Rasa Aneh Sebelum Kecelakaan Bus Sriwijaya Tewaskan Ibu dan Adik, Puja Teringat Permintaan Si Bungsu
Sepanjang perjalanan pulang ke Palembang, Puja (18) terus menangis. Berhari-hari lalu petanda akan ditinggal ibu dan adiknya sudah dirasanya.
Penulis: Y Gustaman | Editor: Siti Nawiroh
Keluarga mencoba memastikan kabar yang beredar dengan mendatangi loket Sriwijaya di Jalan Bangka, Kota Bengkulu.
Mereka sangat kecewa karena pihak bus Sriwijaya menanggapi biasa dan tidak memberikan kabar kepada keluarga korban.
"Mereka juga tidak memberikan bela sungkawa sedikit pun."
"Bahkan menyuruh mencari informasi sendiri di tempat kejadian kecelakan," jelas Anita.
Tanda-tanda bakal ditinggal
Puja merasakan perilaku ibunya berbeda dari biasanya beberapa hari belakangan sebelum meninggal dalam kecelakaan.
Sekalipun Fitria sosok pendiam, sesekali masih suka berbincang dengan tetangga rumah.
Tapi tidak dalam beberapa hari belakangan karena lebih memilih berdiam di rumah.
Bahkan, Fitria sudah sangat jarang berbincang dengan orang lain.
"Mungkin keanehan sikap ibu sebagai pertanda musibah ini. Saya juga tidak menyangka," ujar Puja.
Ia sempat bertanya perihal sang ibu yang belakangan lebih banyak diam.
"Tidak apa-apa cuma capek saja," jawab Fitria seperti ditirukan putrinya.
Puja masih ingat pesan terakhir sang ibu untuknya melalui video call dua hari sebelum kecelakaan.
Fitria sempat berujar ingin memulai hidup dari awal bersama Puja dan adik-adiknya.
"Ibu ajak saya kerja di katering. Selain itu ibu menyarankan saya buka usaha online shop."