Banjir di Tangerang Selatan
Harga Ribuan Gamis dan Kerudung yang Terendam Banjir di Pondok Aren Mencapai Rp 515 Juta
Rendi rela mencuci dan menjemur dagangannya hingga menunggui sampai malam hari, lantaran nilai rupiah yang tidak sedikit.
Penulis: Jaisy Rahman Tohir | Editor: Muhammad Zulfikar
Laporan Wartawan TribunJakarta.com, Jaisy Rahman Tohir
TRIBUNJAKARTA.COM, PONDOK AREN - Sebanyak 4.000 pakaian wanita berupa gamis dan 2.000 kerudung siap jual, terrendam banjir awal tahun di Perumahan Pondok Maharta, Pondok Kacang Timur, Pondok Aren, Tangerang Selatan (Tangsel).
Sang pemilik, Rendi (19), bersama karyawannya, sampai harus mencuci dan menjemurnya agar bisa dijual.
Bahkan Rendi khusus mendirikan tenda dengan atap transparan untuk menjemur ribuan dagangannya itu.
"Saya begadang nungguin jemuran ini," ujar Rendi Selasa (7/1/2020).
Rendi rela mencuci dan menjemur dagangannya hingga menunggui sampai malam hari, lantaran nilai rupiah yang tidak sedikit.
Ia memaparkan, harga satu gamis yang diproduksinya mencapai Rp 85 ribu, jika dikalikan 5.000 pieces, harganya mencapai Rp 425 juta.
Sedangkan harga per satu kerudung Rp 45 ribu. Jika dikalikan 2.000 pis harganya mencapai Rp 90 juta.
"Ya kalau ditotal segitu, Rp 515 juta," ujarnya.
Harga tersebut bisa lebih mahal jika dibeli di toko pengecer, atau tangan ke tiga.
"Ibaratnya saya tangan pertama, gamis dijual di Tanah Abang bisa Rp 125 ribu, kalau ditoko bisa Rp 200 ribu," ujarnya.
Terendam banjir
Sebanyak 5.000 pakaian wanita dan 2.000 kerudung ikut terendam banjir awal tahun di Kompleks Perumahan Pondok Maharta, Jalan Maharta X, Pondok Kacang Timur, Pondok Aren, Tangerang Selatan (Tangsel).
Rendi (19), sang pemilik, mengatakan, pakaian dan kerudung tersebut merupakan pasokan untuk dijual ke pedagang di Pasar Tanah Abang, Jakarta Pusat.
"Ini ada 5.000 gamis. Yang di bawah itu kerudung, ada 2.000 lembar. Biasa dijual ke Tanah Abang, jadi orang beli lagi dari Tanah Abang. Ibaratnya saya tangan pertama," ujar Rendi sambil menjemur gamis tersebut, Selasa (7/1/2020).
Usaha konveksi partai besar itu merupakan usaha kakeknya yang kini diteruskan Rendi.
Rendi mengatakan, saat banjir melanda pada Rabu (1/1/2020), ribuan pieces pakaian jenis gamis dan aneka kerudung itu sedang berada di gudang.
Ia sudah mengantisipasi banjir dengan meletakkannya di tempat tinggi, namun ketinggian air di luar dugaan.
• Predator Anak Asal Pademangan Kerap Cabuli Korbannya di Rumah Kosong
• BB Selaku Pemilik Gedung Membeli Bangunan yang Kemarin Ambruk Melalui Proses Lelang Tahun 1997
"Ternyata airnya tinggi. Di dalam rumah itu sepinggang, kalau di luar sudah segini," ujarnya sambil menunjuk dada menunjukkan ketinggian air.
Rendi bersama pegawainya mencuci ribuan pakaian dan kerudung itu agar bisa dijual.
"Waktu kerendem kan semuanya sudah diplastikan, jadi enggak noda, cuma basah saja. Saya cuci dikucek," ujarnya.
Selepas dicuci, ribuan pakaian dan kerudung itu dijemur di depan rumah yang dijadikan gudang itu.
Karena cuaca yang masih sering turun hujan, Rendi sampai membuat jemuran berupa tenda dengan atap plastik agar sinar matahari bisa masuk.
"Ini ya biar mataharinya masuk, habisnya masih hujan terus," ujarnya.