Sisi Lain Metropolitan

Kisah Aceng, Tetap Berjualan Serbet di Kala Menderita Penyakit Jantung dan Paru-paru

Sambil menahan tangis, Aceng menuturkan sudah 3 bulan belakangan menderita penyakit paru-paru dan juga jantung

Penulis: Nur Indah Farrah Audina | Editor: Muhammad Zulfikar
TribunJakarta.com/Nur Indah Farrah Audina
Aceng, penjual serbet keliling di Bekasi Selatan hingga ke Jakarta Timur, Kamis (26/12/2019) 

Laporan Wartawan TribunJakarta.com, Nur Indah Farrah Audina

TRIBUNJAKARTA.COM, PONDOK GEDE - Masih harus menafkahi sang isteri, Ahmad Sujadi (73) rela jadi penjual serbet keliling di kala sakit.

Aceng, sapaannya merupakan warga Gang Kresek RT 1/4, Pondok Melati, Bekasi, Jawa Barat yang sejak beberapa tahun lalu sudah bekerja sebagai penjual serbet keliling.

Kulit putih dan pakaian yang serba bersih memberikan kesan tersendiri ketika melihat sosoknya.

Meskipun hanya penjual serbet, Aceng tetap menomor satu kan kebersihan, terutama kebersihan pada dirinya sendiri.

Sehingga dirinya tetap berpakaian bersih dan sopan selama bekerja.

Tak lupa, ia memakai topi untuk melindungi kepalanya dari panasnya sinar matahari maupun rintikan hujan.

"Rp 10 ribu 3, dibeli pak bu, cuma Rp 10 ribu aja," tawarnya ke setiap orang dari kejauhan.

Tanpa mengenal waktu, ia berjalan kaki dari pagi hingga tengah malam demi mengumpulkan uang untuk mencukupi kehidupannya.

Memiliki enam orang anak yang juga mengalami ekonomi serupa, membuatnya tak ingin menyusahkan tiap anaknya.

Terlebih tiga diantaranya merupakan anak perempuan dan sudah tak tinggal serumah karena ikut bersama suaminya.

"Anak ya ada, yang laki 3 di rumah. Tapi kan SMP juga engga. Makanya kerjanya cuma begitu aja. Kalau di suruh ngarit ya ngarit. Ya istilahnya serabutanlah. Gajinya cuma Rp 750 ribu perbulan. Jadi ngasih saya Rp 250 ribu. Makanya saya harus tetap bekerja," jelasnya kepada TribunJakarta.com, Kamis (26/12/2019).

Aceng, penjual serbet keliling di Bekasi Selatan hingga ke Jakarta Timur, Kamis (26/12/2019)
Aceng, penjual serbet keliling di Bekasi Selatan hingga ke Jakarta Timur, Kamis (26/12/2019) (TribunJakarta.com/Nur Indah Farrah Audina)

Saat ini, Aceng bekerja untuk menafkahi sang istri, Kani (67) dan memenuhi kebutuhannya dengan penghasilan bersih Rp 40-50 ribu setiap kali jualan.

Kendati demikian, Aceng mengatakan sudah tiga bulan terakhir sempat vakum akibat sakit.

Tubuhnya yang terlihat gagah dan sikap murah senyumnya selama ini ternyata mampu menutupi kondisi kesehatannya.

Sambil menahan tangis, Aceng menuturkan sudah 3 bulan belakangan menderita penyakit paru-paru dan juga jantung.

Bukan hanya Aceng, sang istri juga memiliki penyakit paru-paru dan tak bisa terlalu lelah ketika bekerja.

"Saya sudah 3 bulan ini enggak jualan. Habis minum obat tuh rasanya mual dan kepala pusing, gak kuat bangun. Jadi tiap pagi saya nyuci baju gantiin istri pakai mesin cuci. Pas mau keliling selalu enggak kuat karena pusing itu," sambungnya.

Akhirnya sejak beberapa hari terakhir ini, Aceng mengatakan tak meminum obat paru-parunya demi bisa berkeliling menjual serbetnya.

"Cara satu-satunya cuma enggak minum obat itu aja. Efek minum obat paru-paru kan seperti itu ke saya, makanya saya ini gak minum. Soalnya dari anak aja kan enggak cukup. Saya masih tulang punggung. Jadi harus kerja," ungkapnya sambil menahan tangis.

Demi melakukan 22 lusin serbet dalam 2 hari, Aceng terlihat rela menerobos hujan seperti hari ini agar dirinya bisa pulang lebih cepat.

"Sudah lama enggak jualan dan ini serbet dagangan lama. Makanya saya mau habiskan. Nanti saya berhenti sebentar kalau hujannya deras. Kalau gerimis ya jalan aja enggak apa-apa kan pakai topi," katanya.

Meskipun ditawari payung oleh sejumlah warga, Aceng tetap menolak karena menurutnya ribet lantaran kedua tangannya terus memegang tumpukan serbet agar tak jatuh ketika ia sedang berjalan.

Belanja di kota

Bagi sebagian orang, uang Rp 1-2 ribu merupakan hal yang sangat berharga.

Oleh sebab itu, Aceng menuturkan memilih berbelanja di daerah kota untuk mendapatkan serbet yang murah.

"Belanjanya di kota. Saya dari rumah jalan kaki dulu sampai ketemu TransJakarta. Habis situ naik aja," katanya.

Setiap berbelanja, Aceng selalu membeli 44 lusin serbet dengan harga sekiranya Rp 2 juta.

Selanjutnya, serbet tersebut ia panggul dan ia bersihkan di rumah.

Ya, tak banyak yang tahu jika sebelum dijual keliling, serbet yang dijajakan Aceng harus ia bersihkan selama berhari-hari.

"Kita belanja nih bawa pulang terus dipikul. Nah di situ masih benang mulu. Saya guntingin saya bersihin baru bisa jual. Jadi untungnya enggak seberapa tapi lelahnya ya lumayan," lanjutnya.

Nantinya, ketika semuanya laku terjual, keuntungan bersih yang didapat aceng sebesar Rp 400-500 ribu.

Ngadiman Dapati Anak Ular Kobra di Rumahnya Akibat Ayam Peliharaannya Berkokok Gaduh

Flyover Akses Menuju Bantargebang Diresmikan Januari, Gubernur Anies Baswedan Dijadwalkan Hadir

Rasa Aneh Sebelum Kecelakaan Bus Sriwijaya Tewaskan Ibu dan Adik, Puja Teringat Permintaan Si Bungsu

Pinjam modal di RT

Selain pergi ke kota, Aceng juga harus berbelanja dalam jumlah besar guna mendapatkan keuntungan yang terbilang lumayan.

Uang Rp 400-500 ribu sangatlah berharga untuk dirinya dan keluarganya. Sehingga untuk mencapai keuntungan itu, Aceng harus meminjam ke RT untuk membeli serbet dalam jumlah besar.

"Modalnya saya pinjam di 'Pro Ibu-Ibu' namanya. Jadi macam koperasi. Itu saya bayarnya selama 24 kali sejumlah Rp 60 ribu kalau pinjam Rp 2 juta," katanya.

Berkat koperasi lingkungan tersebut, Aceng mengatakan usahanya selalu berjalan lancar dan tak pernah kehabisan modal.

"Alhamdulillah untuk modal kebantu ya dari situ. Bersyukurnya saya tingg lingkungan yang ada seperti itu. Jadi saya pasti enggak kehabisan modal," katanya.

Saat ini, Aceng hanya berharap dapat terus diberikan kesehatan agar bisa tetap menafkahi keluarganya.

"Saat ini doa saya semoga cepat sehat. Sebab kalau sakit kasihan istri saya, pemasukannya berkurang juga. Saya berdoa supaya penyakit saya cepat diangkat dan pulih kembali," tandasnya.

Sumber: Tribun Jakarta
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved