, Putri Hakim PN Medan Ungkap Hal Aneh yang Tak Biasa Dilakukan

Lebih lanjut, Anggi Ardana Neswari menceritakan pengalamannya yang tertahan di Bandara Jeddah karena membawa tiga slot rokok, yang merupakan barang legal untuk dibawa secara aturan Garuda Indonesia.

Anggi Ardana Neswari menuturkan, ia membawa rokok tiga slot karena memiliki saudara di Arab Saudi.

"Ada barang titipan saudara saya yang tinggal di Jeddah. Saat itu ketika tiba disana, ternyata kena sita," ucap Anggi Ardana Neswari.

I Gusti Ngurah Askhara Danadiputra alias Ari Askhara, Dirut Garuda Indonesia dicopot oleh Menteri BUMN Erick Thohir.
I Gusti Ngurah Askhara Danadiputra alias Ari Askhara, Dirut Garuda Indonesia dicopot oleh Menteri BUMN Erick Thohir. (https://www.garuda-indonesia.com/)

Menurut Anggi Ardana Neswari, terdapat catatan di buku flight attendant service guide book bahwa rokok merupakan barang legal dan boleh dibawa sebanyak 600 stik.

"Di Jeddah, rokok kita kena dimusnahkan dan hanya diperbolehkan untuk membawa satu saja. Saat itu tak ada kepolisian yang menangkap kami karena tindakan itu," tegas Anggi Ardana Neswari.

Arloji Rp 7 M Eks Dirut Garuda Ari Askhara Tuai Perhatian, Intip Penampakan Mobil Mewah & Rumahnya

Beberapa waktu setelahnya, kejadian itu dipermasalahkan oleh Garuda Indonesia dan diduga berujung kepada PHK.

"Jadi saya menyesal pihak Garuda Indonesia mem-PHK kami tanpa memberikan surat peringatan. Seharusnya diberikan peringatan terlebih dahulu," papar Anggi Ardana Neswari.

Anggi Ardana Neswari mengungkapkan, manajemen menjelaskan bahwa kita dianggap mencemarkan nama Garuda Indonesia.

"Padahal kami tak membawa barang ilegal seperti narkoba dan sebagainya," imbuh Anggi Ardana Neswari.

Merasa dapat perlakuan tak adil, Anggi mengaku bahwa kasusnya telah diproses di Suku Dinas Tenaga Kerja & Transmigrasi (Sudinakertrans) melalui mediasi kedua belah pihak.

Orangtua Pensiunan Pertamina, Terungkap Kebiasaan Eks Dirut Garuda Ari Askhara & Keluarga di Kampung

"Kita sudah mediasi. Saat mediasi pertama, keputusan PHK telah diberikan Bapak AA (red: Ari Askhara) ke kami, orang manajemen bilang itu keputusannya."

"Di mediasi kedua, manajemen menyarankan untuk menuliskan permohonan maaf atas tindakan itu sehingga kalau mood Bapak bagus, maka akan diterima kembali bekerja," jelas Anggi Ardana Neswari.

Di-PHK, Pramugari Garuda Diminta Tulis Surat ke Ari Askhara: Jika Mood Bapak Bagus Bisa Kerja Lagi
Di-PHK, Pramugari Garuda Diminta Tulis Surat ke Ari Askhara: Jika Mood Bapak Bagus Bisa Kerja Lagi (YouTube/Indonesia Lawyers Club)

Selain itu, Anggi mengutarakan, saat manajemen memberitahu keputusan PHK itu dari Ari Askhara maka ia tak ada berpikiran macam-macam.

"Saya orangnya polos jadi saya percaya saja omongannya dan tak mau negative thingking terhadap mereka. Mereka sendiri bilang ini kehendak Bapak AA," imbuh Anggi Ardana Neswari.

Hingga berita ini diturunkan, pihak Garuda Indonesia belum buka suara terkait pengakuan Anggi Ardana Neswari. 

Bahas Kasus Garuda dengan Arya Sinulingga, Poyuono Disemprot Karni Ilyas: Ini Bukan Warung Kopi!

SIMAK VIDEONYA:

Borok Ari Askhara Dibeberkan Awak Kabin

Menteri BUMN Erick Thohir memecat I Gusti Ngurah Askhara Danadiputra atau Ari Askhara dari posisi Direktur Utama Garuda Indonesia.

Adapun pencopotan Ari Askhara ini dilatarbelakangi oleh temuan Bea dan Cukai atas motor Harley Davidson dan sepeda Brompton ilegal di pesawat baru milik Garuda berjenis Airbus A3330-900 Neo.

Hadir sebagai narasumber di acara Sapa Indonesia Malam Kompas TV, Ketua Ikatan Awak Kabin Garuda Indonesia (Ikagi) Zaenal Muttaqin membeberkan borok Ari Askhara.

Menurut Zaenal Muttaqin sejak awal menjabat sebagai Dirut Garuda Indonesia, Ari Askhara sudah membuat keputusan-keputusan yang tak masuk akal.

Zaenal Muttaqin mengatakan Ari Askhara dapat dengan mudah merotasi dan merolling karyawan.

Padahal karyawan tersebut sudah lama menjabat di suatu tempat dan memberikan performa terbaik.

Padahal sebenarnya ada aturan tersendiri ketika menempatkan seseorang di jabatan tertentu dan harus dilihat kapasitasnya.

"Begitu juga dengan kami di awak kabin, itu dengan mudahnya mengantikan seseorang untuk menjabat di anak perushaan," beber Zaenal Muttaqin.

Selain itu, Zaenal Muttaqin menjelaskan ada seorang pekerja yang tidak tahu urusan unit lain, namun ditempatkan di unit tersebut.

"Contoh teman-teman kami yang tidak tau tentang persoalan catering itu ditunjuk di caterring, menjadi VP di ACS (Aerowisata Catering Services)," ungkapnya.

Keanehan lainhnya, disebutkan Zaenal Muttaqin yakni terkait beberapa peraturan yang janggal dan tidak sesuai dengan aturan sebelumnya.

"Contoh ketika ada di satu sharing session, teman usianya sudah 36 tahun kemudian ia meminta kepada pak ari untuk dilanjutkan pegawainya menjadi 46, itu pada hari itu juga menjadi 46," ungkap Zaenal.

"Ini kerajaan apa perusahan publik?"

"Itu dari awal sesuatu yang aneh bagi kami," terangnya.

Lebih lanjut, Zaenal Muttaqin merasa hak berserikat dan berorganisasinya diabaikan sejak awal kepemimpinan Ari Ashkara.

"Sejak 2018 pada saat kepemimpinan beliau, di bulan juli kami meminta untuk perundingan, PKB perjanjian kerjasama itu diabaikan mereka," bebernya.

Sementara itu, dilansir Kompas.com, Ari Askara dikatakan Zaenal juga telah mengubah rute penerbangan Jakarta-Amsterdam menjadi Bali-Medan-Amsterdam yang mengakibatkan awak kabin harus bekarja lebih lama.

"Tentang pengalihan rute, itu merugikan awak kami karena perjalanan lebih panjang sehingga jam kerja kami melebihi batas wajar. Itu malah hampir 19 jam lebih perjalanan kita," kata Zaenal Muttaqin di Jakarta, Jumat (6/12/2019).

Kendati demikian, Zaenal Muttaqin mengaku tidak tahu-menahu alasan Ari Askhara mengalihkan rute tersebut.

Sebagai awak kabin, pihaknya hanya mematuhi apa yang diucapkan oleh Ari Askhara selama dirinya memimpin perusahaan pelat merah itu.

"Jadi saya juga enggak tahu kenapa, kenapa dialihkan penerbangan jadi Denpasar ke Kualanamu dan baru ke Amsterdam. Saya tidak tahu seperti apa, apa alasan Pak Ari yang mendasar sehingga melakukan pengalihan," ungkap dia.

SIMAK VIDEONYA:

Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved