Banjir di Tangerang Selatan
''Pesona Serpong Keras Bos,'' Hujan Kebanjiran, Kemarau Kekeringan, Bau Sampah Setiap Hari
Posisi Pesona memang sangat dekat dengan TPA Cipeucang, tak sampai 1 kilometer, bahkan gunungan sampahnya terlihat jelas.
Penulis: Jaisy Rahman Tohir | Editor: Wahyu Aji
Padahal empat bulan sebelumnya, April 2019, Pesona direndam banjir setinggi dua meter akibat luapan sungai Cisadane.
"Itulah, mau bilang apa," ujarnya pasrah.

Fatilase memikirkan sejumlah pilihan solusi untuk ke depannya setelah rangkaian musibah yang menimpanya. Baginya, relokasi bisa menjadi opsi utama.
"Saya lihat teman-teman juga mau (direlokasi) sih kalau lokasinya pas. Cuma kita sudah tidak ada uang ini," ujarnya.
Selain relokasi, Fatilase mengatakan banjir bisa diredam dengan membangun tanggul yang tinggi di sepanjang irisan antara perumahan dan Sungai Cisadane.
"Tanggul saja lima meter, karena kan banjir ini tiga meter," ujarnya.
Sementara Wawan (39), warga Pesona Serpong lainnya, mengatakan, kekeringan yang terjadi tidak masuk akal, mengingat lokasi perumahan berada di dekat sungai.
Menurutnya, mesin yang digunakan untuk memenuhi kebutuhan air warga, bermasalah.
"Kendala di mesin, sebab enggak masuk akal kalau kekeringan," ujar Wawan.
Sedangkan terkait banjir, Wawan sudah tidak memiliki solusi lain selain relokasi. Baginya tanggul tidak akan kuat menahan debit air Cisadane.
"Kalau bisa nih ya, pemerintah cari tempat. Namanya sebagai warga, enaknya dipindahin. Mau ditembok seperti tembok Cina tetap banjir," ujarnya.
Wawan juga angkat biacara terkait keberadaan TPA Cipeucang yang sangat mengganggu.
Terlebih saat sampah yang sudah menggunung itu sedang diaduk menggunakan alat berat, baunya sangat tidak sedap.
"Bau banget, apa lagi kalau lagi ngaduk," ujarnya.
Terkait bau sampah, Sri Irianti (41), salah satu penghuni pertama Pesona Serpong merasa tertipu.