Digitalisasi Raport di Tangerang Terkendala, Pemkot Klaim e-Rapor Sudah Diperbaiki
Digitalisasi Rapor di Tangerang Terkendala, Pemkot Klaim e-Rapor Sudah Diperbaiki
Penulis: Ega Alfreda | Editor: Suharno
Laporan Wartawan TribunJakarta.com, Ega Alfreda
TRIBUNJAKARTA.COM, TANGERANG - Soal pembagian rapor secara digital yang diterapkan Pemerintahan Kota Tangerang masih menuai sejumlah kontroversi.
Sebab, beberapa waktu lalu pembagian rapor secara digital atau e-Rapor di Kota Tangerang mengalami gangguan tidak bisa diakses.
Sebagai informasi, pembagian rapor tahun ini di Kota Tangerang, tepatnya akhir semester ganjil sudah menggunakan Aplikasi e-Rapor.
Meski sempat menemui kendala terkait penginputan data nilai dari ribuan siswa di tingkat SD di Kota Tangerang, namun, kendala tersebut sudah tertangani oleh Diskominfo Kota Tangerang selaku pengembang aplikasi e-Erapor.
Kepala Seksi Pengembangan dan Intergrasi Aplikasi Layanan Publik, Diskominfo Kota Tangerang, Sandy Bayu Prastiawan, menegaskan bahwa penggunaan aplikasi e-Rapor sudah berjalan normal.
Menurutnya, e-Rapor sudah kembali normal pada Jumar (20/12/2019).
"Sudah bisa digunakan lagi secara normal. Kami meminta maaf atas kendala yang terjadi, tapi dipastikan sekarang sudah normal semua," ujar Sandy saat dikonfirmasi, Minggu (22/12/2019).
Ia menargerkan, pembagian rapor secara digital untuk siswa SD di Kota Tangerang dapat dilaksanakan awal Januari 2020 nanti.
Sebagai informasi sampai Jumat (20/12/2019) jumlah sekolah yang sudah cetak rapor sebanyak 421 sekolah dari 482 sekolah di Kota Tangerang.
Lalu, jumlah rapor siswa tercetak sebanyak 102.832 dari 172.035 siswa.
Sementara itu Kepala SDN Karawaci Baru 1, Kota Tangerang Enung Komariah, menuturkan, para guru di Karawaci hingga saat ini masih terus menginput nilai-nilai siswa.
"Kemarin sempat terhenti, Diskominfo terus berkomunikasi dengan kami sebagai pengguna. Tapi saat ini, kami sudah bisa mengaksesnya. Semua guru pun kembali mengejar keterlambatan inputan nilai di e-Rapor ini," kata dia.
Enung juga mengungkapkan bahwa tak sekadar server down yang menjadi alasan dimundurkannya pembagian rapor di tingkat SD.
Sebagai tahap awal, para guru masih dalam tahap memahami fitur demi fiturnya.
"Guru masih membutuhkan tambahan waktu dalam menerapkannya," tutup Enung.