Rasa Aneh Sebelum Kecelakaan Bus Sriwijaya Tewaskan Ibu dan Adik, Puja Teringat Permintaan Si Bungsu
Sepanjang perjalanan pulang ke Palembang, Puja (18) terus menangis. Berhari-hari lalu petanda akan ditinggal ibu dan adiknya sudah dirasanya.
Penulis: Y Gustaman | Editor: Siti Nawiroh
Sejak pisah dari suaminya sekitar setahun lalu, Fitria harus menghidupi anak-anaknya sendiri.
Sementara si sulung sudah berkeluarga dan tinggal terpisah.
Selama menjadi orangtua tunggal Fitria menghidupi anak-anaknya dengan membuat pempek dari rumah ke rumah jika ada warga yang memesan.
Dalam sehari, seorang diri Fitria sanggup membuat 30 sampai 40 kilogram pempek untuk menghidupi anak-anaknya.
"Dia (Fitria, red) adalah ibu yang kuat dan hebat," ucap Tini, warga sekitar, saat ditemui Tribun Sumsel pada Rabu (25/12/2019) malam.
"Kami sangat kehilangan, mau diganti uang pun kami tidak mau," sambung Tini.
Pihak Sriwijaya Tak Peduli
Nyimas Anita Eriani menceritakan situasi keluarga saat mendengar bus Sriwijaya kecelakaan.
Empat korban di antaranya adalah Fitria, adik Anita.
Anita mendapat kabar dari media sosial pada Selasa (24/12/2019) pukul 06.00 WIB, tentang bus Sriwijaya kecelakaan.

Sejam kemudian ia segera menghubungi pihak keluarga di Palembang untuk menjemput Fitria di loket bus Sriwijaya.
Namun, pihak bus Sriwijaya tidak mengetahui karena sampai pukul 07.00 WIB, bus dari Bengkulu belum juga tiba.
Puja, keponakan Anita, sempat pingsan mengetahui kenyataan ibunya sebagai korban kecelakaan bus Sriwijaya.
"Anak kedua Fitria pingsan saat melihat berita di televisi," cerita Anita, Rabu (25/12/2019) malam.
Masih penasaran, keluarga di Palembang langsung menghubungi keluarga di Bengkulu.