Sisi Lain Metropolitan

Melihat Megahnya Mausoleum di TPU Petamburan: Makam Bangsawan OG Khouw Pada Zaman Kolonial

makam Oen Giok (OG) Khouw beserta istri. Seorang konglomerat di masa Hindia Belanda. 

Penulis: Satrio Sarwo Trengginas | Editor: Wahyu Aji
TRIBUNJAKARTA.COM/SATRIO SARWO TRENGGINAS
Bangunan Mausoleum OG Khouw di TPU Petamburan, Tanah Abang, Jakarta Pusat pada Senin (30/12/2019). 

Laporan Wartawan TribunJakarta.com, Satrio Sarwo Trengginas

TRIBUNJAKARTA.COM, TANAH ABANG - Bangunan hitam tinggi menjulang terlihat megah di antara batu-batu nisan lainnya di Tempat Pemakaman Umum (TPU) Petamburan, Jakarta Pusat.

Dari kejauhan, bangunan itu bak gazebo raksasa dengan pilar-pilar jangkung berbahan batu granit di sekelilingnya.

Ketika mendekat ke bagian dalam, dua makam terbujur berdampingan di dalamnya, bukan gazebo.

Di tengahnya, terdapat patung malaikat.

Itu lah makam Oen Giok (OG) Khouw beserta istri. Seorang konglomerat di masa Hindia Belanda. 

Mereka bersemayam di bangunan megah yang bernama Mausoleum.

Di siang yang cukup terik, Lilie Suratminto mengajak TribunJakarta.com untuk melihat-lihat ke sekeliling Mausoleum itu.

Dosen Program Pascasarjana Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia (UI) dan Dekan Fakultas Sosial dan Humaniora Universitas Buddhi Dharma tersebut mengatakan, pemakaman Mausoleum itu terbilang mewah.

Saat memasuki area Mausoleum, dua patung seakan berdiri menyapa para peziarah yang datang.

Dua patung itu terdiri dari satu anak kecil dan anak muda.

"Di sebelah kiri saya ini ada patung anak kecil. Menjelaskan bahwa seseorang itu mula-mula kecil, kemudian tumbuh dewasa," ujar Lilie seraya menunjuk ke arah patung di kanannya.

Ketika berada di area luar Mausoleum, Lilie menjelaskan bahwa makam-makam ini merupakan sanak saudara dari OG Khouw.

Pada sebagian besar batu nisan yang ada di area itu, lanjut Lilie, berpahat tulisan Cina.

"Tapi ada juga yang memakai bahasa Indonesia," tambahnya.

Selepas melihat-lihat makam sanak saudaranya, kita berkesempatan untuk memasuki area dalam Mausoleum.

Di bagian dalam, terdapat dua makam sepasang suami istri, OG Khouw dan Lim Sha Nio yang dikeliling oleh pilar-pilar jangkung.

Menurut Lilie, ada makna dari keberadaan pilar-pilar berbahan granit itu.

"Pilar itu kan hubungan antara tuhan dan manusia, bumi dan langit, surga dan dunia," terangnya.

Di antara kedua makam yang berdampingan, terdapat patung malaikat.

"Ada patung malaikat untuk pelindung," bebernya.

Ruang Bawah Tanah

Bangunan Mausoleum OG Khouw di TPU Petamburan, Tanah Abang, Jakarta Pusat pada Senin (30/12/2019).
Bangunan Mausoleum OG Khouw di TPU Petamburan, Tanah Abang, Jakarta Pusat pada Senin (30/12/2019). (TRIBUNJAKARTA.COM/SATRIO SARWO TRENGGINAS)

Lilie menjelaskan bahwa bangunan Mausoleum itu memiliki ruang bawah tanah.

Untuk menuju ke ruang itu, tersedia dua buah tangga batu di sisi kanan dan kiri Mausoleum.

Sebelum memasuki ruang bawah tanah, terdapat pintu masuk dengan pilar di kedua sisinya bergaya Ionia.

Kalimat Rust in Vrede yang berarti istirahat dalam kedamaian terpasang di atas pintu masuk.

Begitu masuk ke dalam, terdapat dua karangan bunga duka cita yang melingkar berbahan batu marmer di atas dinding.

Lilie menerangkan di bagian dalam ruangan ini merupakan tempat jasad disemayamkan.

Di bagian belakang terdapat altar untuk melangsungkan doa.
Sementara di atas altar terpasang dua wajah timbul berbahan marmer dari mendiang OG Khouw dan Lim Sha Nio.

Orang Kaya Masa Hindia Belanda

Mengutip artikel Kompasiana yang berjudul Mausoleum OG Khouw di Petamburan, Termegah tapi Terlantar dari Djulianto Susantio mengatakan OG Khouw merupakan bangsawan di masa Hindia Belanda.

Di dalam artikel itu, penulis mengutip pernyataan Adjie Hadipriawan dari Komunitas Love Our Heritage (LOV), Khouw diketahui adalah tuan tanah dari Tambun.

Ia tak hanya menjadi pengusaha perkebunan tebu, akan tetapi juga pemilik bank bernama Than Kie Bank di Jalan Pintu Besi.

Dana Besar

Adjie juga menjelaskan bahwa dana yang digelontorkan pun tak main-main saat membangun Mauloseum.

Adjie menyebut dana awal untuk pembuatannya sebesar 200.000 gulden.

Pada kenyataannya, Mausoleum itu menghabiskan dana 500.000 gulden yang rampung pada tahun 1932.

Bahkan, lanjut Adjie, menurut Koran Sin Po, biaya pembangunan Mausoleum OG Khouw mengalahkan makam miliarder AS, John D Rockefeller.

Bisa dibilang juga, Mausoleum milik OG Khouw itu terbesar di Asia Tenggara.

Sumber: Tribun Jakarta
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved