Sisi Lain Metropolitan

Kisah Inih, Penjual Opak di Condet: Tenar Usai Masuk TV Hingga Diberi Tempat Jualan

Sejak 3 tahun belakangan, ibu 4 anak asal Cirebon ini sudah tak lagi berkeliling usai suaminya, Sarmi meninggal dunia akibat sakit.

Penulis: Nur Indah Farrah Audina | Editor: Wahyu Aji
TRIBUNJAKARTA.COM/NUR INDAH FARRAH AUDINA
Inih, penjual opak, makaroni dan emping di Condet, Kramat Jati, Jakarta Timur bersama anaknya Yani, Selasa (7/1/2020) 

Tak hanya warga asli Condet, warga keturunan Arab di Condet pun banyak yang menyukai kue kering buatnya itu.

"Sayangnya jualan kue harus diganti sama opak itu karena bapak saya meninggal. Jadi sekarang orang sini tahunya nenek penjual opak ya itu ibu saya. Dari masuk tv itulah sudah banyak yang kenal. Makanya kalau ada bantuan apa dan kebetulan ibu saya lagi enggak jualan, pasti orang-orang sudah tahu kalau ditanya rumah ibu saya," lanjut Yani.

Ketenaran Inih pun semakin santer didengar.

Hingga beberapa tahun lalu, Ismail, pemilik Evi Parfum menawarkan tempatnya untuk lokasi Inih berjualan.

"Akhirnya saya dikenal sama bapak Arab (Ismail). Tangan saya ditarik dan disuruh jualan di situ. Katanya dia tahu saya ya dari acara tv dan sering lihat saya. Akhirnya saya dikasih tempat di situ buat jualan biar enggak lelah keliling," ungkap Inih.

Hingga saat ini, Inih menetap jualan di lokasi tersebut mulai pukul 16.00-23.00 WIB.

"Bapak Arab tuh baik banget. Saya ditanyakan terus sudah makan atau mau apa. Soalnya saya jualan dari sore sampai malam. Sebab di situ kan ramainya sore," jelas Inih.

Pergi haji

Usai tenar dan banyak dikenal, Inih mengakui kerap menerima sejumlah donasi.

Oleh sebab itu, uang tersebut ia kumpulkan dan ia gunakan untuk biaya ke tanah suci tanpa sepengetahuan anak-anaknya.

Sampai akhirnya ketika uang sekira Rp 70 juta terkumpul, Inih meminta tolong kepada anaknya untuk didaftarkan pergi haji.

"Anak-anaknya juga enggak tahu. Malahan rencananya ibu saya berangkat sama bapak. Tapi karena bapak enggak ada jadi saya gantikan bapak. InsyaAllah paling cepat tahun ini berangkat," ujar Yani.

Selain pergi haji, hasil dari usahanya sejak tahun 1960-an, Inih memiliki beberapa meter tanah yang sudah ia jadikan 3 rumah.

"Kata ibu dia sudah enggak kepengin apa-apa. Dia cuma berdoa semoga dipanjangkan umur agar bisa melihat kabah sebelum tutup usia," ujarnya.

Sumber: Tribun Jakarta
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved