Sampah di Teluk Jakarta Bersumber dari Tengah Laut dan 9 Sungai

Laporan Wartawan TribunJakarta.com, Gerald Leonardo Agustino

TRIBUNJAKARTA.COM, PADEMANGAN - Musim angin barat di akhir tahun membuat sampah terbawa arus hingga mengotori bibir pantai Teluk Jakarta, seperti di pesisir Cilincing, Jakarta Utara.

Kondisi ini bakal berlangsung selama musim angin barat, terutama dengan keberadaan sampah yang terdiri dari akumulasi sampah lama dan sampah baru.

Peneliti Pusat Penelitian Oseanografi LIPI Reza Cordova mengatakan, di akhir tahun ini, angin akan bertiup dari arah barat ke timur.

Alhasil, sampah di tengah lautan akan ikut terbawa arus yang mengarah ke timur hingga akhirnya terdampar di bibir pantai.

"Jadi angin barat ini membawa seluruh sampah yang berasal dari sungai maupun yang berada dari laut ini bertiup dari arah barat ke arah timur," kata Reza kepada wartawan, Senin (16/12/2019).

Sampah yang didominasi plastik ini juga berasal dari sungai-sungai di Jakarta serta kota satelitnya.

Per harinya, sampah yang dihasilkan bisa mencapai 8,3 ton.

Reza menyebutkan ada sembilan sungai yang menjadi sumber sampah Teluk Jakarta.

Dari sembilan sungai itulah sampah-sampah akan terbawa arus hingga menumpuk di Teluk Jakarta.

"Sehingga sampah yang dihasilkan atau sudah terakumulasi akan terbawa umumnya melewati pesisir dulu, kemudian nanti akan terakumulasi di beberapa tempat," kata Reza.

"Contohnya (sampah memenuhi) di Muara Angke, kemudian di Cilincing, di selatan nya Pelabuhan Tanjung Priok, di Muara Gembong, Bekasi, hingga Tanjung Karawang," imbuhnya.

Adapun dari sembilan sungai, dua di antaranya merupakan penyumbang sampah terbanyak.

Kedua sungai itu ialah Sungai Dadap di Tangerang dan Kali Bekasi di Bekasi.

"Itu yang membuang plastik ke teluk Jakarta sangat tinggi sehingga mengakibatkan, kalau misalkan contohnya dari sungai Dadap itu akan terbawa ke arah selatan dari bagian pesisir teluk Jakarta," kata Reza.