Awal Tahun 2020 Jakarta Dikepung Banjir

Hari Pertama Masuk Sekolah Usai Libur, Kerja Bakti hingga Murid Tak Hadir karena Jadi Korban Banjir

"Hitungan kami ada 27 ribu siswa dan siswi terdampak banjir di Jakarta kemarin," kata Plt Kepala Dinas Pendidikan DKI Jakarta Syaefullah.

Penulis: Wahyu Aji Tribun Jakarta | Editor: Ferdinand Waskita Suryacahya
TRIBUNJAKARTA.COM/BIMA PUTRA
Murid SDN Bidara Cina 05 yang tak mengenakan seragam karena jadi korban banjir di Jatinegara, Jakarta Timur, Senin (6/1/2020). 

TRIBUNJAKARTA.COM - Total ada 27.000 siswa di Jakarta yang terdampak banjir 1 Januari 2020 lalu.

Pemprov DKI Jakarta memberikan keringanan kepada siswa yang peralatan sekolahnya terkena banjir.

"Hitungan kami ada 27 ribu siswa dan siswi terdampak banjir di Jakarta kemarin," kata Plt Kepala Dinas Pendidikan DKI Jakarta Syaefullah usai mengikuti upacara di SMP N 207 Jakarta Senin (6/1/2020) pagi.

Di SMP N 207 sendiri ada 134 siswa terdampak banjir.

Dilansir dari Warta Kota, Dinas Pendidikan DKI sendiri sudah memberikan bantuan berupa seragam sekolah kepada siswa terdampak banjir di SMP tersebut.

Selain itu pihak Pemprov DKI juga memberikan keringanan kepada seluruh siswa terdampak banjir di Jakarta.

"Siswa terdampak banjir bisa ke sekolah tanpa gunakan seragam sekolah sehingga tetap bisa ikut kegiatan belajar mengajar," kata Syaefullah.

Saat ini Pihak Dinas Pendidikan DKI Jakarta telah mendata sekolah dan siswa terdampak banjir Jakarta.

Pihak Dinas Pendidikan DKI juga sudah memberikan imbauan kepada seluruh sekolah untuk membantu kepengurusan dokumen siswa yang terdampak banjir.

Syaratnya kata Syaefullah korban banjir hanya memberikan surat keterangan kepada sekolah bahwa mereka korban terdampak banjir.

Pemberian bantuan kepada SMPN 207 Jakarta yang terdampak banjir besar yang melanda Jakarta, Senin (6/1/2020)
Pemberian bantuan kepada SMPN 207 Jakarta yang terdampak banjir besar yang melanda Jakarta, Senin (6/1/2020) (Warta Kota/Desy Selviany)

"Jika ada dokumen sekolah terendam banjir masyarakat tinggal datang ke sekolah dan berikan keterangan atas kerusakan surat-surat tersebut, seluruhnya itu gratis," kata Syaefullah.

Kelas bau tak sedap, murid kerja bakti

Ratusan siswa SMPN 22 Serpong Utara, Tangerang Selatan (Tangsel), mulai masuk sekolah pada Senin (6/1/2020).

Namun kegiatan belajar mengajar (KBM) belum mulai secara normal, melainkan para siswa diminta untuk kerja bakti terlebih dahulu.

Hal itu karena sekolah yang berlokasi di Gang Voris, Jalan Nurul Iklhas, Lengkong Karya, itu ikut terrendam banjir pada awal tahun 2020 lalu.

Kepala Sekolah SMPN 22 Tangsel, Yantho, mengatakan, banjir pada Rabu (1/1/2020) itu mencapai 1 meter di dalam kelas.

"Kalau posisi di halaman sekolah 1,5 meter, kalau masuk ke kelas, imbas air itu kurang lebih 1 meter. Karena kursi duduk anak-anak dan kursi duduk kita itu sudah basah semua," ujar Yantho.

Yantho mengatakan kondisi sekolah, utamanya di kelas, menjadi bau dan mengganggu para siswa.

Ia meminta kepada Dinas Kesehatan untuk mengirimkan pembasmi kuman agar kelas kembali bersih dan nyaman.

"Terkait Dinas Kesehatan, saya minta tolong ada pembasmi kuman, karena bagaimanapun itunakan pasti ada. Dan keadaan kelaspun baunya ya agak kurang nyamanlah di hidung, kan itu bisa Ispa juga, masalah penyakit juga," ujarnya.

Harini Dwipanda (12), salah satu siswa kelas VII SMPN 22, tengah kerja bakti memegang sapu dan membersihkan bagian lobi sekolah.

Ia mengatakan saat hari pertama masuk memang disuruh guru untuk kerja bakti.

Sejumlah siswa SMPN 22 Tangsel, Serpong Utara, tengah kerja bakti, Senin (6/1/2020).
Sejumlah siswa SMPN 22 Tangsel, Serpong Utara, tengah kerja bakti, Senin (6/1/2020). (TRIBUNJAKARTA.COM/JAISY RAHMAN TOHIR)

"Iya kerja bakti dulu," ujar Panda singkat.

Panda juga mengeluhkan kondisi kelasnya yang bau pasca banjir.

"Bau kelasnya, enggak nyaman belajar," ujarnya.

Jadi korban banjir, murid tak masuk sekolah

Aktivitas belajar di SDN Bidara Cina 05, Kecamatan Jatinegara di hari pertama belajar belum sepenuhnya efektif karena banyak murid jadi korban banjir.

Kepala SDN Bidara Cina 05 Sudarto mengatakan sedikitnya 60 persen murid belum dapat masuk sekolah karena jadi korban banjir luapan Kali Ciliwung.

"Belum, baru 60 persen lah masuk. Yang lain masih kebanjiran. Tapi sekolah sudah siap untuk aktivitas belajar," kata Sudarto di Jatinegara, Jakarta Timur, Senin (6/1/2020).

Murid SDN Bidara Cina 05 yang tak mengenakan seragam karena jadi korban banjir di Jatinegara, Jakarta Timur, Senin (6/1/2020).
Murid SDN Bidara Cina 05 yang tak mengenakan seragam karena jadi korban banjir di Jatinegara, Jakarta Timur, Senin (6/1/2020). (TRIBUNJAKARTA.COM/BIMA PUTRA)

Kegiatan belajar berlangsung di lantai 2, 3, dan 4 yang tak terdampak banjir yang merendam sekolah dengan ketinggian sekitar 70 sentimeter.

Namun Sudarto mengakui ada sejumlah muridnya yang di hari pertama masuk sekolah tak mengenakan pakaian seragam.

"Terus terang saja karena banjir anak-anak ada yang tidak berpakaian seragam. Masih pada basah kali ya seragamnya," ujarnya.

Beruntung perlengkapan sekolah di SDN Bidara Cina 05 sudah lebih dulu diselamatkan para guru sebelum pada Rabu (1/1/2020) banjir merendam.

Letak wilayah permukiman Bidara Cina yang termasuk wilayah rawan banjir membuat pihak sekolah mengantisipasi luapan Kali Ciliwung.

"Untuk antisipasi kami sebelum banjir alat-alat dan barang elektronik sudah kita naikin ke lantai dua. Jadi enggak fatal juga, kerusuhan hanya sebagian kecil," tuturnya.

Pantauan wartawan TribunJakarta.com, aktivitas belajar di SDN Bidara Cina 05 berlangsung normal meski sejumlah murid tak mengenakan seragam dan sepatu.

Para murid yang berdomisili di sekitar sekolah tampak masih dapat tersenyum meski rumah mereka sempat kebanjiran dengan ketinggian air sekitar 1,5 meter.

(WartaKota/Desy Selviany/TribunJakarta/Bima/Jaisy)

Sumber: Tribun Jakarta
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved