Winarsih Ajak 2 Anaknya Minum Racun, Bakal Menghantui Jika Keluarga Tak Memenuhi Ini
Seorang ibu bernama Winarsih (38), yang diyakini mengajak 2 anaknya menenggak racun hama tinggalkan surat wasiat.
Penulis: Muji Lestari | Editor: Y Gustaman
TRIBUNJAKARTA.COM, WONOGIRI - Winarsih (38), warga Wonogiri, mengajak 2 anaknya yakni KT (7) dan ZI (10) untuk menenggak racun hama bersama-sama.
Dikutip TribunJakarta dari TribunSolo, racun serangga yang dipakai warga Desa Bakalan, Kecamatan Purwantori itu adalah Furadan.
Furadan biasa digunakan untuk insektisida di persawahan.
Kapolsek Purwantoro Iptu Aris Joko Narimo menyebut, pihaknya masih menyelidiki kasus ini.
• Pengakuan Nurdin, Pria Asal Sumsel yang Bunuh Istrinya di Keramaian Pasar: Dia Tidak Nurut Kata Saya
Termasuk motif Winarsih bunuh diri dan mengajak anaknya melakukan hal serupa.
Selain obat hama, polisi juga mengamankan barang bukti lain, berupa secarik kertas bertuliskan tulisan tangan.
Tulisan tersebut diduga sebagai surat wasiat yang diyakini ditulis oleh Winarsih.
Kertas itu dirobek dengan tidak rapi.
Pinggir kertas itu terlihat bekas robekan tidak menggunakan alat potong, dengan cara tergesa-gesa.
Winarsih menulis menggunakan pulpen bertinta hitam.
Ia menulis satu kalimat panjang, menggunakan bahasa Jawa Ngoko.
Total, hanya 13 kata yang ditulisnya.
Kalimat ini berisi wasiat, atau permintaan terakhir Winarsih yang diharapkanya akan dilakukan keluarga, setelah dia tewas.
Wasiat itu berbunyi : "Nek aku mati aku pengen dikubur karo keluargaku ditumpuk nak ora tak dendeni (Kalau saya mati saya ingin dikubur bersama keluargaku dengan cara ditumpuk, kalau tidak aku akan menghantui).
Pihak kepolisian belum mengetahui motif dari aksi nekat sekeluarga meminum obat hama tersebut.
IPTU Aris Joko menuturkan, kasus ini lebih lanjut diselidiki oleh Satreskrim Polres Wonogiri.
"Motif belum tahu kenapa, tapi masih diselidiki Polres Wonogiri," papar Iptu Aris.
• Perdana Lihat Penampilan Kece Rafathar saat Pakai Jas, Nagita Slavina Terpana hingga Ucapkan Ini
Satu Anak Selamat
Hanya Winarsih dan KT yang tewas, sementara anak sulung, ZI selamat dan kondisinya kritis.
ZI tengah dirawat di rumah sakit di Ponorogo.
Peristiwa nahas ini terungkap setelah ZI merangkak ke rumah neneknya.
"Rumah neneknya tak jauh dari rumah korban masih satu lingkungan," kata Iptu Aris Joko.
Saat itu ZI sambil menahan sakit meminta tolong.
Sang nenek lalu menolong korban dan membawanya menggunakan mobil ke rumah sakit.
"Tapi saat dilihat di rumah, W dan KT sudah dalam kondisi sekarat," terang Aris.
Saat ini kondisi ZI dikabarkan makin membaik.
"Informasi sudah membaik dan sudah sadar," kata Iptu Aris Joko Narimo, Jumat (13/12/2019).
Namun, tubuh ZI masih terpasang alat untuk menunjang kesehatannya.
Dari cerita yang didapat Iptu Aris Joko , bocah tersebut sudah ingin bangun namun belum diperbolehkan.
Ada pihak keluarga yang menunggu di rumah sakit wilayah Ponorogo.

ZI Akan Tinggal dengan Ayahnya
Setelah kehilangan ibu dan adiknya, ZI yang selamat setelah diminta minum racun oleh ibunya, kemungkinan akan ikut ayahnya.
Hal tersebut diungkapkan oleh Camat Purwantoro, Joko Susilo.
Joko sudah bertemu dengan ayah ZI dan kemungkinan akan ikut ayahnya setelah sembuh.
"Kalau setelah ini masih ada keluarga di sekitar, ada nenek dan ayahnya juga masih ada," papar Joko Susilo, Sabtu (14/12/2019).
Sang ayah menyatakan mau merawat ZI setelah kejadian ini.
"Bapaknya mau merawat," papar Joko.
Soal kejadian yang menimpa ZI, Pemerintah siap memberikan pendampingan secara psikologis.
"Nanti ada dinas terkait dari Pemkab Wonogiri yang mengurus soal itu, kejadian sudah kami laporkan," kata Joko.
Berbicara soal kasus tersebut, pihaknya tidak mengetahui apa latar belakang dari motif Winarsih.
Berdasarkan perbincanganya dengan suami Winarsih, pasangan ini memang tidak harmonis.
• Dampingi Betrand Peto Belajar untuk Hadapi Ujian, Ruben Onsu Beri Wejangan Ini Pada Sang Putra
Diduga Depresi
Winarsih diduga mengalami depresi.
Kaur Kesra Desa Bakalan, Arif Santoso, mengatakan warga menduga Winarsih sudah depresi selama 8 tahun terakhir ini.
Dia jarang terlihat keluar rumah, kecuali mengantar anaknya bersekolah.
Warga juga tidak tahu apa penyebabnya dia sampai depresi seperti itu.
Namun dia di rumah bersama anaknya, dan suaminya kerja di Yogyakarta.
"Sudah sejak lama warga menduga depresi memang karena menutup diri," papar Arif Santoso, Jumat (13/12/2019).
Arif mengatakan, Winarsih sepertinya tak punya masalah dengan suaminya.
"Suaminya juga sering datang ke sini (rumah korban)," kata Arif Santoso.
Winarsih selama ini tidak memiliki persoalan dengan warga namun diketahui semenjak menutup diri dia diduga depresi.
Wasiat Dikabulkan
Saat bunuh diri, Winarsih meninggalkan secarik kertas berisi tulisan tangannya.
Isinya adalah wasiat, di mana ia minta agar dimakamkan dengan cara ditumpuk bersama anaknya.
Warga dan keluarga akhirnya menuruti wasiat Winarsih (38) itu.
Menanggapi permintaan tersebut, warga dan keluarga sudah menyanggupinya.
"Soal wasiat sudah seperti apa yang dituliskan," papar Kaur Kesra Desa Bakalan Arif Santoso, Jumat (13/12/2019).
(TribunJakarta/TribunSolo)